January 2015

Faedah Ilmiah Menghafal Al-Qur’an

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Banyak sekali ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits nabi yang menegaskan tentang keutamaan menghafal Al-Qur’an. Selain keutamaan spiritual seperti yang telah disebutkan tadi, guru saya Dr. KH. A. Muhaimin Zen, MA., menerangkan bahwa menghafal Al-Qur’an juga mempunyai faidah-faidah ilmiah. Diantara faidah ilmiah tersebut adalah: Pertama, Al-Qur’an memuat 77.439 kalimat. Jika penghafal Al-Qur’an bisa menguasai arti kalimat-kalimat tersebut, berarti telah menguasai banyak arti kosa kata bahasa arab. Seakan-akan ia telah menghafal sebuahh kamus bahasa arab. Kedua, dalam Al-Qur’an banyak sekali kata-kata bijak yang sangat bermanfaat dalam kehidupan. Dengan menghafal Al-Qur’an seorang akan banyak menghafalkan kata-kata bijak tersebut. Ketiga, bahasa dan susunan kalimat Al-Qur’an sangatlah memikat dan mengandung sastra yang tinggi. Seorang penghafal Al-Qur’an yang mampu menyerap wahana sastranya akan mendapatkan dzauq adabi (rasa sastra) yang tinggi. Ini akan sangat bermanfaat dalam mendalami sastra Al-Qur’an yang indah dan menggugah jiwa; yang tidak mampu dinikmati oleh mereka yang belum menghafal Al-Qur’an. Keempat, dalam Al-Qur’an banyak sekali contoh-contoh yang berkenaan dengan ilmu nahwu dan sharaf. Seorang penghafal Al-Qur’an akan dengan cepat menghadirkan dalil-dalil dari ayat Al-Qur’an untuk sebuah kaidah nahwu sharaf Kelima, Al-Qur’an adalah sumber hukum utama. Seorang penghafal Al-Qur’an akan dengan cepat pula menghadirkan ayat-ayat hukum yang ia perlukan dalam menjawab suatu persoalan hukum. Keenam, seorang penghafal Al-Qur’an akan mudah menghadirkan ayat-ayat yang mempunyia tema yang sama. Hal ini sangat berguna untuk menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-Qur’an atau untuk menulis tafsir tematik (maudhu’i). Ketujuh, seorang penghafal Al-Qur’an ketika ia ditunjuk menyampaikan khutbah, pidato atau ceramah, ia tidak akan kesulitan dan dapat dengan segera menghadirkan tema yang ia kehendaki. Seorang penghafal Al-Qur’an akan terus melatih otaknya. Semakin dilatih, maka otak itu akan semakin kuat, sebagaimana anggota tubuh yang lainnya. Para ulama menyatakan bahwa semulia-mulia hamba di sisi Allah setelah para nabi adalah para ulama yang mengamalkan ilmu mereka. Berikutnya adalah para penghafal Al-Qur’an. Mereka meninggal dunia sama dengan meninggalnya para nabi. Mereka akan dibangkitkan dari kubur mereka dan dikumpulkan di Padang Mahsyar bersama-sama para nabi. Mereka pun meraih pahala seperti raihan pahala para nabi. Oh, alangkah beruntungnya para penghafal Al-Qur’an! Sumber

Faedah Ilmiah Menghafal Al-Qur’an Read More »

Mulailah Dengan Juz yang Mudah…!

Bina Insan Sahabat Al Qur’an –  Ketika mengetahui keutamaan menghafal Al-Qur’an, tiba-tiba diri ini langsung bersemangat untuk menghafal Al-Qur’an. Selanjutnya bingung, mau mulai dari mana? Mulai saja dari juz-juz atau surah-surah yang paling mudah terlebih dahulu. Dr. Raghib As-Sirjani menyatakan bahwa menghafal Al-Qur’an tidak mesti sesuai urutan dalam Al-Qur’an, apalagi sewaktu awal menghafal. Beliau lebih cenderung apabila kita memulai dari juz-juz Al-Qur’an yang lebih mudah. Hal ini dilakukan agar bisa menghafalnya dengan cepat, serta menghasilkan hafalan yang baik dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai contoh, kita bisa memulai dari beberapa juz-juz berikut: Pertama, Juz ke-30 Kedua, Juz ke-29 Ketiga, Surah Al-Baqarah Keempat, Surah Ali Imran Mungkin pada mulanya merasa khawatir tidak sanggup menyelesaikan hafalan kedua Surah ini, yaitu Al-Baqarah dan Ali Imran. Tapi sesungguhnya dibanding surah lainnya, kedua surah ini sangat mudah karena sejumlah alasan. –          Banyak sekali ayat-ayat yang sering kita dengar dari kedua surah tersebut. Sebab ia seringkali dibaca oleh imam dalam shalat –          Kedua surah ini mengandung banyak kisah. Orang yang telah mengetahui dan menguasai kisahnya, akan sangat mudah menghafal ayat-ayat tersebut. –          Di hari kiamat kelak, surah Al-Baqarah dan Ali Imran akan membela penghafalnya. Kemudian kita lanjutkan hafalan Surah An-Nisa, lalu Surah Al-Maidah dan seterusnya hingga selesai 30 juz, insya Allah. Sumber

Mulailah Dengan Juz yang Mudah…! Read More »

