bisa

Hafalan Al-Qur’an Sehatkan Mental

Bina Insan Sabahat Al Qur’an – Hasil penelitian di Mesir dan Saudi menyebutkan bahwa siswa yang berprestasi rata-rata penghafal Alquran. Meski tak ada data yang pasti, jumlah umat Islam di Tanah Air yang masih buta huruf Alquran diperkirakan masih sangat tinggi. Salah satu faktanya, separuh jamaah haji asal Indonesia yang berangkat setiap tahun ke Tanah Suci ternyata buta huruf Alquran alias tak bisa membaca kitab suci. Kondisi itu tentu sangat memprihatinkan. Apalagi, Indonesia merupakan negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Kini, gerakan untuk membebaskan umat dari buta huruf Alquran memang tengah digulirkan. Namun, upaya itu membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Pakar tafsir yang juga Dewan Pakar Pusat Studi Alquran (PSQ), Dr Muchlis Hanafi, mengungkapkan, guna mencegah munculnya generasi buta huruf Alquran,   setiap pelajar Muslim di Tanah Air harus bisa membaca dan memiliki hafalan Alquran. Menurut dia, Indonesia bisa mencontoh Mesir. Doktor tafsir dari Universitas Al Azhar itu, mengungkapkan, di Mesir, anak-anak telah menghafal Alquran sebelum masuk sekolah dasar.  ”Jadi, melalui katatib atau kuttab (tempat-tempat menghafal Alquran), anak-anak sejak kecil menghafal Alquran,” papar Muchlis. ”Begitu tamat madrasah Ibtidaiyah atau SD di Al-Azhar, anak-anak sudah selesai hafal Alquran 30 juz. Anak-anak di sana hafal Alquran umur sembilan tahun atau paling lambat 13 tahun,” tuturnya.  Muchlis mengungkapkan, hasil penelitian di Mesir dan Saudi menyebutkan  bahwa  siswa-siswa yang berprestasi rata-rata mereka hafal Alquran. ”Jadi, hafalan Alquran itu sangat menunjang prestasi belajar para siswa. Selain tentunya hafalan Alquran itu sendiri membantu meningkatkan kesehatan mental anak. Ini hal positif,”  ungkapnya. Namun, kata dia, jangan hanya berhenti pada hafalan. Hafalan  Alquran itu perlu terus dikembangkan. Karena itu,  di pesantren yang didirikan Pusat Studi Alquran (PSQ), Pesantren Baitul Quran sebanyak 19 orang huffadz yang sudah hafal 30 juz  diberi wawasan keilmuan, wawasan kewirausahaan, training, bermacam-macam training selama enam bulan. Menurut Muchlis, sekarang anak-anak kecil sudah banyak yang pandai membaca Alquran.  Setelah bisa membaca Alquran, kata dia,  perlu digalakkan program hafalan alias tahfiz Alquran. Sekarang ini, tuturnya, semangat menghafal Alquran sangat tinggi sekali. Rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta, Dr Ahsin Sakho Muhammad menambahkan,  periode menghafalkan Alquran itu harus mulai dari taman kanak-kanak sampai umur enam tahun. Jadi, anak sudah bisa menghafal Alquran. Kemudian mulai SD belajar umum, lalu sorenya dilanjutkan dengan menghafal Alquran ternyata hasilnya bagus sekali. ”Ini yang dilakukan oleh orang-orang Arab Saudi dan Mesir. Paginya sekolah umum, sore hari setelah pulang sekolah dilanjutkan dengan menghafal Alquran. Ternyata di Palestina sekarang ribuan anak sudah menghafal Alquran. Kemudian di masa musim liburan anak-anak dimasukkan ke dalam tahfiz Alquran,”  ungkap Ahsin. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Jawa Timur tengah mempersiapkan lahirnya para dosen, dekan hingga rektor yang hafal Alquran. ”Di dunia ini Perguruan Tinggi yang paling hebat Harvard University, AS. Perguruan Tinggi yang nomor satu milik Islam adalah Al-Azhar Kairo Mesir. Orang tatkala menyebut nomor satu tidak ada yang mengklaim nomor dua apalagi nomor empat. Makanya saya katakan kepada mahasiswa dan dosen di sini kita harus harus ambil posisi kosong itu. Kapan? Bukan sekarang tapi 25 tahun yang akan datang,” papar Rektor UIN Malang,  Prof Imam Suprayogo. Guna memenuhi target itu,  sejak 2009 UIN Malang merekrut 35 mahasiswa baru yang sudah hafal Alquran. ”Saya ambil dari pondok, aliyah-aliyah yang ada di Indonesia. Ke-35  itu kita beri beasiswa, uang saku, uang buku dan macam-macam. Nanti kalau empat tahun mereka lulus dan nilainya baik lalu kita teruskan di S-2 hingga S-3,” tuturnya. Menurut Imam, dunia harus diprogram. ”Dunia jangan tumbuh alamiyah. Kalau alamiyah, tidak indah. Pemimpin kampus juga diprogram sehingga nanti menjadi indah jangan hanya berjalan alami.” Karena itulah, Ustaz Yusuf Mansur meluncurkan program i’daad. Lewat program itu, para siswa  SD yang akan meneruskan ke SMP atau SMP ke SMA atau SMA ke perguruan tinggi bisa vacuum satu tahun dari pendidikan umum. Selama satu tahun itulah, mereka digembleng dan dibekali dengan pendidikan Alquran dan Sunah. Sehingga, mereka memiliki bekal berupa kekuatan tauhid yang sangat kokoh dalam mengarungi kehidupan. Prof Imam menilai, program i’daad seperti itu perlu didukung, karena merupakan  memprogram masa depan, bukan memprogram ujian. ”Saya senang sekali kalau ada inovasi seperti ini. Karena itu perlu kita dukung bersama-sama,” paparnya. Upaya itu, dinilai sebagai usaha untuk menciptakan  nuansa Qurani di Indonesia. Sumber

