November 2014

Maroko, Negara dengan Cara Menghafal Alquran Terbaik di Dunia

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Membaca secara berulang-ulang atau mengartikan arti kata demi kata  terlebih dahulu dari Alquran dan membaca apa yang telah di hafalnya dengan  di dengarkan oleh seorang guru yang sudah sangat kuat hafalannya adalah metode  menghafal Alquran yang berlaku di Indonesia dari dulu dan mungkin sudah mengakar secara historis. Lain halnya dengan metode Alquran yang telah berkembang di negara Maroko, salah satu negara yang masih menggunakan system kerajaan yang terletak di benua Afrika. Penulis mulai mengingat-ingat apa yang pernah di lihatnya dalam sebuah film yang berdurasi kurang lebih 30 menit tentang cara menghafal Alquran  terbaik di dunia adalah di negara Maroko, ternyata ketika penulis membandingkan dengan system atau metode menghafal di Indonesia, metode dengan cara menulis itu lebih memberikan yang lebih pada diri santri. Metode menghafal di Maroko. Dalam prakteknya  kita kenal sebuah alat  dengan  nama lauh atau dalam bahasa Indonesianya  adalah papan,  dengan ukuran yang tidak terlalu besar berkisar 50 cm dengan berbentuk persegi panjang dengan di hiasi garis-garis yang di buat secara permanen, untuk memudahkan dalam menulis ayat-ayat Alquran. Santri-santri hufadz atau santri penghafal Alquran yang mayoritas merupakan penduduk  sekitar masjid setiap harinya harus menulis  semua  ayat Alquran yang akan di hafalnya. Penulisan ini dilakukan di atas papan yang telah di siapkan dengan   menggunakan pensil yang terbuat dari bambu atau sejenisnya yang di desain dengan tinta khusus. Dari sekian banyak santri, ada yang menulisnya hingga 5 ayat bahkan sampai 50 ayat semua itu tergantung kadar kemampuannya. Setelah papan telah penuh dengan ayat Alquran yang akan di hafal, maka selanjutnya ketelitian  sang guru dalam membetulkan tulisan santri inilah yang akan menentukan kebenaran hafalan santri. Setelah semua tulisan di  periksa, sang santri pun mulai membaca secara  di ulang-ulang dengan badan yang di hadapkan ke papan. Langkah terakhir yang berlaku secara umum di seluruh pesantren di Indonesia adalah santri mulai melafadzkan hafalannya di depan sang kiai untuk di tes kebenaran hafalannya. Keistimewaan menghafal dengan cara menulis di atas papan. Keisitimewaan menghafal dengan cara menulis di atas papan santri akan lebih  teliti ketika di suruh  menuliskan ayat-ayat Alquran yang telah di hafalnya karena telah terbiasa menyalin dari mushaf ke  dalam papan.  Menurut Ust. Ali salah satu staf pengajar di Darul Quran Kenitra mengatakan bahwa alah satu keistimewaan yang lain adalah konsentrasi seorang santri akan tertuju hanya pada satu papan yang ada di depanya, lain halnya ketika dengan menggunakan mushaf, konsentrasi itu akan terbagi dengan halaman lain yang di lihatnya. Kelebihan lain yang dapat penulis amati adalah kesabaran yang terus di latih pada jiwa santri ketika menuliskan ayat demi ayat dari Alquran, yang sejatinya mereka mampu untuk menghafal secara langsung tanpa menulis terlebih dahulu. Penulis berharap metode seperti ini bisa mulai di terapkan di seluruh pesantren tahfidz yang ada di Indonesia. *Penulis adalah mahasiswa STAINU Jakarta yang sedang mengikuti program kelas internasional di universsitas Ibn. Thofail, Kenitra, Maroko.

Maroko, Negara dengan Cara Menghafal Alquran Terbaik di Dunia Read More »

Hafalan Al Qur’an Yang Lebih Utama !

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Abu Umar bin Abdil Barr rahimahullah berkata:“Menuntut ilmu itu ada tahapan-tahapannya. Ada marhalah-marhalah dan tingkatan-tingkatannya. Tidak sepantasnya bagi penuntut ilmu untuk melanggar/melampaui urutan-urutan tersebut. Barangsiapa secara sekaligus melanggarnya, berarti telah melanggar jalan yang telah ditempuh oleh as-salafus shalih rahimahumullah. Dan barangsiapa yang melanggar jalan yang mereka tempuh secara sengaja, maka dia telah salah jalan, dan siapa saja yang melanggarnya karena sebab ijtihad maka dia telah tergelincir. Ilmu yang pertama kali dipelajari adalah menghafal Kitabullah Azza wa Jalla serta berusaha memahaminya. Segala hal yang dapat membantu dalam memahaminya juga merupakan suatu kewajiban untuk dipelajari bersamaan dengannya. Saya tidak mengatakan bahwa wajib untuk menghafal keseluruhannya. Namun saya katakan bahwasanya hal itu adalah kewajiban yang mesti bagi orang yang ingin menjadi seorang yang alim, dan bukan termasuk dari bab kewajiban yang diharuskan.” Al-Khathib Al-Baghdadi rahimahullah berkata:“Semestinya seorang penuntut ilmu memulai dengan menghafal Kitabullah Azza wa Jalla, di mana itu merupakan ilmu yang paling mulia dan yang paling utama untuk didahulukan dan dikedepankan.” Al-Hafidz An-Nawawi rahimahullah berkata:“Yang pertama kali dimulai adalah menghafal Al-Qur’an yang mulia, di mana itu adalah ilmu yang terpenting di antara ilmu-ilmu yang ada. Adalah para salaf dahulu tidak mengajarkan ilmu-ilmu hadits dan fiqih kecuali kepada orang yang telah menghafal Al-Qur’an. Apabila telah menghafalnya, hendaklah waspada dari menyibukkan diri dengan ilmu hadits dan fiqih serta selain keduanya dengan kesibukan yang dapat menyebabkan lupa terhadap sesuatu dari Al-Qur’an tersebut, atau waspadalah dari hal-hal yang dapat menyeret pada kelalaian terhadapnya (Al-Qur’an).” (An-Nubadz fi Adabi Thalabil ‘Ilmi hal. 60-64)

Hafalan Al Qur’an Yang Lebih Utama ! Read More »