23 Keuntungan Menghafal Al-Quran

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Banyak hadits Rasulullah saw yang mendorong untuk menghafal Al Qur’an atau membacanya di luar kepala, sehingga hati seorang individu muslim tidak kosong dari sesuatu bagian dari kitab Allah swt. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, “Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Qur’an sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh.” (HR. Tirmidzi) Berikut adalah Fadhail Hifzhul Qur’an (Keutamaan menghafal Qur’an) yang dijelaskan Allah dan Rasul-Nya, agar kita lebih terangsang dan bergairah dalam berinteraksi dengan Al Qur’an khususnya menghafal. Fadhail Dunia 1. Hifzhul Qur’an merupakan nikmat rabbani yang datang dari Allah Bahkan Allah membolehkan seseorang memiliki rasa iri terhadap para ahlul Qur’an,“Tidak boleh seseorang berkeinginan kecuali dalam dua perkara, menginginkan seseorang yang diajarkan oleh Allah kepadanya Al Qur’an kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang, sehingga tetangganya mendengar bacaannya, kemudian ia berkata, ’Andaikan aku diberi sebagaimana si fulan diberi, sehingga aku dapat berbuat sebagaimana si fulan berbuat” (HR. Bukhari) Bahkan nikmat mampu menghafal Al Qur�an sama dengan nikmat kenabian, bedanya ia tidak mendapatkan wahyu,“Barangsiapa yang membaca (hafal) Al Qur’an, maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabian, hanya saja tidak diwahyukan kepadanya.” (HR. Hakim) 2. Al Qur’an menjanjikan kebaikan, berkah, dan kenikmatan bagi penghafalnya “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhari dan Muslim) 3. Seorang hafizh Al Qur’an adalah orang yang mendapatkan Tasyrif nabawi (penghargaan khusus dari Nabi SAW) Di antara penghargaan yang pernah diberikan Nabi SAW kepada para sahabat penghafal Al Qur’an adalah perhatian yang khusus kepada para syuhada Uhud yang hafizh Al Qur’an. Rasul mendahulukan pemakamannya. “Adalah nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda, “Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al Qur’an, ketika ditunjuk kepada salah satunya, maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahat.” (HR. Bukhari) Pada kesempatan lain, Nabi SAW memberikan amanat pada para hafizh dengan mengangkatnya sebagai pemimpin delegasi. Dari Abu Hurairah ia berkata, “Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi yang paling muda usianya, beliau bertanya, “Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab,”Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan surat Al Baqarah.” Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lagi. Shahabi menjawab, “Benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi.” (HR. At-Turmudzi dan An-Nasa’i) Kepada hafizh Al Qur’an, Rasul SAW menetapkan berhak menjadi imam shalat berjama’ah. Rasulullah SAW bersabda,“Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya.” (HR. Muslim) 4. Hifzhul Qur’an merupakan ciri orang yang diberi ilmu “Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.” (QS Al-Ankabuut 29:49) 5. Hafizh Qur’an adalah keluarga Allah yang berada di atas bumi “Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya.” (HR. Ahmad) 6. Menghormati seorang hafizh Al Qur’an berarti mengagungkan Allah “Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah menghormati orang tua yang muslim, penghafal Al Qur’an yang tidak melampaui batas (di dalam mengamalkan dan memahaminya) dan tidak menjauhinya (enggan membaca dan mengamalkannya) dan Penguasa yang adil.” (HR. Abu Daud) Fadhail Akhirat 7. Al Qur’an akan menjadi penolong (syafa’at) bagi penghafal Dari Abi Umamah ra. ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah olehmu Al Qur’an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa’at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya).”” (HR. Muslim) 8. Hifzhul Qur’an akan meninggikan derajat manusia di surga Dari Abdillah bin Amr bin ’Ash dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Akan dikatakan kepada shahib Al Qur’an, “Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al Qur’an di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca.” (HR. Abu Daud dan Turmudzi) Para ulama menjelaskan arti shahib Al Qur’an adalah orang yang hafal semuanya atau sebagiannya, selalu membaca dan mentadabur serta mengamalkan isinya dan berakhlak sesuai dengan tuntunannya. 9. Para penghafal Al Qur’an bersama para malaikat yang mulia dan taat “Dan perumpamaan orang yang membaca Al Qur’an sedangkan ia hafal ayat-ayatnya bersama para malaikat yang mulia dan taat.” (Muttafaqun ?alaih) 10. Bagi para penghafal kehormatan berupa tajul karamah (mahkota kemuliaan) Mereka akan dipanggil, “Di mana orang-orang yang tidak terlena oleh menggembala kambing dari membaca kitabku?” Maka berdirilah mereka dan dipakaikan kepada salah seorang mereka mahkota kemuliaan, diberikan kepadanya kesuksesan dengan tangan kanan dan kekekalan dengan tangan kirinya. (HR. At-Tabrani) 11. Kedua orang tua penghafal Al Qur’an mendapat kemuliaan Siapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, “Mengapa kami dipakaikan jubah ini?” Dijawab,”Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur’an.” (HR. Al-Hakim) 12. Penghafal Al Qur’an adalah orang yang paling banyak mendapatkan pahala dari Al Qur’an Untuk sampai tingkat hafal terus menerus tanpa ada yang lupa, seseorang memerlukan pengulangan yang banyak, baik ketika sedang atau selesai menghafal. Dan begitulah sepanjang hayatnya sampai bertemu dengan Allah. Sedangkan pahala yang dijanjikan Allah adalah dari setiap hurufnya. “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an maka baginya satu hasanah, dan hasanah itu akan dilipatgandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif itu satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. At-Turmudzi) 13. Penghafal Al Qur’an adalah orang yang akan mendapatkan untung dalam perdagangannya dan tidak akan merugi “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS Faathir 35:29-30) Adapun fadilah-fadilah lain seperti penghafal Al Qur’an tidak akan pikun, akalnya selalu sehat, akan dapat memberi syafa’at kepada sepuluh orang dari keluarganya, serta orang yang paling kaya, do’anya selalu dikabulkan dan pembawa panji-panji Islam, semuanya tersebut dalam