Hafalan Al-Qur’an Sehatkan Mental Read More »

Dalil Membaca dan Menghafal Al-Quran

Bina Insan Sahabat Al Qur’an –  Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (QS Al Fathir: 29-30) Tilawah Al Qur’an ada dua jenis: tilawah hukmiyah dan tilawah lafdziyah. Tilawah hukmiyah yaitu dengan membenarkan kabar yang ada di dalamnya dan menjalankan hukum-hukumnya (mengerjakan peritah dan menjauhi larangan di dalamnya). Adapun tilawah lafdziyah yaitu dengan membacanya. Ada begitu banyak dalil yang menyebutkan keutamaan membaca al Qur’an. Disebutkan dalam shahih Bukhari dari sahabat Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shollallahu ‘alahi wasallam bersabda, خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al Qur’an dan mengajarkannya”. Disebutkan juga dalam shahih Bukhari dan Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ “Orang yang mahir membaca al Qur’an bersama malaikat yang mulia lagi taat. Adapun orang yang membaca al Qur’an dengan terbata-bata dan berat atasnya maka baginya dua pahala” Disebutkan dalam shahihain juga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْأُتْرُجَّةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ “Perumpamaan seorang muslim yang membaca al Qur’an adalah seperti buah Utrujah, baunya enak dan rasanya juga enak. Adapun perumpamaan seorang muslim yang tidak membaca al Qur’an adalah seperti buah Kurma, tidak ada baunya dan rasanya manis”. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda, “Bacalah al Qur’an sesungguhnya dia akan datang di hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi yang membacanya” [HR Muslim]. Dalam hadits lainnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun juga bersabda, مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ “Barangsiapa membaca satu huruf dari kitabullah maka baginya sebuah kebaikan. Dan sebuah kebaikan dilipatgandakan sepuluh kalinya. Saya tidak mengatakan aliflammim sebagai satu huruf tetapi alif adalah satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” [HR Tirmidzi] Dari Nawwas bin Sam’an ra. telah berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. bersabda, “Di hari Akhirat kelak akan didatangkan Al Qur’an dan orang yang membaca dan mengamalkannya, didahului dengan surat Al Baqarah dan Surah Ali ‘Imran, kedua-duanya menjadi hujjah (pembela) orang yang membaca dan mengamalkannya.” (Riwayat Muslim) Dari Aisyah ra. telah berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang membaca Al Qur’an dengan terbata-bata karena susah, akan mendapat dua pahala.”(Riwayat Bukhari & Muslim) Dari Abu Musa Al-Asy’ari RA, ia berkata : Telah berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam : “Perumpamaan orang mukmin yang membaca AlQuran, bagaikan buah Utrujjah, harum baunya dan lezat rasanya. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca AlQuran, bagaikan buah kurma, tidak harum dan rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca AlQuran, bagaikan bunga (rihanah), harum baunya dan pahit rasanya. Dan orang munafik yang tidak membaca AlQuran bagaikan buah Handzalah, tidak harum dan rasanya pahit.