Hukum Menangis Ketika Membaca Al-Qur’an

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Menangis merupakan sesuatu yang biasa terjadi pada setiap orang. Namun menangis dengan sebab mendengar atau membaca ayat Al-Qur’am tentu merupakan peristiwa yang tidak terjadi pada setiap orang. Hanya orang-orang yang beriman yang mampu meresapi makna ayat-ayat Al-Qur’an dan memahami kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala yang bisa menetes air matanya saat membaca atau mendengar bacaan Al-Qur’an. Hal ini menunjukkan pula kelembutan hatinya. Sesungguhnya lunaknya hati dan cucuran air mata di saat membaca Al-Qur’an adalah ciri-ciri kaum salaf radhiyallahu ‘anhum. Keutamaan Menangis Di Saat Membaca Al-Qur’an Menangis di saat berdzikir dan membaca Al-Qur’an adalah sifat dari orang-orang yang arif dan syiar hamba-hamba Allah yang shalih. Sebagaimana Allah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, dan mereka berkata: “Maha Suci Tuhan kami;sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi.” Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” (Al-Isra’: 107-109) Imam Al-Qurthubi berkata tentang firman Allah Azza wa Jalla: “Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” “Dalam hal ini Allah berlebihan dalam mensifati mereka sekaligus pujian buat mereka dan merupakan hal yang wajar bagi setiap muslim yang memiliki ilmu atau sedikit dari ilmu untuk menggapai kedudukan semacam ini, merasa khusyuk, tunduk dan merendah diri ketika mendengar bacaan Al-Qur’an. Lalu beliau berkata bahwa ayat ini sebagai dalil akan bolehnya menangis dalam shalat yang timbul dari perasaan takut kepada Allah atau terhadap perbuatan maksiatnya dalam agama ini. Dan yang demikian itu tidaklah membatalkan atau mengurangi kesempurnaan shalat.” [1] Abdul-’Ala At-Taimi [2] berkata: “Barangsiapa yang memiliki ilmu dan tidak bisa membuatnya menangis maka patut dikatakan ia telah mendapatkan ilmu yang tidak bermanfaat baginya.” Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan tentang sifat dari ahlul ilmu dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, dan mereka berkata: “Maha Suci Tuhan kami;sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi.” Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” (Al-Isra’: 107-109) Sesungguhnya apa yang didapati oleh seseorang dari perasaan gemetar pada hatinya, air mata menetes dan tubuh yang merinding di saat mendengar ayat-ayat Allah atau dzikir yang masyru’ (disyariatkan) maka ini adalah seutama-utama keadaan yang telah disebutkan dalam Al-Kitab dan As-Sunnah. [3] Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya.” (Az-Zumar: 23) Dan Allah berfirman: “Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.” (Maryam: 58) Imam Al-Qurthubi berkata: Di dalam ayat ini terdapat bukti yang kuat bahwa ayat-ayat Allah punya pengaruh terhadap hati. [4] Arti dan Macam-macam Menangis Ar-Raghib berkata: ‘bakaa yabkii’ bukan dengan mad (memanjangkan bacaannya) berarti air mata yang menetes karena perasaan sedih dan meratapi. Ibnul Qoyyim berkata: Menangis itu ada beberapa macam: – Menangis sebagai curahan kasih sayang dan belas kasig. – Menangis yang timbul dari perasaan takut dan khasyyah. – Menangis karena perasaan cinta dan rindu. – Menangis sebagai luapan rasa bahagia dan senang. – Menangis lantaran keluh kesah terhadap perkara yang menyakitkan hati lalu tidak mampu menanggung beban tersebut. – Menangis yang timbul lantaran perasaan sedih. Perbedaan antara tangisan yang timbul lantaran perasaan sedih dengan tangisan yang timbul dari perasaan takut adalah bahwa tangisan yang ditimbulkan oleh perasaan sedih disebabkan oleh kejadian yang sudah lewat, sedangkan tangisan yang ditimbulkan oleh perasaan takut disebabkan oleh kekhawatiran terhadap sesuatu yang akan datang. Sedangkan tangis yang timbul dari luapan rasa bahagia dan tangisan yang timbul dari perasaan sedih, bahwa air mata dari luapan rasa senang terasa dingin dan hati terasa bahagia sedangkan air mata yang timbul dari kesedihan terasa hangat sedang hatipun terasa sedih. – Menangis lantaran lemah dan ketidakberdayaan. – Menangis yang timbul dari sifat nifaq, mata menangis namun hatinya membatu, pelakunya menampakkan kekhusyukan padahal sebenarnya ia adalah manusia yang paling keras hatinya. – Menangis yang disewakan dan diperdagangkan, seperti tangisan orang-orang yang disewa untuk meratapi. – Menangis yang timbul secara kebetulan seperti seseorang melihat manusia menangis karena sebab sesuatu lalu ia turut menangis pula bersama mereka dalam keadaan ia tidak mengerti sebab apa mereka menangis. Akan tetapi ketika ia melihat mereka menangis lalu ia hanyut menangis. Jenis Menangis Pura-pura Tangisan yang dilakukan dengan memberat-beratkan diri maka yang demikian itu dinamakan berpura-pura menangis, hal ini ada dua macam: 1. Berpura-pura menangis yang memiliki nilai terpuji. 2. Berpura-pura menangis yang memiliki nilai tercela. Adapun berpura-pura menangis yang terpuji adalah yang bisamendatangkan kelunakan hati dan perasaan takut kepada Allah serta tidak membawa kepada perbuatan riya’ ataupun sum’ah. Umar radhiyallahu ‘anhu mengatakan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika ia melihat beliau dan Abu Bakar menangis akan keadaan tawanan perang Badr: “Beritakan kepadaku, apa yang membuat engkau menangis wahai Rasulullah? Kalau memang aku mendapati hal itu membuatnya menangis maka aku akan menangis dan jika tidak maka aku akan berpura-pura menangis karena tangisan engkau berdua.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak mengingkari perbuatan tersebut, demikian juga ada sebagian salaf mengatakan: “Menangislah kalian dari rasa takut kepada Allah, kalau kalian tidak bisa menangis maka berpura-puralah kalian menangis!” Adapun bagian kedua yaitu berpura-pura menangis yang tercela: adalah yang diperbuat untuk mendapatkan pujian dari makhluk, maka sering kali kita mendengar dan melihat orang yang berpura-pura menangis untuk tujuan materi belaka atau semata-mata ingin dilihat atau didengar. [5] Petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam Menangis Tangis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam serupa dengan tertawanya, tidak tersedu-sedu dan tidak berteriak-teriak seperti halnya tertawanya beliau tidaklah terbahak-bahak namun kedua matanya berlinang hingga meneteskan air mata, terdengar pada dada beliau desis nafasnya. Terkadang tangisan beliau sebagai bentuk ungkapan kasih sayang terhadap orang yang meninggal atau pula sebagai ungkapan rasa kekhawatiran dan belas kasih terhadap umatnya dan kadang karena rasa takut kepada Allah atau ketika mendengar Al-Qur’an. Yang seperti itu adalah tangisan yang timbul dari rasa rindu, cinta dan pengagungan bercampur rasa takut