23 Keuntungan Menghafal Al-Quran Read More »

1 Tahun Insya Allah Selesai 30 Juz

Bina Insan Sahabat AL Qur’an – Ya sesuai kemauan dan kemampuan masing-masing. Ada yang bisa selesai dalam 2 tahun, ada yang 1 tahun, ada yang selesai dalam waktu 6 bulan, ada yang 3 bulan, bahkan ada yang selesai hapalan 30 juz dalam waktu 2 bulan. Lihatlah, betapa banyak orang yang cerdas, pintar, dan ingin menghapal Al-Qur’an. Tapi karena tidak punya rencana kapan dia akan mulai, dan kapan akan menyelesaikan hapalannya, maka tahun-tahun berlalu dengan kesibukan yang tidak berujung. Keinginan sejak lima tahun yang lalu sampai sekarang  belum terwujud. Sejak saat ini kita rencakan kapan selesai hafal Al-Qur’an. Misalnya dua tahun lagi, atau pada usia tertentu, misalnya usia 30 tahun. Kemudian segera aksi, menentukan waktunya menghafal Al-Qur’an setiap hari (misalnya pagi, sore, atau malam), berapa halaman yang akan ia hafal dalam sehari, dan kepada siapa ia akan menyetorkan hafalannya. Penyelesaian hafalan akan sangat tergantung berapa halaman yang kita hafal setiap hari. Kalkulasinya seperti apa? Inilah gambaran singkat untuk penyelesaian setiap satu juz: Hapalan 5 Baris/Hari satu juz bisa selesai dalam waktu 60 hari Hapalan setengah halaman/hari satu juz bisa selesai dalam waktu 40 hari Hapalan satu halaman/hari satu juz bisa selesai dalam waktu 20 hari Hapalan satu lembar/hari satu juz bisa selesai dalam waktu 10 hari Artinya, kalau satu juz selesai dalam waktu 10 hari dengan kontinyu, maka dalam sebulan bisa hapal tiga juz, atau paling kurang dua juz. Kalau sebulan hapal tiga juz, maka dalam waktu setahun insya Allah khatam. Semua dengan syarat: kita harus akrab berinteraksi dengan Al-Qur’an dan meluangkan waktu lebih banyak dengan Al Qur’an. Sumber

1 Tahun Insya Allah Selesai 30 Juz Read More »

Hati – Hati dengan Lahn (Kesalahan) dalam Membaca Alquran

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Lahn adalah suatu kesalahan atau kondisi yang menyimpang dari kebenaran. Kesalahan itu dibagi menjadi dua jenis: 1) Jali (besar) yaitu kesalahan yang terdapat dalam lafazh dan mempengaruhi tata cara bacaan, baik itu mengubah arti atau tidak mengubahnya. Dinamakan “kesalahan besar” karena kesalahan ini diketahui oleh ulama qiro’ah maupun orang awam, seperti: a. Perubahan huruf dengan huruf Seharusnya اَلْمُسْتَقِيْمَ dibaca اَلْمُصْتَقِيْمَ Seharusnya اَلَّذِيْنَ dibaca اَلَّزِيْنَ Seharusnya اَلضَّالِّيْنَ dibaca اَلظَّالِّيْنَ Seharusnya اَلْمَغْضُوْبِ dibaca اَلْمَقْضُوْبِ b. Perubahan harokat dengan harokat Seharusnya قُلْتُ dibaca قُلْتِ Seharusnya رَبِّ dibaca رَبُّ Seharusnya أَنْعَمْتُ dibaca أَنْعَمْتِ Seharusnya لَمْ يَلِدْ dibaca لَمْ يَلِدُ c. Penambahan huruf Seharusnya مَنْ كَانَ dibaca مَانْ كَانَ Seharusnya مِنْكُمْ dibaca مِينْكُمْ d. Penghilangan tasydid Seharusnya عَرَّفَ dibaca عَرَفَ Seharusnya بَدِّلْ dibaca بَدِلْ e. Penambahan tasydid Seharusnya فَرِحَ dibaca فَرِّحَ Seharusnya مَرَجَ dibaca مَرَّجَ f. Penghilangan bacaan panjang Seharusnya اَلْكِتَابُ dibaca اَلْكِتَبُ Seharusnya اَلْبَيَانَ dibaca اَلْبَيَنَ Kesalahan-kesalahan di atas hukumnya haram. Ulama telah sepakat tentang keharamannya, dan  pelakunya berdosa. 2) Khafi (kecil) yaitu kesalahan yang berkaitan dengan tidak sempurnanya pengucapan bacaan; kesalahan seperti ini hanya diketahui oleh orang yang ahli dalam bidang ini (bidang qiro’ah, pent.), seperti: a. Tidak sempurna dalam pengucapan dhommah. وَنُوْدُوْا → Seharusnya dibaca wa nuuduu tetapi dibaca wa noodoo b. Tidak sempurna dalam pengucapan kasroh. سَبِيْلِهِ → Seharusnya dibaca sabiilih tetapi dibaca sabiileh c. Tidak sempurna dalam pengucapan fathah. اَلْبَاطِلُ → Seharusnya dibaca al-baathilu tetapi dibaca al-boothilu d. Menambah qalqalah pada kata yang seharusnya tidak berqalqalah. فَضْلَهُ → Seharusnya dibaca fadhlahuu tetapi dibaca fadhe‘lahuu e. Mengurangi bacaan ghunnah. أَنَّ → Seharusnya tasydid dibaca dengan dengung sekitar dua harakat tetapi tidak dibaca dengan dengung. f. Terlalu memanjangkan bacaan panjang. اَلرَّحْمَانُ → Seharusnya mim tersebut dibaca dua harakat tetapi dibaca empat, lima, atau enam harokat. g. Terlalu menggetarkan ro’. الَذُّكُوْرُ → Seharusnya dibaca adz-dzukuur tetapi dibaca adz-dzukuurrrr. Yang rajih, hukum kesalahan ini juga terlarang. Sumber

Hati – Hati dengan Lahn (Kesalahan) dalam Membaca Alquran Read More »