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dari Umar bin al Khatthab ra. bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. bersabda,”Sesungguhnya Allah mengangkat (martabat) sebagian orang dan merendahkan sebagian lainnya dengan sebab Al Qur’an.” (Riwayat Muslim) Dari Ibnu Umar ra. dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. telah bersabda, “Tidak boleh iri kecuali pada dua perkara: Laki-laki yang dianugerahi (kefahaman yang sahih tentang) Al Qur’an sedang dia membaca dan mengamalkannya siang dan malam, dan laki-laki yang dianugerahi harta sedang dia menginfakkannya siang dan malam.” (Riwayat Bukhari & Muslim) Dari Barra’ bin ‘Azib ra. telah berkata: Seorang laki-laki membaca surat Al Kahfi dan di sisinya ada seekor kuda yang diikat dengan dua tali panjang, tiba-tiba ada awan melindunginya dan semakin mendekat dan kudanya menjauhinya. Pagi-paginya laki-laki itu mendatangi Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. dan menceritakan peristiwa tersebut, maka beliau bersabda, “Itu adalah ketenangan yang turun karena Al Qur’an.” (Riwayat Bukhari & Muslim) Dari Ibnu ‘Abbas ra. beliau berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. bersabda, “Sesungguhnya orang yang tidak ada dalam dirinya sesuatu pun dari Al Qur’an laksana sebuah rumah yang runtuh.” (Riwayat Tirmizi, beliau berkata: Hadits ini hasan sahih) Dari Abdullah bin ‘Amru bin Al ‘Ash ra. dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. beliau bersabda, “Akan dikatakan kepada orang yang membaca Al Qur’an: Baca, tingkatkan dan perindah bacaanmu sebagaimana kamu memperindah urusan di dunia, sesungguhnya kedudukanmu pada akhir ayat yang engkau baca.”(Riwayat Abu Daud dan Tirmizi, beliau berkata: Hadits ini hasan sahih) Dari ‘Uqbah Bin ‘Amir ra. berkata; Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. keluar dan kami berada di beranda masjid. Beliau bersabda: “Siapakah di antara kalian yang tiap hari ingin pergi ke Buthan atau ‘Aqiq dan kembali dengan membawa dua ekor unta yang gemuk sedang dia tidak melakukan dosa dan tidak memutuskan hubungan silaturahmi?” Kami menjawab, “Kami ingin ya Rasulullah” Lantas beliau bersabda, “Mengapa tidak pergi saja ke masjid; belajar atau membaca dua ayat Al Qur’an akan lebih baik baginya dari dua ekor unta, dan tiga ayat lebih baik dari tiga ekor unta, dan empat ayat lebih baik dari empat ekor unta, demikianlah seterusnya mengikuti hitungan unta.”(Riwayat Muslim) Dari Ibnu Mas’ud ra. bahawasanya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. bersabda, “Yang paling layak mengimami kaum dalam shalat adalah mereka yang paling fasih membaca Al Qur’an.” (Riwayat Muslim) Dari Imran bin Hushoin bahawa beliau melewati seseorang yang sedang membaca Al Qur’an kemudian dia berdoa kepada Allah lalu ia kembali membaca, lantas dia berkata aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. bersabda, “Barangsiapa yang membaca Al Qur’an maka berdoalah kepada Allah dengan Al Qur’an karena sesungguhnya akan datang beberapa kaum yang membaca Al Qur’an dan orang-orang berdo’a dengannya.”(Riwayat Tirmizi, beliau berkata : Hadits ini hasan) “Bacalah Al-Qur’an karena Allah tidak akan menyiksa hati orang yang menjaga Al-Qur’an. Al-Qur’an itu benteng Allah; siapa yang masuk ke dalamnya akan aman. Dan berilah kabar gembira kepada siapa saja yang mencintai Al-Qur’an “(H.R Ad-Darimi) Demikianlah diantara keutamaan tilawah al Qur’an. Semoga Allah memberi taufiq kita semuanya

