Apa yang sudah kita lakukan hari ini? Sudahkah kita berbuat baik? Seberapa sering kita melakukan dosa pada hari ini? Atau malah kita lebih sering memikirkan dunia daripada akhiratnya?. Pernahkah temen-temen dalam setiap harinya terlintas pertanyaan tersebut, kalau belum beristghfarlah. Jangan-jangan kita sudah lupa hakikat hidup didunia ini. Seringkali kita mudah menilai seseorang namun begitu sulit ketika kita menilai diri kita sendiri. Efeknya dalam menjalankan segala aktifitas kitapun jadi lupabahwa setiap yang kita lakukan selalu dihisab oleh Allah. Disinilah perlu namanya setiap muslim untuk saling bermuhasabah diri. Ada beberapa hal yang membuat muhasabah diri itu penting. Antara lain
1. Muhasabah Merupakan Perintah dari Allah SWT.
Dalam Surat Al-Hasyr ayat 18 Allah Berfirman
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q>S Al-Hasyr:18).
2. Muhasabah Diri merupakan barometer keimanan
Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah mengatakan, “Mukmin itu yang rajin menghisab dirinya dan ia mengetahui bahwa ia akan berada di hadapan Allah kelak. Sedangkan orang munafik adalah orang yang lalai terhadap dirinya sendiri (enggan mengoreksi diri, pen.). Semoga Allah merahmati seorang hamba yang terus mengoreksi dirinya sebelum datang malaikat maut menjemputnya.” (Tarikh Baghdad, 4:148. Lihat A’mal Al-Qulub, hlm. 372).
3. Muhasabah Diri adalah karakter orang yang bertakwa
Dalam Surat Al-Hasyr ayat 18-19 Allah Berfirman
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (18) وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (19)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hasyr: 18-19)
4. Buah manis daripada Muhasabah adalah taubat
Ketika kita melakukan muhasabah diri, kita akan mengevaluasi dosa-dosa yang sudah kita lakukan. Harapannya kita menyesal dan akhirnya bertabat dari dosa-dosa yang sudah kita lakukan. Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda :
النَّدَامَةُ تَوْبَةٌ
“Menyesal adalah taubat.” (HR.Ibnu Majah no. 4252, Ahmad no.3568, 4012, 4414 dan 4016. Hadist ini dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahiih al-Jaami’ ash-Shaghir no.6678).