Pahala yang Berlipat-lipat Dari Al-Qur’an

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Membaca al-Qur’an adalah aktifitas yang sungguh mulia. Apalagi menghafalkannya dan bisa hafal hingga 30 juz. Pasti suatu keistimewaan yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya yang dipilih oleh-Nya. Karena hanya hamba-hamba pilihan-Nya saja, maka tidak heran apabila jumlah mereka tidak begitu banyak dibandingkan dengan mereka yang tidak hafal. Namun, bukan berarti ini menutup pintu kebaikan yang Allah bukakan kepada kita. Tidak. Ya, Allah memang memberikan kelebihan pada sebagian hamba-hamba-Nya terhadap yang lain. Dan tentu saja, kelebihan pada bidang al-Qur’an suatu hal yang sungguh luhur dan terhormat di sisi-Nya. Banyak sudah dalil-dalil dari al-Qur’an dan hadits yang menyebutkannya. Tapi, apa sih sesungguhnya ganjaran yang Allah janjikan kepada mereka yang menghafalkan lalu kemudian mengamalkannya? Pahala itu Berawal dari Belajar Membaca: Sebelum kita lebih jauh menyelami kenikmatan al-Qur’an, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu tentang tilawah (membaca al-Qur’an). Tilawah adalah membaca al-Qur’an dengan bacaan yang baik dan benar sesuai dengan kaidah tajwid yang telah diajarkan oleh ulama al-Qur’an. Tanpa tilawah yang baik, seseorang akan sulit untuk membaca dan menghafalkan al-Qur’an. Tilawah al-Qur’an sangat mengandalkan lisan yang lentur dan kebiasaan yang rutin sehingga sampai pada kelancaran dan menikmatinya. Belajar membaca al-Qur’an yang baik sampai mahir tidak membutuhkan waktu yang lama. Cukup satu semester saja secara normal atau 6 bulan.Teori hanya perlu diketahui saja dan itu hukumnya fardhu kifayah. Sementara menghafalkannya fardhu ain bagi setiap individu muslim. Dan yang terpenting adalah praktek membacanya. Ketika membacanya saja, bagi kalangan awam yang belum mengenal huruf sangat membutuhkan tekad yang kuat dan kesabaran ekstra. Mengingat, semangat seseorang berbeda-beda. Ada yang ‘angot-angotan’ alias hanya sebentar saja. Ada yang bertahan beberapa bulan. Dan ada pula yang bertahan lama sampai Allah memberikan kesempatan lainnya untuk mempelajari penguasaan terhadap hafalan dan dirosatnya (mempelajarinya). Belajar memang berat. Butuh keseriusan dan kebiasaan. Apatah lagi belajar al-Qur’an. Bila tidak mengenal seluk-beluknya, maka jangan harap Anda dapat tahan lama dan awet mempelajari sampai selesai. Oleh karena itu tidak heran apabila Rasulullah sangat menghargai jerih payah dan usaha keras seorang muslim dalam belajar al-Qur’an dengan ganjaran pahala yang luar biasa. Disebutkan bahwa orang yang mahir (pandai) membaca dan mengamalkan al-Qur’an maka baginya pendampingan bersama para malaikat yang selalu menyertainya. Kapan saja ia membaca, meresapi dan mengamalkannya, maka doa malaikat akan selalu bersamanya yang kelak akan mengundang pertolongan dari Allah swt dalam hidupnya. Nah, bagi orang yang belajar sambil merasakan kelunya lidah, maka ia pun tetap dihargai usaha kerasnya itu sampai ia bisa dengan dua pahala sekaligus. Pertama; pahala niatnya belajar dan kedua pahala kesulitan yang ia jumpai. Dengan syarat ia tetap bertahan belajar sampai Allah memudahkan segala kesulitan yang dijumpai. Pahala Meresapi dan Menghafalkannya Setelah kita pandai membacanya dan beranjak untuk meresapi dan memahami kandungan ayat yang dihafal, maka pahala yang Allah janjikan juga terus mengalir. Ketika seseorang memahami dan meresapi sebuah ayat atau surah, maka Allah membukakan baginya pintu-pintu hidayah-Nya. Karena al-Qur’an ini berasal dari-Nya, maka seluruh kandungan al-Qur’an adalah kebaikan. Ya, kebaikan dari-Nya, yang apabila seseorang dapat mengamalkannya, maka sungguh mulia di sisi Allah swt. Pasti