Dalil Membaca dan Menghafal Al-Quran Read More »

Husnul Khatimahnya Seorang Pembaca Alquran

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Ada seorang yang shalih membiasakan diri membaca Alquran al-Karim sebanyak sepeuluh juz setiap hari. Pada suatu hari dia sedang membaca surat Yasin. Sehingga, ketika dia sampai pada ayat: “Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Yasin: 24) Maka, ruhnya melayang ke langit. Sahabat-sahabatnya yang ada di sekitarnya pun heran dan berkata, “Laki-laki ini adalah orang shalih, bagaimana mungkin hidupnya diakhiri dengan ayat ini: “Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Yasin: 24) Setelah dia dimakamkan, seseorang yang shalih lainnya memimpikannya di dalam tidur. Dia berkata kepadanya, “Wahai Fulan! Hidupmu diakhiri dengan ayat: “Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Yasin: 24) Bagaimana kondisimu sekarang di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala?” Lantas dia menjawab, “Ketika kalian telah menguburkanku dan meninggalkanku, datanglah dua malaikat. Keduanya bertanya kepadaku dengan mengatakan, ‘Siapa Rabbmu?’ Lantas saya menyempurnakan bacaan surat tersebut. Saya pun menjawab: “Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan) ku.” (QS. Yasin: 25) Dikatakan: “Masuklah ke surga.” Dia berkata: “Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui. Apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan“. (QS. Yasin: 26-27) Sumber: Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka Arafah Cetakan 1 Sumber

Husnul Khatimahnya Seorang Pembaca Alquran Read More »