Hukum Menangis Ketika Membaca Al-Qur’an Read More »

Kiat Menjaga hafalan Al-Qur’an

  Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Segala puji hanya bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.Sebelumnya perlu diketahui bahwa saya bukanlah seorang penghafal Al-Qur’an. Sudah ada begitu banyak artikel yang membahas permasalahan ini, mulai dari pembahasan ulama, ustadz, dll. Adapun tulisan ini hanyalah menyadur dari tulisan yang saya baca. Diantara kiat-kiat dalam menjaga hafalan Al-Qur’an adalah 1. Membaca ayat-ayat yang telah dihapal di dalam shalat sunnah Terkadang, di dalam shalat sunnah rawatib, kita ingin ‘menyegerakan’ untuk mengakhirinya, sehingga surah-surah yang kita baca adalah surah-surah pendek seperti Al-Ikhlas dan Al-Kautsar. Padahal, pada shalat tersebut seharusnya kita bisa membaca ayat-ayat yang baru saja kita hafalkan. Karena itulah, adalah salah satu kebiasaan yang baik bagi kita yang ingin menghafalkan Qur’an untuk membaca ayat-ayat tersebut pada shalat-shalat sunnah, karena pada shalat wajib, rasanya tidak memungkinkan untuk menyesuaikan bacaan kita dengan sang imam. Dengan demikian, shalat sunnah juga bisa menjadi fasilitas muroja’ah bagi kita karena sesuatu yang kita baca berulang-ulang akan tertanam dengan sangat kuat di pikiran kita. Maka dari itu, jangan sampai kita memisahkan shalat dari hafalan Al-Qur’an. 2. Mengulang-ulang hafalan di setiap waktu dan kesempatan Seseorang yang memang berniat untuk menghafalkan Al-Qur’an sudah seharusnya menyibukkan waktunya dengan Al-Qur’an dan menjaga diri dari kesibukan yang dapat melalaikan diri dari Al-Qur’an. Rasulullah bersabda,     “Apabila orang yang menghafal Al Qur’an membacanya di waktu malam dan siang hari, dia akan mengingatnya. Namun jika dia tidak melakukan demikian, maka dia akan lupa.” (HR. Muslim) Begitu banyak waktu-waktu senggang kita terbuang sia-sia karena hal yang tidak bermanfaat, padahal bisa kita manfaatkan dengan baik untuk menambah hafalan kita. Misalnya, ketika kita sedang janjian dengan teman, ternyata teman tersebut datang terlambat 5-15 menit. Apakah yang kita lakukan dalam 5-15 menit itu? Mungkin kadang kita menggumam, kesal, mencaci teman kita, dan menghabiskan energi-energi berlebihan yang tidak perlu. Padahal, seharusnya dalam waktu yang sempit itu, kita bisa menambah hapalan kita 1-2 baris jika kita benar-benar mencoba mengkonsentrasikan diri. Selain itu, berdasarkan cerita dari seorang teman saya, ketika ke kampus dia menghabiskan waktu di dalam bus sekitar 30 menit – 1 jam, jadi di dalam bus itu beliau berusaha untuk menambah hafalannya atau membaca buku yang bermanfaat. Dari sini seharusnya kita belajar bahwa begitu banyak waktu kita yang tersiakan begitu saja. Padahal seandainya waktu-waktu ini kita manfaatkan dengan baik, pasti kita akan mampu menambah hafalan kita menjadi lebih banyak. Pada waktu-waktu seperti yang kami sebutkan di dalam contoh inilah seharusnya kita bisa mengulang-ulang halaman yang baru kita hafalkan, atau menggabungkannya dengan halaman-halaman sebelumnya. 3. Bacaan penguji Bacaan penguji adalah bacaan yang mengetes dan menguji kita. Dengan adanya bacaan penguji ini kita bisa tahu apakah ayat yang kita hafalkan ini sudah benar atau tidak. Oleh karena itu, jika kita memiliki kesempatan untuk menjadi imam shalat, maka bacalah apa yang telah kita hafalkan. Bila kita telah merasa nyaman dengan bacaan tersebut tanpa terbata-bata, takut, atau berhenti di tengah ayat, maka bacaan tersebut insya Allah sudah benar. Tapi, jika kita melakukan kesalahan dalam membaca ayat, hendaklah kita langsung ruku’ (tidak mengganti surah); dan jika melakukan hal yang sama pada rakaat berikutnya, maka ganti dengan surah lainnya. 4. Mendengarkan kaset-kaset murottal Al-Qur’an Salah satu nikmat yang harus kita syukuri karena hidup pada zaman ini adalah dengan berkembangnya teknologi. Dengan berkembangnya teknologi, sekarang kita bisa menggunakan kaset-kaset mp3 untuk membantu kita bisa mendengarkan bacaan Al-Qur’an dari qari-qari yang ada untuk membenarkan cara baca kita, tentu dengan kontennya juga. Kita bisa menggunakannya di rumah, di kampus, di kantor, di tempat tidur dll tanpa harus dibatasi oleh waktu-waktu tertentu. Untuk yang memiliki iphone, saya menyarankan untuk menggunakan aplikasi Memorize Quran for Kids & Adults yang informasinya bisa dilihat pada link berikut, https://itunes.apple.com/us/app/memorize-quran-for-kids-adults/id413035746 . Aplikasi ini adalah aplikasi gratis tetapi hanya untuk juz 30 saja, adapun juz-juz sebelumnya kita harus membayar agar bisa menggunakannya. Untuk yang memiliki komputer/laptop, saya menyarakan untuk menggunakan software Juz 30 yang informasinya bisa dilihat pada link berikut, http://www.imaanstar.com/juz30.php 5. Konsisten dengan satu mushaf Menggunakan satu mushaf juga memudahkan kita untuk menghafal. Karena dengan menggunakan satu mushaf memudahkan anda untuk mengingat letak dari ayat tersebut. Apalagi jika mushaf tersebut adalah mushaf berwarna, tentu warna-warna ini juga bisa membantu ingatan kita untuk mengingat pola pada ayat-ayat yang kita hafalkan. Dan mushaf yang paling bagus adalah mushaf yang ayatnya tidak terpotong pada halaman selanjutnya, karena hal ini bisa mengganggu proses menghafal. 6. Mengoptimalkan seluruh fungsi panca indera Ini adalah faktor yang terpenting dari semuanya. Karena dari sudut pandang keilmuan, diketahui bahwa menggunakan satu panca indera pada suatu pekerjaan akan memberikan hasil dengan persentase tertentu. Maka jika kita mampu memanfaatkan panca indera kita, tentu kita akan mampu menambah kemampuan hafalan kita. Bagaimanakah cara menggunakan indera tersebut? Sebagian dari kita hanyalah membaca dengan menggunakan mata saja. Padahal ini melemahkan lisan kita. Seharusnya kita membaca dengan mata dan juga lisan. Marilah mengeraskan suara kita sehingga kita juga mampu mendengarkan bacaan kita sendiri. Kemudian, tulislah ayat tersebut. Salah satu alasan pada zaman dahulu, orang-orang dengan mudah menjaga hapalannya karena mereka banyak menulisnya. 7. Memahami lalu mengamalkan Tidak diragukan lagi bahwa dengan memahami apa yang kita baca lalu mengamalkannya, bisa menjaga apa yang kita hapalkan. Berdasarkan sebuah tulisan dijelaskan bahwa cara untuk belajar yang efektif adalah dengan cara berikut disertai dengan persentase kemungkinan untuk memahaminya; yaitu 10 persen dengan membaca, 20 persen dengan mendengar, 30 persen dengan melihat, 50 persen dengan melihat dan mendengar, 70 persen dengan membicarakan/mengatakannya, dan 90% dengan mengamalkannya. Karena itulah, tidak diragukan lagi bahwa hal ini bisa menambah hapalan. Menurut Ibnu Abbas Radhiallahu anhu, “Dahulu di seseorang antara kami, jika tengah mempelajari sepuluh ayat, maka ia tidak lewat dari sepuluh ayat tersebut sampai ia benar-benar memahami maknanya dan beramal dengan kandungannya.” 8. Menjauhi maksiat Modal yang utama lagi bagi penghafal qur’an adalah ia harus menjauhi maksiat. Imam Syafi’i berkata,     “Aku pernah mengadukan kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau

Kiat Menjaga hafalan Al-Qur’an Read More »

Lima Tips Hafal Alquran dari Imam Masjidil Haram

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Menghafal kitab suci Alquran merupakan hal yang paling mulia. Selain memiliki banyak keutamaan di akhirat, Allah juga berjanji akan meninggikan derajat mereka yang hafal Alquran dibanding para hamba-Nya yang lain. Imam Masjid Nabawi, Syaikh Sa’ad Al Ghamidi memberikan lima tips yang harus diperhatikan bagi penghafal Alquran. Tips tersebut harus diperhatikan, khususnya bagi orang yang sama sekali tak bisa berbahasa Arab. Pertama, harus mempunyai tujuan yang jelas. “Teman-teman Indonesia harus memiliki tujuan yang jelas, apa tujuan antum menghafal Alquran,” katanya, Ahad (31/3) malam. Kedua, ujar Sa’ad, harus ada lembaga yang menyelenggarakan program menghafal Alquran. Lembaga ini berfungsi untuk mengkoordinasi mereka yang ingin menghafal Alquran agar nantinya tidak patah dan berhenti di tengah jalan. Ketiga, harus ada metode yang digunakan dan tak asal begitu saja. Jika memang ingin sungguh-sungguh, maka mesti ada metode yang dipakai. “Metode yang digunakan harus efektif dan bisa digunakan bagi seluruh kalangan. Sebab, kemampuan masing-masing orang dalam menghafal berbeda-beda. Ada yang bisa menghafal satu halaman per hari, namun ada juga yang hanya bisa menghafal satu ayat saja per hari,” jelasnya. Keempat, harus ada mu’allim (guru) yang menjadi rujukan dan mempunyai kemampuan membaca Alquran dengan baik dan benar. “Jadi mu’allim harus dilihat juga, apakah bacaannya fasih? Apakah hafalan Alqurannya baik? Apakah dia bisa menjadi qudwah (tauladan) dari kepribadian dan akhlaknya? Jadi memang diperlukan seleksi yang ketat dalam menentukan mu’allim itu,” jelas Syaikh. Kelima, harus ada follow-up setelah menyelesaikan hafalan Alquran. Jadi, mereka yang telah merampungkan hafalan Alquran mereka tidak dibiarkan begitu saja. “Bagi sebahagian madrasah Tahfidz Alquran hanya menfokuskan santrinya bagaimana mencetak para hafiz Quran. Namun yang tak kalah pentingnya, apa yang akan mereka lakukan setelah mereka menjadi hafiz Quran?” paparnya.

Lima Tips Hafal Alquran dari Imam Masjidil Haram Read More »

Manfaat Menghafal Al Quran Ternyata Bisa Meningkatkan Prestasi Belajar di Sekolah

  Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Menghafal Al Quran selama ini dianggap menjadi beban, padahal sebenarnya manfaat menghafal Al Quran sangat banyak, salah satunya adalah bisa meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah. Apa korelasinya? Pada artikel berikut Mizan mengumpulkan fakta menarik tentang manfaat menghafal Al Quran. Menghafal Al Quran atau lebih dikenal dengan istilah Tahfidz memiliki dua hal yang harus dipenuhi, yakni hafal dalam ingatan dan bisa mengucapkannya kembali di luar kepala tanpa membaca Al Quran atau catatan lain. Tak banyak sekolah yang menerapkan pelajaran menghafal Al Quran sebagai kurikulum, saat ini mungkin terbatas hanya di Sekolah Islam atau Pesantren. Pendidikan formal dianggap lebih penting daripada menghafal Al Quran, parahnya siswa-siswi biasanya menganggap hafalan Al Quran itu sendiri sebagai beban layaknya mendapat tugas pelajaran formal. Tentu ini menjadi tugas berat bagi Orang Tua dan Guru untuk membiasakan anak didiknya ini untuk menghafal Al Quran. Banyak yang bisa digali dari proses menghafal Al Quran itu sendiri, mulai dari proses atau cara menghafal Al Quran yang kini bisa dipelajari dengan cara yang menyenangkan, hingga ke manfaat dari belajar dan menghafal Al Quran itu sendiri. Adapun manfaat menghafal Al Quran antara lain adalah:     Melatih daya konsentrasi.     Menstimulus otak dan tingkat kecerdasan.     Terhindar dari kepikunan     Menumbuhkan kedisiplinan     Paham Quran lebih mendalam     Keutamaan dunia dan akhirat     Untung dalam perdagangan     Mahkota Kemuliaan     Meningkatkan derajat     Syafaat di hari kiamat     Kemuliaan (tasyrif) dari Nabi Muhammad Hubungan Menghafal Al Quran dengan Prestasi di Sekolah Lantas, apa pengaruhnya dengan prestasi belajar siswa di sekolah? Bukannya dengan menghafal AL Quran itu berarti mengurangi waktu belajar siswa? Anda jangan melihat dari sisi itu. Anak yang terbiasa dalam menghafal Al Quran, secara tidak langsung dia akan lebih bisa berdisiplin dan mengatur waktu. Anak akan belajar keseriusan dalam menjalani hidup. Menghafal Al Quran mempunyai pengaruh yang baik dalam pengembangan ketrampilan dasar paa siswa sehingga bisa meningkatkan prestasi akademik mereka. Profesor psikologi di Universitas Imam Muhammad bin Su’ud al-Islamiyah di Riyadh, Dr. Abdullah Subaih berpendapat bahwa dengan menghafal Al Quran berarti siswa terlatih untuk berkonsentrasi. Kita tahu bahwa pendidikan formal juga dibutuhkan konsentrasi yang tinggi untuk mempelajarinya, Nah dengan belajar menghafal Al Quran maka dia akan terlatih dengan konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi yang tinggi ini dihubungkan dengan kinerja otak. Menurut M. Ngalim Poerwanto, dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992 – hal. 52) Jika sel-sel otak bekerja atau difungsikan terus dengan hal-hal positif dan aktif, maka akan menjadi lebih kuat. Jika kita melihat contoh ulama zaman dahulu, seperti Imam Syafi’i, beliau telah menghafal Al Quran sejak usianya belum baligh, yakni 10 tahun. Jadi kekuatan otak dalam menghafal Al Quran sebaiknya dimulai sejak usia dini. Ini diperkuat juga dengan pendapat dari Dr. Abdurrahman Abdul Kholik yang menyatakan bahwa usia anak-anak dari 5 tahun hingga 23 tahun adalah usia manusia dengan kekuatan hafalan yang sangat bagus. Fakta-fakta di atas diperkuat lagi dengan studi yang dilakukan oleh DR. Shaleh Bin Ibrahim Ashani, dosen dari Universitas Imam Muhammad Ibn Saud Riyadh. Dalam penelitiannya beliau melibatkan dua kelompok siswa-siswi Universitas Malik Abdul Aziz di Jeddah. Dalam studinya ini disimpulkan bahwa terdapat korelasi positif antara kuantitas hafalan AL Quran dan tingkat kesehatan mental dan psikologis siswa. Makin banyak hafalan Al Quran, maka siswa tersebut cenderung memiliki tingkat kesehatan mental yang lebih baik dibanding mereka yang memiliki hafalan yang rendah. Kesehatan mental inilah yang berpengaruh pada pengembangan keterampilan siswa dan prestasi akademik di sekolah.

Manfaat Menghafal Al Quran Ternyata Bisa Meningkatkan Prestasi Belajar di Sekolah Read More »

Tips Mudah Menghafal Al-Qur’an dengan Otak Kanan

Bina Insan Sahabat Al’Quran – Tips Menghafal Al-Qur’an dengan Otak Kanan ada sebuah buku yang sangat menarik. Selain isinya yang menantang, model dan gaya penulisannya pun terasa unik. Bahkan walaupun tebal, ia amat mudah terhafal! itu adalah al Quran (The Holy Quran). Al Quran adalah buku ala otak kanan. Isinya lompat-lompat, penuh sensasi dan kesan serta membacanya pun bisa dijadikan lagu. Isinya diperaktekkan miliyaran umat islam dan teksnya mampu mereka hafalkan. kenapa bisa? 1.    Mereka membacanya dengan Cinta. Bukankah kita begitu bahagia mendapat surat dari seseorang yang kita cinta? walau itu hanya sebuah tulisan berbentuk SMS. Kita akan membacanya dengan penuh harap, menyimpannya dan akan membacanya kembali kelak. Maka banyak ustadz yang mengandaikan quran sebagai surat cintanya tuhan kepada manusia. Jika umat Islam memekai demikian, tentu mereka akan membacanay dengan penuh harap, berusaha memahami, menyimpannya, dan membacanya kembali berulang- ulang. 2.    Mereka membacanya dengan Nada dan Irama. Lagu atau musik adalah pekerjaan otak belahan kanan. Otak kanan memiliki memori jangka panjang. Sekali saja ia mampu menyimpannya,maka akan sulit terhapus dalam ingatan. Jadi bacalah Al Quran dengan lagu maka anda berada dalam tahapan menghafalnya. Tapi jika anda membacanya dengan gaya otak kiri, maka menghafal seperti beban berat, tidak menyenagkan maka hasilnya pun tidak bisa ditebak mengecewakan. Maka orang- orang muslim terus belajar tak hanya membaca Quran tapi bagaimana melagukannya dengan baik. 3.    Karena Cinta mereka mengulang- ulanginya. Sesuatu yang terus diulang otomatis akan otak kanan menyimpannya bahkan jika dengan tidak sengaja sekalipun. Tak sedikit orang non muslim hafal akan suara adzan karena tinggal di lingkungan masyarakat muslim. Mereka tak punya niat untuk menghafalnya, tapi otak merekamnya karena berulang- ulang. apabila jika anda mengulang- ulanginya dengan sengaja plus dengan rasa cinta, tentu akan terekam oleh otak dengan baik. dan ketika mengulanginya, lakukan dengan cara yang kreatif seperti mengucapkannya keras- keras. 4.    Fahami isinya…Surat Cinta, puisi cinta dan lagu cinta adalah hal- hal yang paling banyak dihafal oleh orang- orang di seluruh dunia. Karena suka dan faham isinya, maka tanpa disuruh menghafal pun, otak akan segera menyimpannya. Maka kaum muslimin sudah menganggap Quran sebagai surat cinta, maka mereka akan berusaha memahami isinya. Ia ingin tahu harapan sang kekasih. Ia ingin tahu apa yang diinginkan Tuhan padanya. 5.    Salah satu trik menghafal yang baik adalah dengan memainkan Emosi yang ada dalam Quran. Dan ketika anda membaca Quran , emosi membaca betul- betul diaduk- aduk. Kadang kita tersenyum bahagia, kadang kita menagis, dan kadang berteriak bahagia. setiap ayat memiliki emosinya sendiri. 6.    Jika anda berkenalan dengan orang berbaju putih dan berbaju penuh warna tentu anda lebih mudah mengingat yang kedua, bukan? menghafal memerlukan kesan. Dan Quran adalah buku yang penuh emosi dan penuh kesan dan memancing Imajinasi kita. Sambil membaca Al Quran, otak kita dipaksa untuk berimajinasi tentang umat- umat masa lalu, tentang kejayaan, tentang surga dan neraka bahkan tentang makhluk gaib. Otak kanan berperan besar dalam proses kesan dan imajinasi ini. So semoga artikel diatas bermanfaat bagi kita semua, bermanfaat bagi kami maupun anda sebagai pembaca. Kami ucapkan banyak terimakasih telah mengunjungi situs ini, jika ada kritik atau saran silahkan poskan dikotak komentar untuk menyempurnakan situs ini.