Allah akan lebih mencintainya. Peresapan di sini diperoleh dengan cara memahami artinya terlebih dahulu baru kemudian menghayatinya dalam-dalam. Karena di sinilah letak kita mempelajari al-Qur’an. Dapat membaca dan memahaminya sekaligus untuk kemudian mengamalkannya dalam kehidupan nyata. Kenikmatan Hafalan dan Murojaah: Tidak berhenti sampai di situ saja ganjaran yang Allah berikan kepada para pembaca dan pembelajar al-Qur’an. Tatkala seorang muslim menghafal, maka rahasia kenikmatan dari Allah padanya adalah dapat membacanya dengan baik, lancar dan penuh tadabbur (meresapinya). Semakin banyak hafalan yang ia peroleh maka akan semakin banyak waktu yang ia siapkan untuk murojaah atau mengulang-ulangnya. Maka, di sini waktu yang ia miliki akan termanfaatkan dengan baik dan penuh barokah. Karena diisi dengan ayat-ayat al-Qur’an yang kelak menghiasi usianya. Insya Allah, Allah akan berikan keberikan kepadanya keberkahan yang melimpah. Namun, terkadang kebanyakan dari orang yang menghafal al-Qur’an adalah kesulitan dalam menghafalkannya. Untuk itu maka cobalah menghafal dengan pelatihan terlebih dahulu, seperti yang sering diadakan oleh sohibul qur’an, mengenal seluk-beluknya dan lain sebagainya. Ketika anda bisa merasakan kemudahan menghafal, maka otomatis beberapa kesulitan sudah dapat anda atasi dengan baik. Dan tentu saja, anda akan bahagia saat itu, kebahagiaan yang tiada tara dan tak terlupakan. Korelasi Antara Murojaah dan Aplikasi Pengamalan Sehari-hari: Orang yang memiliki hafalan yang banyak dan bisa membacanya setiap saat dalam jumlah yang banyak, merupakan bentuk kebahagiaan tersendiri. Insya Allah, sebagian besar waktunya akan bernilai ibadah di sisi Allah swt. Karena dengan begitu berarti ia tengah bertaqorrub kepada Allah swt. Ia bertaqorrub kepada Allah dalam shalatnya, dalam diamnya, dalam pergaulannya dan bersosial. Ayat-ayat yang selalu ia baca akan melekat dalam ingatan dan selalu terngiang-ngiang di benaknya di mana saja dan kapan saja. Serta-merta, Insya Allah, al-Qur’an akan menjadi imam (penuntun) nya sebelum ia berbuat dalam kehidupan ini. Ia akan beramal sesuai dengan apa yang ia pahami dari al-Qur’an. Kalau sudah begitu, inilah yang dimaksud dengan al-Qur’an berjalan. Bukan saja berjalan pada untaiannya ketika dibaca. Tapi juga mengalir seperti air pada konteks kehidupan nyata dalam bentuk amal nyata. Inilah yang dahulu pernah dilakukan oleh generasi sahabat Rasulullah Saw sehingga mereka dikenal luas dengan generasi al-Qur’an yang unik (jiil qur’an al-fariid) yang tidak ada bandingannya sepanjang sejarah kehidupan manusia. Tak heran apabila kegemilangan demi kegemilangan hidup dan goresan sejarah kebaikan mereka toreh. Pahala demi pahala yang Allah janjikan di dalam kitab-Nya mereka realisasikan. Dan inilah penguasaan yang ideal terhadap al-Qur’an yang memang Allah perintahkan kepada setiap kita selaku muslim yang sejati. Mengamalkan al-Qur’an, menjalankan segala perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya dan menegakkan syariat al-Qur’an dalam kehidupan nyata. Dan beginilah seharusnya kita. Jadi, jangan lagi pernah menganggap belajar al-Qur’an hanya sekedar belajar membaca dan menghafalkannya saja. Tapi visinya lebih dari itu, yakni mengamalkan seluruh ajaran al-Qur’an dan bimbingan Rasulullah pada setiap sendi kehidupan kita di dunia ini. Yang memang awalnya dimulai dari belajar membaca. Karena tak ada keindahan selain banyak membaca dan memahami isi al-Qur’an. Dan inilah tantangan sekaligus keutamaan yang besar dari Allah bagi siapa saja yang mau mengambil kesempatan mulia ini. Semoga al-Qur’an selalu menjadi petunjuk kita di dunia sampai akhirat kelak, Amiin Wallahu A’lam bish-showab. Sumber

