November 2019

Kiat Mudah Menghafal Al-Qur’an

Menghafal Al-Qur’an merupakan salah satu ibadah yang kelak akan menolong seorang muslim saat dihari akhir nanti. Selain itu, menghafal Al-Qur’an juga merupakan salah satu ciri orang yang berilmu. Dalam surat Al-Ankabut ayat 49 Allah berfirman: بَلْ هُوَ آَيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ بِآَيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ “Bahkan, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata, yang ada di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu.” (QS. al-Ankabut: 49). Banyak sekali faidah dari menghafal Al-Qur’an, salah satunya orang tua penghafal Al-Qur’an akan mendapatkan cahaya mahkota di Akherat nanti. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, من قرأ القرآن وتعلَّم وعمل به أُلبس والداه يوم القيامة تاجاً من نور ضوؤه مثل ضوء الشمس ، ويكسى والداه حلتين لا تقوم لهما الدنيا فيقولان : بم كسينا هذا ؟ فيقال : بأخذ ولدكما القرآن Siapa yang menghafal al-Quran, mengkajinya dan mengamalkannya, maka Allah akan memberikan mahkota bagi kedua orang tuanya dari cahaya yang terangnya seperti matahari. Dan kedua orang tuanya akan diberi dua pakaian yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua orang tuanya bertanya, “Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?” Lalu disampaikan kepadanya, “Disebabkan anakmu telah mengamalkan al-Quran.” (HR. Hakim 1/756 dan dihasankan al-Abani). Banyak orang berfikir menghafal Al-Qur’an itu sesuatu yang sulit. Namun nyatanya justru mudah menghafal Al-Qur’an. Berikut 7 langkah mudah menghafal Al-Qur’an antara lain : 1. Menghafal dari Satu Cetakan Mushaf Ketika ingin lancar menghafal Al-Quran, pastikan kamu menggunakan satu cetakan mushaf yang sama. Hal ini agar kamu tidak bingung ketika mulai menggunakan cetakan berbeda yang nantinya membuat metodemu kacau karena ukuran ayatnya pun akan berbeda. Selain cetakan yang sama, gunakan Al-Qur’an yang lebih mudah dibaca. Kamu bisa membeli Al-Qur’an dari cetakan-cetakan yang terkenal lalu konsisten menggunakan mushaf tersebut. 2. Tidak Menghafal Banyak Sekaligus Allah tidak menyukai orang yang melakukan segala sesuatu dengan berlebihan. Begitu pula saat menghafal Al-Quran. Jangan paksakan diri kamu untuk menghafal Al-Qur’an dalam jumlah yang banyak sekaligus karena cara tersebut bukanlah cara yang efektif. Cara menghafal Al-Quran sedikit demi sedikit secara konsisten jauh lebih baik daripada menghafal banyak sekaligus. 3. Menyetorkan Hafalan di Hadapan Qori yang Lebih Mahir Ketika kamu mulai merasa berhasil menghafal satu ayat, surat, maupun juz, segera setorkan kepada seseorang yang memiliki bacaan bagus dan faham ilmu tajwid seperti imam-imam masjid ataupun guru tahfiz yang dekat dengan rumahmu. Hanya karena kamu sudah hafal, tidak berarti bacaanmu sudah tepat dan bagus. Oleh karena itu, kamu akan mengetahui kesalahan yang mungkin terjadi dan bisa segera dikoreksi jika disetorkan di hadapan Qori yang lebih mahir. 4. Baca Berulang-Ulang Seperti seorang murid yang akan menghadapi ujian sekolah, menghafal Al-Quran dengan cara membaca berulang-ulang juga merupakan metode yang tepat untuk cepat menghafal. Kesungguhan dalam membaca ayat Al-Quran secara berulang-ulang akan mempercepat proses dalam menghafal. Semakin sering kamu mengulangi satu ayat, akan lebih mudah ayat tersebut lengket di ingatanmu. 5. Mengutamakan Durasi Cara menghafal Al-Quran selanjutnya adalah dengan mengutamakan durasi hafalan. Berkomitmenlah pada durasi kamu biasa menghafal, bukan pada jumlah ayat yang harus dihafal. Jika kamu biasanya menghafal selama dua jam setiap hari, lakukan secara konsisten dengan dua jam tersebut sehingga tidak memberi tekanan kepada otak yang harus menghafal terlalu lama. 6. Mengulangi Hafalan Setiap Waktu Sholat Selain mengatur durasi hafalan, mengulangi hafalan sebelum atau sesudah waktu sholat dapat kamu lakukan untuk menambah daya hafalan. Kamu dapat sisihkan waktu minimal 15 menit. Selain itu, mengulangi hafalan setiap waktu sholat juga bisa membantu kamu melaksanakan sholat tepat pada waktunya. 7. Menghafal Untuk Setia, Bukan Untuk Khatam Saat datang niat untuk menghafal Al-Quran, lakukanlah untuk setia dengan wahyu Allah SWT daripada hanya untuk sekedar khatam. Sehingga, setelah berhasil menyelesaikan hafalan 30 juz, kamu tidak meninggalkan Al-Qur’an dan tetap semangat mengulang hafalan. Seperti itulah cara menghafal Al-Quran dengan cepat dan tepat agar tidak mudah lupa. Semoga dengan menghafal Al-Quran, kamu dapat memperoleh syafaat Al-Quran yang tiada duanya. Selamat mencoba.