Tips Mudah Menghafal Al-Qur’an dengan Otak Kanan Read More »

Metode dan Manfaat Menghafal Al Qur’an

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Mengapa saya menghafal Al-Qur’an? Pertanyaan ini wajib Anda tujukan kepada Anda sendiri sebelum Anda memullai menghafal Al-Qur’an. Upayakan jawaban dari pertanyaan tersebut adalah., “Saya menghafal Al-Qur’an Karena cinta kepada Allah, berharap akan rida-Nya, dan agar beruntung mendapatkan kebahagiaan dunia dan akirat.” Jika itu tujuan anda menghafal Al-Qur’an, Anda telah menempuh separuh perjalanan menghafal Al-Qur’an. Upayakan untuk duduk dan merenung tentang faedah dan manfaat menghafal Al-Qur’an, dan bagaimana Al-Qur’an dapat mengubah kehidupan Anda sebagaimana ia telah mengubah kehidupan orang-orang yang telah menghafal sebelum Anda. Anda juga harus meyakini bahwa Allah akan memberikan kemudahan kepada Anda untuk menghafal Al-Qur’an. Allah SWT. Telah berjanji “Dan sungguh, telah kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran ?” (QS. Al-Qamar : 17) Optimalkan Waktu Pekerjaan yang harus Anda lakukan hari ini, jangan Anda tunda ke esok hari. Usia itu sangat pendek. Tidak dapat diketahui kapan seorang itu akan meninggal dunia. Karena itu, mulai saat ini segeralah mengambil keputusan untuk menghafal Al-Qur’an. Jangan biarkan waktu dan usia Anda berlalu tanpa Anda gunakan membaca Al-Qur’an dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an. Pada hari Kiamat, Allah akan mempertanyakan waktu yang anda gunakan. Ketika itu, Anda akan menyesali setiap waktu yang tidak Anda gunakan untuk mengingat Allah, atau tidak membaca Kitab-nya, atau tidak melakukan sesuatu untuk agama Islam. Lepaskan Rasa Takut dan Gangguan Kejiwaan Sebagian peneliti menegaskan, setiap ayat Al-Qur’an memiliki kekuatan unik untuk menyembuhkan. Beberapa eksperimen membuktikan, orang yang hafal Al-Qur’an lebih jarang tertimpa penyakit, terutama penyakit kejiwaan, daripada orang yang tidak hafal Al-Qur’an. Karena itu, ketika Anda mulai menghafal Al-Qur’an, Anda merasa baru dilahirkan. Bersediakah Anda memulai proyek ini yang dapat mengubah kehidupan Anda? Fase-Fase Menghafal Al-Qur’an dengan Mudah 1. Mulai menghafal dari surah yang Anda sukai dan Anda yakini mudah untuk Anda hafal. 2. Dengarkan Surah yang Anda hafal sebanyak sepuluh atau dua puluh kali. 3. Buka Al-Qur’an untuk melihat surah yang Anda hafal. Anda pasti merasa familiar dan lebih mudah menghafal surah surah itu karena surah itu sudah terekam di dalam sel-sel otak Anda setelah Anda sering mendengar surah itu. 4. Surah yang Anda hafalkan diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok. 5. Mulai dengan membaca kelompok ayat pertama, diulang-ulang hingga hafal. 6. Kemudian baca berulang-ulang kelompok ayat kedua hingga hafal. Setelah itu gabungkan kelompok ayat pertama dan kelompok ayat kedua dalam bacaan Anda hingga benar-benar Anda hafal.Tundukkan Kesulitan Rasulullah SAW. Bersabda, “Setiap perbuatan pasti disertai niat…” Sementara perbuatan yang paling disukai oleh Allah adalah perbuatan yang dilakukan secara konsisten atau kontinyu meskipun hanya sedikit. Upayakan setiap hari Anda menghafal beberapa ayat Al-Qur’an, dan jangan sampai Anda tidak menghafal meskipun hanya satu hari karena alasan apa pun. Niat Anda menghafal Al-Qur’an harus semata-mata untuk mengharap rida Allah, untuk mendekatkan diri dengan-Nya, dan untuk mengenal Allah. Orang yang ingin mengetahui siapa Allah yang sebenarnya, hendaklah membaca Kitab Allah SWT., Al-Qur’an. Memprogram Otak untuk Menghafal Al-Qur’an Para ilmuan menegaskan, setiap suara yang didengar seseorang secara berulang-ulang dapat mengubah system kerja sel-sel otak. Mendengarkan Al-Qur’an berarti Anda mempersiapkan program sel-sel otak Anda agar sesuai dengan Al-Qur’an bersama seluruh ajaran dan hukum-hukum yang dikandung Al-Qur’an. Agar perubahan system kerja sel-sel otak menghasilkan perubahan yang positif, kita harus mendengar Al-Qur’an dengan benar-benar khusuk. Hal itu sebagaimana diperintahkan oleh Allah SWT. Dalam firman-Nya, “dan apabila dibacakan Al-Qur’an maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat ” (QS. Al-A’araf : 204) Mendengarkan Lantunan Al-Qur’an Ketika Tidur Para ilmuan menegaskan, pada saat seseorang tidur, otak tetap energik: memperbaiki data-data yang dikumpulkan selama sehari, lalu menyusun dan memasang data-data itu di lokasi-lokasi tertentu. Karena itu, setiap kita dapat mengambil faedah dari tidurnya dan mendengarkan lantunan Al-Qur’an. Hal itu dapat membantu kita untuk memantapkan hafalan ayat-ayat Al-Qur’an. Allah SWT. Berfirman,“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah tidurmu pada waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.” (QS. ar-Rum : 23) Puasa Permudah Menghafal Al-Qur’an Ketika Anda berpuasa, upayakan untuk menyibukkan waktu Anda menghafal surah Al-Qur’an yang sebelumnya Anda dengarkan berulang-ulang. Puasa dapat meningkatkan kekuatan responsive Anda sehingga Anda dapat menghafal Al-Qur’an dengan mudah. Hal itu karena kekuatan cukup pada diri Anda dapat menjamin keinginan yang cukup pada diri Anda. Hal ini menunjukkan bahwa bulan Ramadhan merupakan waktu yang paling tepat untuk memulai menghafal Al-Qur’an.