Pengaruh Alquran Al-Adzim Terhadap Orang-orang Shalih

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Manshur bin Ammar melihat seorang pemuda sedang melaksanakan shalat seperti shalatnya orang-orang yang takut, lalu ia memanggil pemuda tersebut, “Hai anak muda! Apakah engkau pernah membaca firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6) Tatkala ia mendengar ayat ini, maka ia langsung jatuh pingsan. Ketika telah siuman ia berkata, “Berilah aku tambahan lagi.” Lantas Manshur berkata, “Bukankah engkau tahu bahwa di Neraka Jahannam terdapat jurang yang disebut api yang bergejolak yang mengelupaskan kulit kepala, yang memanggil orang yang membelakangi dan yang berpaling (dari agama).” Maka, ia pun tidak mampu memikul nasihat ini, lalu ia jatuh dan meninggal dunia. Selanjutnya dadanya dibuka. Ternyata ditemukan dadanya bertuliskan, “Sesungguhnya dia berada dalam kehidupan yang diridhai, dalam surga yang tinggi, buah-buahannya dekat.” Manshur melanjutkan ceritanya, “Lalu saya tidur sambil memikirkan kondisi pemuda tersebut. Di dalam tidur, saya melihatnya sedang berjalan dengan lagak yang bagus di dalam surga. Di atas kepalanya terdapat mahkota kehormatan. Kemudian saya bertanya kepadanya, “Dengan apa engkau dapat memperoleh derajat seperti ini?” lalu ia berkata kepadaku, “Bukankah engkau pernah membaca firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa.” (QS. Al-Qamar: 54-55) Wahai Ibnu Ammar! Sungguh, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan kepadaku pahala pasukan Badr, bahkan lebih banyak lagi. Lalu saya bertanya kepadanya, “Mengapa bisa seperti itu?” Ia menjawab, “Karena pasukan Badr gugur dengan pedang orang-orang kafir. Sedangkan saya meninggal dunia dengan pedang Dzat Yang Maha Merajai dan Maha Perkasa, yaitu Alquran Al-Karim.” Dihikayatkan dari Masruq radhiyallahu ‘anhu bahwa ia pernah mendengar seseorang sedang membaca ayat berikut: “(Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada (Allah Subhanahu wa Ta’ala) Yang Maha Pengasih sebagai perutusan yang terhormat, dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga.” (QS. Maryam: 85-86) Lantas ia bergetar, menangis, dan berkata kepada orang yang membaca ayat tersebut, “Ulangi lagi untukku!” Maka, ia pun terus-menerus mengulangi ayat tersebut, sementara Marsuq menangis sehingga ia jatuh dan meninggal dunia. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmatinya. Ia termasuk orang-orang yang meninggal dunia lantara Alquran. Manshur bin Ammar berkata, “Saya memasuki kota Kufah. Pada saat saya sedang berjalan di kegelapan malam, tiba-tiba saya mendengar tangisan seseorang dengan suara yang penuh gelisah dari dalam rumah. Orang tersebut berkata, “Wahai Rabbku! Demi kemuliaan dan keagungan-Mu, saya tidak bermaksud menentang-Mu dengan berbuat maksiat kepada-Mu. Akan tetapi, saya berbuat maksiat karena kebodohanku. Lantas sekarang siapa lagi yang dapat menyelamatkanku dari siksa-Mu? Dengan tali siapa saya berpegang teguh jika Engkau memutus tali-Mu dari diriku. Aduh alangkah banyak dosaku.. Aduh tolonglah… Ya Allah!” Manshur bin Ammar berkata, “Ucapan orang tersebut membuatku menangis, lalu saya berhenti dan membaca ayat berikut: ‘Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.’ (QS. At-Tahrim: 6) Tiba-tiba saya mendengar teriakan keras dan gemetar lelaki tersebut. Saya pun berhenti hingga suara lelaki itu pun terputus dan saya pun berlalu. Di pagi harinya saya mendatangi rumah lelaki tersebut, ternyata saya mendapatinya telah meninggal dunia dan orang-orang sedang merawat jenazahnya. Di sana terlihat seorang nenek yang sedang menangis, lalu saya menanyakan tentang siapakah perempuan tua tersebut. Ternyata ia adalah ibunya, kemudian saya menghampirinya dan saya bertanya mengenai tingkah laku anaknya, lalu perempuan tua tersebut menjawab, “Dia berpuasa di siang hari, beribadah di malam hari, dan bekerja mencari rezeki yang halal. Lalu ia membagi tiga hasil dari kerjanya. Sepertiga untuk dirinya sendiri, sepertiga lagi untuk membiayaiku, dan sepertiga lainnya ia sedekahkan. Tadi malam ada seseorang melewatinya sambil membaca suatu ayat, ia pun mendengar ayat tersebut lalu meninggal dunia.” Diriwayatkan bahwa Mudhar ia adalah seorang qari sedang membaca ayat ini: (Allah berfirman): “Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan kepadamu dengan sebenar-benarnya.” (QS. Al-Jatsiyah: 29) Lantas Abdul Wahid bin Zaid menangis ketika mendengar ayat tersebut sampai pingsan. Ketika telah siuman, ia berkata, “Demi kemuliaan-Mu dan keagungan-Mu saya tidak akan berbuat maksiat kepada-Mu dengan segenap kemampuanku untuk selamanya. Oleh karena itu, berilah saya pertolongan untuk melakukan ketaatan kepada-Mu dengan pertolongan-Mu.” Kemudian ia mendengar seseorang membaca ayat berikut: “Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya.” (QS. Al-Fajr: 27-28) Lalu ia meminta agar si pembaca ayat tersebut mengulangi kembali dan bertanya, “Berapa kali saya mengucapkan irji’i.” Ia pun pingsan lantaran takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan siksa-Nya. Ia bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan memperbaiki diri setelah itu. Maha benar Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah berfirman: “Sekiranya Kami turunkan Alquran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah.” (QS. Al-Hayr: 21) Zirarah bin Auf menjadi iman bagi orang banyak saat shalat Subuh. Tatkala ia membaca ayat: “Maka apabila sangkakala ditiup, maka itulah hari yang serba sulit.” (QS. Al-Muddatstsir: 8) Maka, ia terjatuh dalam keadaan telah meninggal dunia. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmatinya. Dan ketika firman Allah Subhanahu wa Ta’ala berikut ini telah diturunkan: “Dan sungguh, Jahannam itu benar-benar (tempat) yang telah dijanjikan untuk mereka (pengikut setan) semuanya.” (QS. Al-Hijr: 43) Maka, Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu menjerit satu jeritan, lalu ia meletakkan tangan di atas kepalanya dan pergi tak tentu arah selama tiga hari. Sumber: Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka Arafah Cetakan 1 Sumber