Kiat Mudah Menghafal Al-Qur’an Read More »

Syarat Diterimanya Syahadat

Syahadatain memiliki makna beritikad dan berikrar bahwasanya tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengakui secara lahir batin bahwa Nabi Muhammad adalah hamba Allah dan RasulNya yang diutus kepada manusia sevara keseluruhan, sehingga sebagai seorang muuslim memiliki konsekuensi untk mengamalkan, mentaati perintahNya serta menjauhi laranganNya dan tidak mempersekutukan Allah. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 21 dan 22 Allah berfirman يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّاسُ ٱعۡبُدُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُمۡ وَٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ (٢١) ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلۡأَرۡضَ فِرَشً۬ا وَٱلسَّمَآءَ بِنَآءً۬ وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً۬ فَأَخۡرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٲتِ رِزۡقً۬ا لَّكُمۡ‌ۖ فَلَا تَجۡعَلُواْ لِلَّهِ أَندَادً۬ا وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ (٢٢) Artinya: “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. (21) Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air [hujan] dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah [5] padahal kamu mengetahui”. (22). (Q.S. Al-Baqarah [2]: 21-22). Kemudian ditegaskan pula dalam Hadist Rasulullah yang berbunyi بني الإسلام على خمس: شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله، وإقام الصلاة، وإيتاء الزكاة، وصوم رمضان، وحج البيت “Islam dibangun di atas lima perkara: (1) Syahadat bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan benar selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah; (2) Menegakkan shalat; (3) Menunaikan zakat; (4) Puasa di bulan Ramadhan; dan (5) Berhaji ke Baitullah.” (HR. Al-Bukhari no.8 dan Muslim no. 16). Layaknya ibadah lain yang memiliki syarat agar diterima ibadahnya, dalam syahadat pun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh setiap muslim agar diterima syahadatnya. Antara lain : 1.      Ilmu Yang Menghilangkan Kejahilan Makna disini adalah bahwa kita memahami makna dan maksud atas apa yang telah ditetapkan dan dilarang,serta menafikan ketidaktahuan dengan hal tersebut. Allah Ta’ala berfirman, فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu’min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.” (QS. Muhammad, 47 : 19) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ “Barangsiapa mati dalam keadaan mengetahui bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah, maka dia akan masuk surga.” (HR. Muslim) 2.      Keyakinan Yang Menghilangkan Keraguan Setiap muslim yang mengucapkan kalimat syahadat memiliki keyakinan dengan apa yang terkandung didalamnya secara pasti tanpa ada keraguan sedikitpun. seorang yang beriman kepada Allah dan RasulNya tidak pernah ragu-ragu atas segala perintah yang telah Allah dan RasulNya perintahkan. Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 15 إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ “Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. Al-Hujurat, 49: 15) 3.      Keikhlasan Yang Menghilangkan Kesyirikan Ikhlas disini maksudnya memurnikan segala amal niat dengan sebenarnya dari segala hal bentuk yang mempersekutukan Allah. Allah Ta’ala berfirman: أَلا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ “Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (QS Az-Zumar:3) 4.      Kejujuran Yang Menghilangkan Kedustaan Saat mengucapkan syahadat dengan jujur dari hati dan lisan tanpa ada kedustaan sedikitpun yang terkandung didalamnya. Allah Ta’ala berfirman, وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ “Di antara manusia ada yang mengatakan: ‘Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian’, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.” (QS. Al-Baqarah, 2 : 8-9) Dalam sebuah Hadist shahih Rasulullah menegaskan tentang hal ini, Beliau bersabda: ما من أحد يشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا عبده ورسوله صدقا من قلبه إلا حرمه الله على النار “Tidak seorang pun yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya secara jujur dari hatinya melainkan Allah akan haramkan dirinya dari neraka.” (HR. Bukhori & Muslim) 5.      Kepatuhan Yang Menghilangkan Penolakan Syahadat memiliki konsekuensi dalam segala aspek kehidupan seorang muslim. ketika seorang mulim bersyahadat maka ia harus patuh terhadap segala syariat Allah Ta’ala serta tunduk dan berserah diri kepadaNya. Allah Ta’ala berfirman, وَمَنْ يُسْلِمْ وَجْهَهُ إِلَى اللَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى وَإِلَى اللَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ “Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan.” (QS. Luqman, 31: 22)

Syarat Diterimanya Syahadat Read More »