Kiat Menjaga hafalan Al-Qur’an

Bina Insan Sahabat Al Qur’an –   Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji hanya bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.Sebelumnya perlu diketahui bahwa saya bukanlah seorang penghafal Al-Qur’an. Sudah ada begitu banyak artikel yang membahas permasalahan ini, mulai dari pembahasan ulama, ustadz, dll. Adapun tulisan ini hanyalah menyadur dari tulisan yang saya baca.

Diantara kiat-kiat dalam menjaga hafalan Al-Qur’an adalah

1. Membaca ayat-ayat yang telah dihapal di dalam shalat sunnah

Terkadang, di dalam shalat sunnah rawatib, kita ingin ‘menyegerakan’ untuk mengakhirinya, sehingga surah-surah yang kita baca adalah surah-surah pendek seperti Al-Ikhlas dan Al-Kautsar. Padahal, pada shalat tersebut seharusnya kita bisa membaca ayat-ayat yang baru saja kita hafalkan. Karena itulah, adalah salah satu kebiasaan yang baik bagi kita yang ingin menghafalkan Qur’an untuk membaca ayat-ayat tersebut pada shalat-shalat sunnah, karena pada shalat wajib, rasanya tidak memungkinkan untuk menyesuaikan bacaan kita dengan sang imam. Dengan demikian, shalat sunnah juga bisa menjadi fasilitas muroja’ah bagi kita karena sesuatu yang kita baca berulang-ulang akan tertanam dengan sangat kuat di pikiran kita. Maka dari itu, jangan sampai kita memisahkan shalat dari hafalan Al-Qur’an.

2. Mengulang-ulang hafalan di setiap waktu dan kesempatan

Seseorang yang memang berniat untuk menghafalkan Al-Qur’an sudah seharusnya menyibukkan waktunya dengan Al-Qur’an dan menjaga diri dari kesibukan yang dapat melalaikan diri dari Al-Qur’an. Rasulullah bersabda,

    “Apabila orang yang menghafal Al Qur’an membacanya di waktu malam dan siang hari, dia akan mengingatnya. Namun jika dia tidak melakukan demikian, maka dia akan lupa.” (HR. Muslim)

Begitu banyak waktu-waktu senggang kita terbuang sia-sia karena hal yang tidak bermanfaat, padahal bisa kita manfaatkan dengan baik untuk menambah hafalan kita. Misalnya, ketika kita sedang janjian dengan teman, ternyata teman tersebut datang terlambat 5-15 menit. Apakah yang kita lakukan dalam 5-15 menit itu? Mungkin kadang kita menggumam, kesal, mencaci teman kita, dan menghabiskan energi-energi berlebihan yang tidak perlu. Padahal, seharusnya dalam waktu yang sempit itu, kita bisa menambah hapalan kita 1-2 baris jika kita benar-benar mencoba mengkonsentrasikan diri. Selain itu, berdasarkan cerita dari seorang teman saya, ketika ke kampus dia menghabiskan waktu di dalam bus sekitar 30 menit – 1 jam, jadi di dalam bus itu beliau berusaha untuk menambah hafalannya atau membaca buku yang bermanfaat.

Dari sini seharusnya kita belajar bahwa begitu banyak waktu kita yang tersiakan begitu saja. Padahal seandainya waktu-waktu ini kita manfaatkan dengan baik, pasti kita akan mampu menambah hafalan kita menjadi lebih banyak. Pada waktu-waktu seperti yang kami sebutkan di dalam contoh inilah seharusnya kita bisa mengulang-ulang halaman yang baru kita hafalkan, atau menggabungkannya dengan halaman-halaman sebelumnya.

3. Bacaan penguji

Bacaan penguji adalah bacaan yang mengetes dan menguji kita. Dengan adanya bacaan penguji ini kita bisa tahu apakah ayat yang kita hafalkan ini sudah benar atau tidak. Oleh karena itu, jika kita memiliki kesempatan untuk menjadi imam shalat, maka bacalah apa yang telah kita hafalkan. Bila kita telah merasa nyaman dengan bacaan tersebut tanpa terbata-bata, takut, atau berhenti di tengah ayat, maka bacaan tersebut insya Allah sudah benar. Tapi, jika kita melakukan kesalahan dalam membaca ayat, hendaklah kita langsung ruku’ (tidak mengganti surah); dan jika melakukan hal yang sama pada rakaat berikutnya, maka ganti dengan surah lainnya.

4. Mendengarkan kaset-kaset murottal Al-Qur’an

Salah satu nikmat yang harus kita syukuri karena hidup pada zaman ini adalah dengan berkembangnya teknologi. Dengan berkembangnya teknologi, sekarang kita bisa menggunakan kaset-kaset mp3 untuk membantu kita bisa mendengarkan bacaan Al-Qur’an dari qari-qari yang ada untuk membenarkan cara baca kita, tentu dengan kontennya juga. Kita bisa menggunakannya di rumah, di kampus, di kantor, di tempat tidur dll tanpa harus dibatasi oleh waktu-waktu tertentu.

Untuk yang memiliki iphone, saya menyarankan untuk menggunakan aplikasi Memorize Quran for Kids & Adults yang informasinya bisa dilihat pada link berikut, https://itunes.apple.com/us/app/memorize-quran-for-kids-adults/id413035746 . Aplikasi ini adalah aplikasi gratis tetapi hanya untuk juz 30 saja, adapun juz-juz sebelumnya kita harus membayar agar bisa menggunakannya.