Pahala yang Berlipat-lipat Dari Al-Qur’an Read More »

Hafalan Al-Qur’an Sehatkan Mental

Bina Insan Sabahat Al Qur’an – Hasil penelitian di Mesir dan Saudi menyebutkan bahwa siswa yang berprestasi rata-rata penghafal Alquran. Meski tak ada data yang pasti, jumlah umat Islam di Tanah Air yang masih buta huruf Alquran diperkirakan masih sangat tinggi. Salah satu faktanya, separuh jamaah haji asal Indonesia yang berangkat setiap tahun ke Tanah Suci ternyata buta huruf Alquran alias tak bisa membaca kitab suci. Kondisi itu tentu sangat memprihatinkan. Apalagi, Indonesia merupakan negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Kini, gerakan untuk membebaskan umat dari buta huruf Alquran memang tengah digulirkan. Namun, upaya itu membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Pakar tafsir yang juga Dewan Pakar Pusat Studi Alquran (PSQ), Dr Muchlis Hanafi, mengungkapkan, guna mencegah munculnya generasi buta huruf Alquran,   setiap pelajar Muslim di Tanah Air harus bisa membaca dan memiliki hafalan Alquran. Menurut dia, Indonesia bisa mencontoh Mesir. Doktor tafsir dari Universitas Al Azhar itu, mengungkapkan, di Mesir, anak-anak telah menghafal Alquran sebelum masuk sekolah dasar.  ”Jadi, melalui katatib atau kuttab (tempat-tempat menghafal Alquran), anak-anak sejak kecil menghafal Alquran,” papar Muchlis. ”Begitu tamat madrasah Ibtidaiyah atau SD di Al-Azhar, anak-anak sudah selesai hafal Alquran 30 juz. Anak-anak di sana hafal Alquran umur sembilan tahun atau paling lambat 13 tahun,” tuturnya.  Muchlis mengungkapkan, hasil penelitian di Mesir dan Saudi menyebutkan  bahwa  siswa-siswa yang berprestasi rata-rata mereka hafal Alquran. ”Jadi, hafalan Alquran itu sangat menunjang prestasi belajar para siswa. Selain tentunya hafalan Alquran itu sendiri membantu meningkatkan kesehatan mental anak. Ini hal positif,”  ungkapnya. Namun, kata dia, jangan hanya berhenti pada hafalan. Hafalan  Alquran itu perlu terus dikembangkan. Karena itu,  di pesantren yang didirikan Pusat Studi Alquran (PSQ), Pesantren Baitul Quran sebanyak 19 orang huffadz yang sudah hafal 30 juz  diberi wawasan keilmuan, wawasan kewirausahaan, training, bermacam-macam training selama enam bulan. Menurut Muchlis, sekarang anak-anak kecil sudah banyak yang pandai membaca Alquran.  Setelah bisa membaca Alquran, kata dia,  perlu digalakkan program hafalan alias tahfiz Alquran. Sekarang ini, tuturnya, semangat menghafal Alquran sangat tinggi sekali. Rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta, Dr Ahsin Sakho Muhammad menambahkan,  periode menghafalkan Alquran itu harus mulai dari taman kanak-kanak sampai umur enam tahun. Jadi, anak sudah bisa menghafal Alquran. Kemudian mulai SD belajar umum, lalu sorenya dilanjutkan dengan menghafal Alquran ternyata hasilnya bagus sekali. ”Ini yang dilakukan oleh orang-orang Arab Saudi dan Mesir. Paginya sekolah umum, sore hari setelah pulang sekolah dilanjutkan dengan menghafal Alquran. Ternyata di Palestina sekarang ribuan anak sudah menghafal Alquran. Kemudian di masa musim liburan anak-anak dimasukkan ke dalam tahfiz Alquran,”  ungkap Ahsin. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Jawa Timur tengah mempersiapkan lahirnya para dosen, dekan hingga rektor yang hafal Alquran. ”Di dunia ini Perguruan Tinggi yang paling hebat Harvard University, AS. Perguruan Tinggi yang nomor satu milik Islam adalah Al-Azhar Kairo Mesir. Orang tatkala menyebut nomor satu tidak ada yang mengklaim nomor dua apalagi nomor empat. Makanya saya katakan kepada mahasiswa dan dosen di sini kita harus harus ambil posisi kosong itu. Kapan? Bukan sekarang tapi 25 tahun yang akan datang,” papar Rektor UIN Malang,  Prof Imam Suprayogo. Guna memenuhi target itu,  sejak 2009 UIN Malang merekrut 35 mahasiswa baru yang sudah hafal Alquran. ”Saya ambil dari pondok, aliyah-aliyah yang ada di Indonesia. Ke-35  itu kita beri beasiswa, uang saku, uang buku dan macam-macam. Nanti kalau empat tahun mereka lulus dan nilainya baik lalu kita teruskan di S-2 hingga S-3,” tuturnya. Menurut Imam, dunia harus diprogram. ”Dunia jangan tumbuh alamiyah. Kalau alamiyah, tidak indah. Pemimpin kampus juga diprogram sehingga nanti menjadi indah jangan hanya berjalan alami.” Karena itulah, Ustaz Yusuf Mansur meluncurkan program i’daad. Lewat program itu, para siswa  SD yang akan meneruskan ke SMP atau SMP ke SMA atau SMA ke perguruan tinggi bisa vacuum satu tahun dari pendidikan umum. Selama satu tahun itulah, mereka digembleng dan dibekali dengan pendidikan Alquran dan Sunah. Sehingga, mereka memiliki bekal berupa kekuatan tauhid yang sangat kokoh dalam mengarungi kehidupan. Prof Imam menilai, program i’daad seperti itu perlu didukung, karena merupakan  memprogram masa depan, bukan memprogram ujian. ”Saya senang sekali kalau ada inovasi seperti ini. Karena itu perlu kita dukung bersama-sama,” paparnya. Upaya itu, dinilai sebagai usaha untuk menciptakan  nuansa Qurani di Indonesia. Sumber