Pengaruh Alquran Al-Adzim Terhadap Orang-orang Shalih Read More »

Keunggulan Penghafal Al Qur’an

Bina Insan Sahabat Al Qur’an –  Banyak hadits Rasulullah saw yang mendorong untuk menghafal Al Qur’an atau membacanya di luar kepala, sehingga hati seorang individu muslim tidak kosong dari sesuatu bagian dari kitab Allah swt. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, “Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Qur’an sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh.” (HR. Tirmidzi) Berikut adalah Fadhail Hifzhul Qur’an (Keutamaan menghafal Qur’an) yang dijelaskan Allah dan Rasul-Nya, agar kita lebih terangsang dan bergairah dalam berinteraksi dengan Al Qur’an khususnya menghafal. Fadhail Dunia 1. Hifzhul Qur’an merupakan nikmat rabbani yang datang dari Allah Bahkan Allah membolehkan seseorang memiliki rasa iri terhadap para ahlul Qur’an,“Tidak boleh seseorang berkeinginan kecuali dalam dua perkara, menginginkan seseorang yang diajarkan oleh Allah kepadanya Al Qur’an kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang, sehingga tetangganya mendengar bacaannya, kemudian ia berkata, ’Andaikan aku diberi sebagaimana si fulan diberi, sehingga aku dapat berbuat sebagaimana si fulan berbuat” (HR. Bukhari) Bahkan nikmat mampu menghafal Al Qur�an sama dengan nikmat kenabian, bedanya ia tidak mendapatkan wahyu,“Barangsiapa yang membaca (hafal) Al Qur’an, maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabian, hanya saja tidak diwahyukan kepadanya.” (HR. Hakim) 2. Al Qur’an menjanjikan kebaikan, berkah, dan kenikmatan bagi penghafalnya “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhari dan Muslim) 3. Seorang hafizh Al Qur’an adalah orang yang mendapatkan Tasyrif nabawi(penghargaan khusus dari Nabi SAW) Di antara penghargaan yang pernah diberikan Nabi SAW kepada para sahabat penghafal Al Qur’an adalah perhatian yang khusus kepada para syuhada Uhud yang hafizh Al Qur’an. Rasul mendahulukan pemakamannya. “Adalah nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda, “Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al Qur’an, ketika ditunjuk kepada salah satunya, maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahat.” (HR. Bukhari) Pada kesempatan lain, Nabi SAW memberikan amanat pada para hafizh dengan mengangkatnya sebagai pemimpin delegasi. Dari Abu Hurairah ia berkata, “Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi yang paling muda usianya, beliau bertanya, “Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab,”Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan surat Al Baqarah.” Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lagi. Shahabi menjawab, “Benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi.” (HR. At-Turmudzi dan An-Nasa’i) Kepada hafizh Al Qur’an, Rasul SAW menetapkan berhak menjadi imam shalat berjama’ah. Rasulullah SAW bersabda,“Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya.” (HR. Muslim) 4. Hifzhul Qur’an merupakan ciri orang yang diberi ilmu “Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.” (QS Al-Ankabuut 29:49) 5. Hafizh Qur’an adalah keluarga Allah yang berada di atas bumi “Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya.” (HR. Ahmad) 6. Menghormati seorang hafizh Al Qur’an berarti mengagungkan Allah “Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah menghormati orang tua yang muslim, penghafal Al Qur’an yang tidak melampaui batas (di dalam mengamalkan dan memahaminya) dan tidak menjauhinya (enggan membaca dan mengamalkannya) dan Penguasa yang adil.” (HR. Abu Daud) Fadhail Akhirat 7. Al Qur’an akan menjadi penolong (syafa’at) bagi penghafal Dari Abi Umamah ra. ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah olehmu Al Qur’an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa’at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya).”” (HR. Muslim) 8. Hifzhul Qur’an akan meninggikan derajat manusia di surga Dari Abdillah bin Amr bin ’Ash dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Akan dikatakan kepada shahib Al Qur’an, “Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al Qur’an di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca.” (HR. Abu Daud dan Turmudzi) Para ulama menjelaskan arti shahib Al Qur’an adalah orang yang hafal semuanya atau sebagiannya, selalu membaca dan mentadabur serta mengamalkan isinya dan berakhlak sesuai dengan tuntunannya. 9. Para penghafal Al Qur’an bersama para malaikat yang mulia dan taat “Dan perumpamaan orang yang membaca Al Qur’an sedangkan ia hafal ayat-ayatnya bersama para malaikat yang mulia dan taat.” (Muttafaqun ?alaih) 10. Bagi para penghafal kehormatan berupa tajul karamah (mahkota kemuliaan) Mereka akan dipanggil, “Di mana orang-orang yang tidak terlena oleh menggembala kambing dari membaca kitabku?” Maka berdirilah mereka dan dipakaikan kepada salah seorang mereka mahkota kemuliaan, diberikan kepadanya kesuksesan dengan tangan kanan dan kekekalan dengan tangan kirinya. (HR. At-Tabrani) 11. Kedua orang tua penghafal Al Qur’an mendapat kemuliaan Siapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, “Mengapa kami dipakaikan jubah ini?” Dijawab,”Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur’an.” (HR. Al-Hakim) 12. Penghafal Al Qur’an adalah orang yang paling banyak mendapatkan pahala dari Al Qur’an Untuk sampai tingkat hafal terus menerus tanpa ada yang lupa, seseorang memerlukan pengulangan yang banyak, baik ketika sedang atau selesai menghafal. Dan begitulah sepanjang hayatnya sampai bertemu dengan Allah. Sedangkan pahala yang dijanjikan Allah adalah dari setiap hurufnya. “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an maka baginya satu hasanah, dan hasanah itu akan dilipatgandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif itu satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. At-Turmudzi) 13. Penghafal Al Qur’an adalah orang yang akan mendapatkan untung dalam perdagangannya dan tidak akan merugi “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS Faathir 35:29-30) Adapun fadilah-fadilah lain seperti penghafal Al Qur’an tidak akan pikun, akalnya selalu sehat, akan dapat memberi syafa’at kepada sepuluh orang dari keluarganya, serta orang yang paling kaya, do’anya selalu dikabulkan dan pembawa panji-panji Islam, semuanya tersebut dalam hadits