Metode dan Manfaat Menghafal Al Qur’an Read More »

Mekanisme Menjaga Hafalan Al-Quran Dari Kelupaan

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Lupa, mungkin sering dianggap hal biasa, bahkan lebih sering diabaikan, untuk selanjutnya dilupakan.  Mungkin kita ingat, betapa lupa pernah menjadi kebiasaan yang menyebabkan kita tak mampu menguasai pelajaran di sekolah, lupa hafalan atau lupa mencatat keluar masuk kas dagangan yang pengaruhnya sering bikin jengkel, kecewa atau bahkan penyesalan panjang. Maka, lupa itu bukan masalah kecil. Itulah sebabnya mengapa Allah swt memberikan peringatan dalam Al-Quran agar tidak lengah sehingga berlanjut kerugian demi kerugian. Sebagaimana firman Allah swt dalam QS Al-Ashr: 1-3. وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3) “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” Selanjutnya, jika masalah lupa kita kaitkan dengan belajar atau menghafal. Maka lupa adalah lawan dari belajar. Menurut Al-Jurjani lupa adalah suasana tidak ingat yang bukan dalam keadaan mengantuk atau tidur. Banyak sebab yang menghantarkan seseorang pada kondisi lupa yang secara garis besar bisa dikelompkkan dalam dua hal. Pertama; Sewaktu-waktu lupa (fading) dan ini merupakan sebab yang paling jelas. Lupa datang secara bertahap karena pengaruh dari jaringan sel-sel yang semangatnya layu karena tidak diperbaharui. Sebagian orang menyebut keadaan seperti ini sebagai kembali pada keadaan yang alami; sesuatu yang tidak diperbarui akan menjadi layu secara bertahap sampai pada batas tidak bisa mengingat sama sekali. Kedua; Ingatannya terhalang. Sebab yang menonjol di antaranya:     Masuknya hafalan lain yang serupa, sehingga melepaskan berbagai hal yang sudah dihafal sebelumnya.    Benturan yang dapat mengubah berbagai proses hafalan menjadi hilang.    Perasaan tertentu yang terkistral dalam jiwa seperti rasa takut. Banyak ulama menyatakan bahwa mengabaikan dan melupakan Al-Quran setelah menghafalnya merupakan suatu dosa besar. Hal itu berdasarkan kepada sebuah hadits dari Abu Daud dan At-Tirmidzi sebagai berikut: عُرِضَتْ عَلَيَّ ذُنُوبُ أُمَّتِي فَلَمْ أَرَ ذَنْبًا أَعْظَمَ مِنْ سُورَةٍ مِنْ الْقُرْآنِ أَوْ آيَةٍ أُوتِيَهَا رَجُلٌ ثُمَّ نَسِيَهَا “Diperlihatkan kepadaku dosa-dosa umatku dan aku tak meihat adanya dosa-dosa lain yang lebih besar daripada dosa seorang yang telah menghafal Al-Quran kemudian dia melupakannya”. Ada juga riwayat dari Abu Aliyah yang diriwyatkan secara Mauquf yang mengatakan bahwa kami menganggap dosa besar jika seseorang belajar Al-Quran kemudian tertidur sampai dia lupa. Ibnu Katsir dalam menafsirkan firman Allah swt QS Thaha: 124-126 وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (124) قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (125) قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى (126) “Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: ‘Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat? Allah berfirman: ‘Demikianlah telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu pula pada hari ini kamu pun dilupakan”. Beliau mengatakan bahwa yang dimaksud dengan melupakan adalah mereka yang dalam kehidupan di dunia ini sama sekali tidak mengamalkan firman Allah swt, sedangkan orang-orang yang tidak hafal tapi ia tetap memahami makna dan melaksanakan segala ketentuannya tidak terancam oleh ayat ini, kendatipun ia terancam dari segi lain. Dikuatkan juga dalam Tafsir As-Sya’rawi bahwa makna an-nisyan disini adalah at-tarku atau enggan dan meningalkan dari membaca dan mentadabburi Al-Quran. Karenanya, tidaklah semua yang lupa mendapatkan ancaman dari Allah swt, sebab kelupaan karena uzur, usia tua atau penyakit yang melumpuhkan fungsi ingatannya merupakan beberapa sebab yang dapat ditolerisasi, asalkan ia tetap mengamalkan segala perintah yang terkandung dalam Al-Quran. Dan sekarang kita masuk pada pembahasan inti artikel ini tentang mekanisme guna menjaga hafalan Al-Quran dari lupa, karena sudah umum diketahui oleh para penghafal Al-Quran bahwa menghafal lebih mudah dari menjaga hafalan itu sendiri. Pertama,Mengulang-ulang Dan Menderasnya Secara Teratur Rasulullah saw selalu mengarahkan pandangan pada penghafal Al-Quran, seperti dalam sabda beliau dalam hadits Ibnu Umar: “Sesungguhnya permisalan ahlu quran adalan sebagaimana tukang pemelihara unta, yang selalu mengikat untanya, jika ia tetap menginginkan unta itu, ia akan memegangnya, akan tetapi jika ia membebaskan unta itu, nicaya ia akan pergi dari pengembalaannya”.(HR Bukhari Muslim dari Abu Musa Al-Asyari) Dari hadits di atas, ada tiga hal penting yang perlu disimak.     Pembawa Al-Quran diserupakan dengan tukang memelihara atau gembala unta.    Al-Quran dengan unta.    Hafalan dengan tali yang mengikat antara benda yang diikatkan dengan yang mengikatnya. Ibnu Hajar berkata: Keledai disebut secara khusus karena ia merupakan binatang yang paling kencang larinya, dan mengejarnya setelah lari kencang tidak mudah. selanjutnya beliau mengatakan bahwa dalam hadits-hadits ini ada satu pesan agar kita memelihara (mengingat) Al-Quran dengan terus mempelajarinya dan mengulang-ulang membacanya. Oleh karena itu, selayaknya waktu mempelajari dan mengulanginya dibagi dengan apik, baik malam maupun siang hari. Rasulullah saw bersabda: “Apabila Ahlu Quran bangun di malam maupun siang hari dengan membacanya niscaya ia akan mengingatnya. Tetapi jika tidak dibacanya niscaya ia aan melupakannya”. Di dunia wanita, aspek lupa lebih banyak menyentuh pada Al-Quran sebab mereka selalu meninggalkan shalat saat mereka haidh dan dilarang menyentuh Al-Quran serta membacanya dalam masa-masa itu. Para ulama menegaskan bahwa wanita dalam keadaan junib dan haidh boleh membaca Al-Quran dan mengulanginya dalam hati. Dalam kondisi seperti ini, penulis berpendapat bahwa penggunaan sarana-sarana audio visual tak dapat dielakkan. Seperti Mp3 player atau lab komputer di pesantren yang membuat penghafal Al-Quran bisa membacanya setiap siang maupun malam hari baik ketika shalat atau di luar shalat. Sarana seperti Mp3 yang sekarang sudah semakin murah dan bermacam-macam sempat saya wajibkan kepada para santri untuk memilikinya, dengan dukungan motivasi imani dan taufik dari Allah swt, akan semakin mempermudah jalan menghafal Al-Quran. Kedua, Membiasakan Hafalan Terkadang lupa mencapai puncak yang sulit untuk diulangi menghafalnya, karena itu harus ada pembiasaan mengulangi menghafal dan membiasakan hal-hal yang telah dilupakan tersebut. Ilmu pendidikan modern pun menemukan bahwa materi yang dilupakan setelah dihafal menuntut peluangan waktu relatif lebih singkat dibanding dengan waktu yang diperlukan untuk menghafal materi yang sama sekali belum pernah dipelajari sebelumnya. Dan kalau dikaitkan langsung dengan Al-Quran, pernyataan di atas akan sangat terbukti kebenarannya, karena Al-Quran punya pengaruh psikologis dan firman balaghi yang sangat mendalam dalam hati sanubari, sedap strukturnya, mengandung I’jaz atau mukjizat