Hafalan Al-Qur’an Sehatkan Mental Read More »

Dalil Membaca dan Menghafal Al-Quran

Bina Insan Sahabat Al Qur’an –  Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (QS Al Fathir: 29-30) Tilawah Al Qur’an ada dua jenis: tilawah hukmiyah dan tilawah lafdziyah. Tilawah hukmiyah yaitu dengan membenarkan kabar yang ada di dalamnya dan menjalankan hukum-hukumnya (mengerjakan peritah dan menjauhi larangan di dalamnya). Adapun tilawah lafdziyah yaitu dengan membacanya. Ada begitu banyak dalil yang menyebutkan keutamaan membaca al Qur’an. Disebutkan dalam shahih Bukhari dari sahabat Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shollallahu ‘alahi wasallam bersabda, خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al Qur’an dan mengajarkannya”. Disebutkan juga dalam shahih Bukhari dan Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ “Orang yang mahir membaca al Qur’an bersama malaikat yang mulia lagi taat. Adapun orang yang membaca al Qur’an dengan terbata-bata dan berat atasnya maka baginya dua pahala” Disebutkan dalam shahihain juga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْأُتْرُجَّةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ “Perumpamaan seorang muslim yang membaca al Qur’an adalah seperti buah Utrujah, baunya enak dan rasanya juga enak. Adapun perumpamaan seorang muslim yang tidak membaca al Qur’an adalah seperti buah Kurma, tidak ada baunya dan rasanya manis”. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda, “Bacalah al Qur’an sesungguhnya dia akan datang di hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi yang membacanya” [HR Muslim]. Dalam hadits lainnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun juga bersabda, مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ “Barangsiapa membaca satu huruf dari kitabullah maka baginya sebuah kebaikan. Dan sebuah kebaikan dilipatgandakan sepuluh kalinya. Saya tidak mengatakan aliflammim sebagai satu huruf tetapi alif adalah satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” [HR Tirmidzi] Dari Nawwas bin Sam’an ra. telah berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. bersabda, “Di hari Akhirat kelak akan didatangkan Al Qur’an dan orang yang membaca dan mengamalkannya, didahului dengan surat Al Baqarah dan Surah Ali ‘Imran, kedua-duanya menjadi hujjah (pembela) orang yang membaca dan mengamalkannya.” (Riwayat Muslim) Dari Aisyah ra. telah berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang membaca Al Qur’an dengan terbata-bata karena susah, akan mendapat dua pahala.”(Riwayat Bukhari & Muslim) Dari Abu Musa Al-Asy’ari RA, ia berkata : Telah berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam : “Perumpamaan orang mukmin yang membaca AlQuran, bagaikan buah Utrujjah, harum baunya dan lezat rasanya. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca AlQuran, bagaikan buah kurma, tidak harum dan rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca AlQuran, bagaikan bunga (rihanah), harum baunya dan pahit rasanya. Dan orang munafik yang tidak membaca AlQuran bagaikan buah Handzalah, tidak harum dan rasanya pahit.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dari Umar bin al Khatthab ra. bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. bersabda,”Sesungguhnya Allah mengangkat (martabat) sebagian orang dan merendahkan sebagian lainnya dengan sebab Al Qur’an.” (Riwayat Muslim) Dari Ibnu Umar ra. dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. telah bersabda, “Tidak boleh iri kecuali pada dua perkara: Laki-laki yang dianugerahi (kefahaman yang sahih tentang) Al Qur’an sedang dia membaca dan mengamalkannya siang dan malam, dan laki-laki yang dianugerahi harta sedang dia menginfakkannya siang dan malam.” (Riwayat Bukhari & Muslim) Dari Barra’ bin ‘Azib ra. telah berkata: Seorang laki-laki membaca surat Al Kahfi dan di sisinya ada seekor kuda yang diikat dengan dua tali panjang, tiba-tiba ada awan melindunginya dan semakin mendekat dan kudanya menjauhinya. Pagi-paginya laki-laki itu mendatangi Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. dan menceritakan peristiwa tersebut, maka beliau bersabda, “Itu adalah ketenangan yang turun karena Al Qur’an.” (Riwayat Bukhari & Muslim) Dari Ibnu ‘Abbas ra. beliau berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. bersabda, “Sesungguhnya orang yang tidak ada dalam dirinya sesuatu pun dari Al Qur’an laksana sebuah rumah yang runtuh.” (Riwayat Tirmizi, beliau berkata: Hadits ini hasan sahih) Dari Abdullah bin ‘Amru bin Al ‘Ash ra. dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. beliau bersabda, “Akan dikatakan kepada orang yang membaca Al Qur’an: Baca, tingkatkan dan perindah bacaanmu sebagaimana kamu memperindah urusan di dunia, sesungguhnya kedudukanmu pada akhir ayat yang engkau baca.”(Riwayat Abu Daud dan Tirmizi, beliau berkata: Hadits ini hasan sahih) Dari ‘Uqbah Bin ‘Amir ra. berkata; Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. keluar dan kami berada di beranda masjid. Beliau bersabda: “Siapakah di antara kalian yang tiap hari ingin pergi ke Buthan atau ‘Aqiq dan kembali dengan membawa dua ekor unta yang gemuk sedang dia tidak melakukan dosa dan tidak memutuskan hubungan silaturahmi?” Kami menjawab, “Kami ingin ya Rasulullah” Lantas beliau bersabda, “Mengapa tidak pergi saja ke masjid; belajar atau membaca dua ayat Al Qur’an akan lebih baik baginya dari dua ekor unta, dan tiga ayat lebih baik dari tiga ekor unta, dan empat ayat lebih baik dari empat ekor unta, demikianlah seterusnya mengikuti hitungan unta.”(Riwayat Muslim) Dari Ibnu Mas’ud ra. bahawasanya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. bersabda, “Yang paling layak mengimami kaum dalam shalat adalah mereka yang paling fasih membaca Al Qur’an.” (Riwayat Muslim) Dari Imran bin Hushoin bahawa beliau melewati seseorang yang sedang membaca Al Qur’an kemudian dia berdoa kepada Allah lalu ia kembali membaca, lantas dia berkata aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. bersabda, “Barangsiapa yang membaca Al Qur’an maka berdoalah kepada Allah dengan Al Qur’an karena sesungguhnya akan datang beberapa kaum yang membaca Al Qur’an dan orang-orang berdo’a dengannya.”(Riwayat Tirmizi, beliau berkata : Hadits ini hasan) “Bacalah Al-Qur’an karena Allah tidak akan menyiksa hati orang yang menjaga Al-Qur’an. Al-Qur’an itu benteng Allah; siapa yang masuk ke dalamnya akan aman. Dan berilah kabar gembira kepada siapa saja yang mencintai Al-Qur’an “(H.R Ad-Darimi) Demikianlah diantara keutamaan tilawah al Qur’an. Semoga Allah memberi taufiq kita semuanya

Dalil Membaca dan Menghafal Al-Quran Read More »

Husnul Khatimahnya Seorang Pembaca Alquran

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Ada seorang yang shalih membiasakan diri membaca Alquran al-Karim sebanyak sepeuluh juz setiap hari. Pada suatu hari dia sedang membaca surat Yasin. Sehingga, ketika dia sampai pada ayat: “Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Yasin: 24) Maka, ruhnya melayang ke langit. Sahabat-sahabatnya yang ada di sekitarnya pun heran dan berkata, “Laki-laki ini adalah orang shalih, bagaimana mungkin hidupnya diakhiri dengan ayat ini: “Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Yasin: 24) Setelah dia dimakamkan, seseorang yang shalih lainnya memimpikannya di dalam tidur. Dia berkata kepadanya, “Wahai Fulan! Hidupmu diakhiri dengan ayat: “Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Yasin: 24) Bagaimana kondisimu sekarang di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala?” Lantas dia menjawab, “Ketika kalian telah menguburkanku dan meninggalkanku, datanglah dua malaikat. Keduanya bertanya kepadaku dengan mengatakan, ‘Siapa Rabbmu?’ Lantas saya menyempurnakan bacaan surat tersebut. Saya pun menjawab: “Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan) ku.” (QS. Yasin: 25) Dikatakan: “Masuklah ke surga.” Dia berkata: “Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui. Apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan“. (QS. Yasin: 26-27) Sumber: Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka Arafah Cetakan 1 Sumber

Husnul Khatimahnya Seorang Pembaca Alquran Read More »