Untuk yang memiliki komputer/laptop, saya menyarakan untuk menggunakan software Juz 30 yang informasinya bisa dilihat pada link berikut, http://www.imaanstar.com/juz30.php

5. Konsisten dengan satu mushaf

Menggunakan satu mushaf juga memudahkan kita untuk menghafal. Karena dengan menggunakan satu mushaf memudahkan anda untuk mengingat letak dari ayat tersebut. Apalagi jika mushaf tersebut adalah mushaf berwarna, tentu warna-warna ini juga bisa membantu ingatan kita untuk mengingat pola pada ayat-ayat yang kita hafalkan. Dan mushaf yang paling bagus adalah mushaf yang ayatnya tidak terpotong pada halaman selanjutnya, karena hal ini bisa mengganggu proses menghafal.

6. Mengoptimalkan seluruh fungsi panca indera

Ini adalah faktor yang terpenting dari semuanya. Karena dari sudut pandang keilmuan, diketahui bahwa menggunakan satu panca indera pada suatu pekerjaan akan memberikan hasil dengan persentase tertentu. Maka jika kita mampu memanfaatkan panca indera kita, tentu kita akan mampu menambah kemampuan hafalan kita.

Bagaimanakah cara menggunakan indera tersebut? Sebagian dari kita hanyalah membaca dengan menggunakan mata saja. Padahal ini melemahkan lisan kita. Seharusnya kita membaca dengan mata dan juga lisan. Marilah mengeraskan suara kita sehingga kita juga mampu mendengarkan bacaan kita sendiri. Kemudian, tulislah ayat tersebut. Salah satu alasan pada zaman dahulu, orang-orang dengan mudah menjaga hapalannya karena mereka banyak menulisnya.

7. Memahami lalu mengamalkan

Tidak diragukan lagi bahwa dengan memahami apa yang kita baca lalu mengamalkannya, bisa menjaga apa yang kita hapalkan. Berdasarkan sebuah tulisan dijelaskan bahwa cara untuk belajar yang efektif adalah dengan cara berikut disertai dengan persentase kemungkinan untuk memahaminya; yaitu 10 persen dengan membaca, 20 persen dengan mendengar, 30 persen dengan melihat, 50 persen dengan melihat dan mendengar, 70 persen dengan membicarakan/mengatakannya, dan 90% dengan mengamalkannya. Karena itulah, tidak diragukan lagi bahwa hal ini bisa menambah hapalan. Menurut Ibnu Abbas Radhiallahu anhu, “Dahulu di seseorang antara kami, jika tengah mempelajari sepuluh ayat, maka ia tidak lewat dari sepuluh ayat tersebut sampai ia benar-benar memahami maknanya dan beramal dengan kandungannya.”

8. Menjauhi maksiat

Modal yang utama lagi bagi penghafal qur’an adalah ia harus menjauhi maksiat. Imam Syafi’i berkata,

    “Aku pernah mengadukan kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.” (I’anatuth Tholibin, 2: 190).

Ingat sekali lagi bahaya maksiat dan dosa bagi penghafal Al Qur’an. Ini pantangan berat yang mesti dijauhi. Semoga dengan taufik Allah, kita bisa menghindari maksiat dan berbagai macam dosa.

Sebentar lagi bulan Ramadhan akan tiba. Mari kita mempersiapkan diri untuk menyambutnya dengan sebaik-baiknya. Salah satunya adalah dengan menambah hapalan Al-Qur’an yang mungkin telah lama kita tinggalkan. Selain itu, tidak lupa kita senantiasa berdo’a kepada Allah agar diberikan petunjuknya dan segala kemudahan untuk menambah amalan shaleh dan dijauhkan dari segala kemaksiatan.

Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel

Penyuluhan Tanpa Biaya: Wujud Peduli dan Berbagi Ilmu bagi Masyarakat

Penyuluhan tanpa biaya menjadi salah satu bentuk nyata dari kepedulian terhadap masyarakat. Dengan memberikan akses informasi dan pengetahuan secara gratis, kegiatan ini menjembatani kesenjangan dalam pendidikan, kesehatan, atau isu-isu penting lainnya, terutama bagi kelompok masyarakat yang kurang memiliki akses terhadap sumber daya tersebut. Makna Penyuluhan Tanpa Biaya Penyuluhan tanpa biaya adalah program yang dirancang untuk […]

Read More
Artikel

Meningkatkan Kesadaran Melalui Penyuluhan Gratis: Berbagi Pengetahuan untuk Semua

Kesadaran masyarakat terhadap berbagai isu seperti kesehatan, pendidikan, lingkungan, atau ekonomi sering kali menjadi kunci perubahan sosial. Salah satu cara efektif untuk meningkatkan kesadaran ini adalah melalui program penyuluhan gratis. Dengan membagikan pengetahuan secara cuma-cuma, penyuluhan menjadi jembatan yang menghubungkan informasi penting dengan masyarakat yang membutuhkan. Mengapa Penyuluhan Gratis Penting? Memiliki dampak yang signifikan karena […]

Read More
Artikel

Kebaikan sebagai Landasan: Menginspirasi melalui Komitmen Yayasan

Kebaikan adalah nilai universal yang menjadi dasar setiap tindakan positif untuk menciptakan perubahan. Dalam konteks sebuah yayasan, kebaikan bukan sekadar filosofi, melainkan landasan kokoh yang memandu setiap langkah untuk membawa manfaat nyata bagi masyarakat. Komitmen yayasan terhadap nilai ini mampu menginspirasi banyak pihak untuk bersama-sama menciptakan dampak yang lebih besar. Mengapa Kebaikan Harus Menjadi Landasan? […]

Read More