Mekanisme Menjaga Hafalan Al-Quran Dari Kelupaan Read More »

Hafalan Alquran Dapat Mencegah Berbagai Penyakit

Bina Insan Sahabat Al Qur’an  – Sebuah kajian baru membuktikan bahwa semakin banyak hafalan seseorang terhadap Al-Qur’an Al-Karim, maka semakin baik pula kesehatan. Dr. Shalih bin Ibrahim Ash-Shani’, guru besar psikologi di Universitas Al-Imam bin Saud Al-Islamiyyah, Riyadh, meneliti dua kelompok responden, yaitu mahasiswa/i Universitas King Abdul Abdul Aziz yang jumlahnya 170 responden, dan kelompok mahasis Al-Imam Asy-Syathibi yang juga berjumlah 170 responden. Peneliti mendefinisikan kesehatan psikologis sebagai kondisi dimana terjadi keselarasan psikis individu dari tiga faktor utama: agama, spiritual, sosiologis, dan jasmani. Untuk mengukurnya, peneliti menggunakan parameter kesehatan psikis –nya Sulaiman Duwairiat, yang terdiri dari 60 unit. Penelitian ini menemukan adanya korelasi positif antara peningkatan kadar hafalan dengan tingkat kesehatan psikis, dan mahasiswa yang unggul di bidang hafalan Al-Qur’an itu memiliki tingkat kesehatan psikis dengan perbedaan yang sangat jelas. Ada lebih dari tujuh puluh kajian, baik Islam atau asing, yang seluruhnya menegaskan urgensi agama dalam meningkatkan kesehatan psikis seseorang, kematangan dan ketenangannya. Sebagaimana berbagai penelitian di Arab Saudi sampai pada hasil yang menegaskan peran Al-Qur’an Al-Karim dalam meningkatkan ketrampilan dasar siswa-siswa sekolah dasar, dan pengaruh yang positif dari hafalan Al-Qur’an untuk mencapai IP yang tinggi bagi mahasiswa. Kajian tersebut memberi gambaran yang jelas tentang hubungan antara keberagamaan dengan berbagai bentuknya, terutama menghafal Al-Qur’an Al-Karim, dan pengaruh-pengaruhnya terhadap kesehatan psikisi individu dan kepribadiannya, dibanding dengan individu-individu yang tidak disiplin dengan ajaran-ajaran agama, atau tidak menghafal Al-Qur’an, sedikit atau seluruhnya. Komentar terhadap Kajian: Setiap orang yang menghafal sebagian dari Al-Qur’an dan mendengar bacaan Al-Qur’an secara kontinu itu pasti merasakan perubahan yang besar dalam hidupnya. Hafalan Al-Qur’an juga berpengaruh pada kesehatan fisiknya. Melalui pengalaman dan pengamatan, dipastikan bahwa hafalan Al-Qur’an itu dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada seseorang, dan membantunya terjaga dari berbagai penyakit. Berikut ini adalah manfaat-manfaat hafalan Al-Qur’an, seperti yang penulis dan orang lain rasakan: 1. Pikiran yang jernih.2. Kekuatan memori.3. Ketenangan dan stabilitas psikologis.4. Senang dan bahagia.5. Terbebas dari takut, sedih dan cemas.6. Mampu berbicara di depan publik.7. Mampu membangun hubungan sosial yang lebih baik dan memperoleh kepercayaan dari orang lain.8. Terbebas dari penyakit akut.9. Dapat meningkatkan IQ.10. Memiliki kekuatan dan ketenangan psikilogis. Karena itu Allah berfirman, “Sebenarnya, Al Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang lalim.” (QS Al-‘Ankabut [29]: 49) Ini adalah sebagian dari manfaat keduniaan. Ada manfaat-manfaat yang jauh lebih besar di akhirat, yaitu kebahagiaan saat berjumpa dengan Allah, memperoleh ridha dan nikmat yang abadi, mendapatkan tempat di dekat kekasih mulia Muhammad Saw.

Hafalan Alquran Dapat Mencegah Berbagai Penyakit Read More »