Pengaruh Alquran Al-Adzim Terhadap Orang-orang Shalih

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Manshur bin Ammar melihat seorang pemuda sedang melaksanakan shalat seperti shalatnya orang-orang yang takut, lalu ia memanggil pemuda tersebut, “Hai anak muda! Apakah engkau pernah membaca firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6) Tatkala ia mendengar ayat ini, maka ia langsung jatuh pingsan. Ketika telah siuman ia berkata, “Berilah aku tambahan lagi.” Lantas Manshur berkata, “Bukankah engkau tahu bahwa di Neraka Jahannam terdapat jurang yang disebut api yang bergejolak yang mengelupaskan kulit kepala, yang memanggil orang yang membelakangi dan yang berpaling (dari agama).” Maka, ia pun tidak mampu memikul nasihat ini, lalu ia jatuh dan meninggal dunia. Selanjutnya dadanya dibuka. Ternyata ditemukan dadanya bertuliskan, “Sesungguhnya dia berada dalam kehidupan yang diridhai, dalam surga yang tinggi, buah-buahannya dekat.” Manshur melanjutkan ceritanya, “Lalu saya tidur sambil memikirkan kondisi pemuda tersebut. Di dalam tidur, saya melihatnya sedang berjalan dengan lagak yang bagus di dalam surga. Di atas kepalanya terdapat mahkota kehormatan. Kemudian saya bertanya kepadanya, “Dengan apa engkau dapat memperoleh derajat seperti ini?” lalu ia berkata kepadaku, “Bukankah engkau pernah membaca firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa.” (QS. Al-Qamar: 54-55) Wahai Ibnu Ammar! Sungguh, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan kepadaku pahala pasukan Badr, bahkan lebih banyak lagi. Lalu saya bertanya kepadanya, “Mengapa bisa seperti itu?” Ia menjawab, “Karena pasukan Badr gugur dengan pedang orang-orang kafir. Sedangkan saya meninggal dunia dengan pedang Dzat Yang Maha Merajai dan Maha Perkasa, yaitu Alquran Al-Karim.” Dihikayatkan dari Masruq radhiyallahu ‘anhu bahwa ia pernah mendengar seseorang sedang membaca ayat berikut: “(Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada (Allah Subhanahu wa Ta’ala) Yang Maha Pengasih sebagai perutusan yang terhormat, dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga.” (QS. Maryam: 85-86) Lantas ia bergetar, menangis, dan berkata kepada orang yang membaca ayat tersebut, “Ulangi lagi untukku!” Maka, ia pun terus-menerus mengulangi ayat tersebut, sementara Marsuq menangis sehingga ia jatuh dan meninggal dunia. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmatinya. Ia termasuk orang-orang yang meninggal dunia lantara Alquran. Manshur bin Ammar berkata, “Saya memasuki kota Kufah. Pada saat saya sedang berjalan di kegelapan malam, tiba-tiba saya mendengar tangisan seseorang dengan suara yang penuh gelisah dari dalam rumah. Orang tersebut berkata, “Wahai Rabbku! Demi kemuliaan dan keagungan-Mu, saya tidak bermaksud menentang-Mu dengan berbuat maksiat kepada-Mu. Akan tetapi, saya berbuat maksiat karena kebodohanku. Lantas sekarang siapa lagi yang dapat menyelamatkanku dari siksa-Mu? Dengan tali siapa saya berpegang teguh jika Engkau memutus tali-Mu dari diriku. Aduh alangkah banyak dosaku.. Aduh tolonglah… Ya Allah!” Manshur bin Ammar berkata, “Ucapan orang tersebut membuatku menangis, lalu saya berhenti dan membaca ayat berikut: ‘Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.’ (QS. At-Tahrim: 6) Tiba-tiba saya mendengar teriakan keras dan gemetar lelaki tersebut. Saya pun berhenti hingga suara lelaki itu pun terputus dan saya pun berlalu. Di pagi harinya saya mendatangi rumah lelaki tersebut, ternyata saya mendapatinya telah meninggal dunia dan orang-orang sedang merawat jenazahnya. Di sana terlihat seorang nenek yang sedang menangis, lalu saya menanyakan tentang siapakah perempuan tua tersebut. Ternyata ia adalah ibunya, kemudian saya menghampirinya dan saya bertanya mengenai tingkah laku anaknya, lalu perempuan tua tersebut menjawab, “Dia berpuasa di siang hari, beribadah di malam hari, dan bekerja mencari rezeki yang halal. Lalu ia membagi tiga hasil dari kerjanya. Sepertiga untuk dirinya sendiri, sepertiga lagi untuk membiayaiku, dan sepertiga lainnya ia sedekahkan. Tadi malam ada seseorang melewatinya sambil membaca suatu ayat, ia pun mendengar ayat tersebut lalu meninggal dunia.” Diriwayatkan bahwa Mudhar ia adalah seorang qari sedang membaca ayat ini: (Allah berfirman): “Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan kepadamu dengan sebenar-benarnya.” (QS. Al-Jatsiyah: 29) Lantas Abdul Wahid bin Zaid menangis ketika mendengar ayat tersebut sampai pingsan. Ketika telah siuman, ia berkata, “Demi kemuliaan-Mu dan keagungan-Mu saya tidak akan berbuat maksiat kepada-Mu dengan segenap kemampuanku untuk selamanya. Oleh karena itu, berilah saya pertolongan untuk melakukan ketaatan kepada-Mu dengan pertolongan-Mu.” Kemudian ia mendengar seseorang membaca ayat berikut: “Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya.” (QS. Al-Fajr: 27-28) Lalu ia meminta agar si pembaca ayat tersebut mengulangi kembali dan bertanya, “Berapa kali saya mengucapkan irji’i.” Ia pun pingsan lantaran takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan siksa-Nya. Ia bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan memperbaiki diri setelah itu. Maha benar Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah berfirman: “Sekiranya Kami turunkan Alquran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah.” (QS. Al-Hayr: 21) Zirarah bin Auf menjadi iman bagi orang banyak saat shalat Subuh. Tatkala ia membaca ayat: “Maka apabila sangkakala ditiup, maka itulah hari yang serba sulit.” (QS. Al-Muddatstsir: 8) Maka, ia terjatuh dalam keadaan telah meninggal dunia. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmatinya. Dan ketika firman Allah Subhanahu wa Ta’ala berikut ini telah diturunkan: “Dan sungguh, Jahannam itu benar-benar (tempat) yang telah dijanjikan untuk mereka (pengikut setan) semuanya.” (QS. Al-Hijr: 43) Maka, Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu menjerit satu jeritan, lalu ia meletakkan tangan di atas kepalanya dan pergi tak tentu arah selama tiga hari. Sumber: Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka Arafah Cetakan 1 Sumber

Pengaruh Alquran Al-Adzim Terhadap Orang-orang Shalih Read More »