Keunggulan Penghafal Al Qur’an Read More »

Metode dan Manfaat Menghafal Al Qur’an

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Metode dan Manfaat Menghafal Al Qur’an“Sebenarnya (Al Quran) itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang berilmu.Hanya orang-orang yang zalim yang mengingkari ayat-ayat Kami”{Al ‘Ankabȗt: 49} Menetapkan Tujuan Mengapa saya menghafal Al Quran? Pertanyaan ini wajib Anda rujukkan kepada Anda sendiri. Sebelum Anda membaca memulai Al Quran. Upayakan jawapan dari jawapan tersebut adalah “Saya menghafal Al Quran karena cinta kepada ALLAH, berharap karena ridhoNYA, dan agar beruntung mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat”Jika itu tujuan Anda menghafal Al Quran, Anda telah menempuh separuh perjalanan menghafal Al Quran. Upayakan untuk duduk dan merenung tentang faedah manfaat menghafal Al Quran, dan bagaimana (melalui) Al Quran (ALLAH) dapat mengubah kehidupan Anda sebagaimana telah mengubah kehidupan orang-orang sebelum Anda.Anda juga harus meyakini bahwa ALLAH juga akan memberikan kemudahan kepada Anda untuk menghafal Al Quran. ALLAH berfirman:“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk peringatan, maka adakah orang yang mengambil Pelajaran?”{Al Qomar: 17} Optimalkan Waktu Pekerjaan yang harus Anda lakukan hari ini, jangan Anda tunda ke esok hari. Usia itu sangat pendek. Tidak dapat diketahui kapan seseorang itu akan meninggal dunia. Karena itu, mulai saat ini segeralah mengambil keputusan untuk menghafal Al Quran. Jangan biarkan waktu dan usia Anda berlalu tanpa Anda gunakan membaca Al Quran dan mengamalkan ajaran Al Quran. Pada hari Kiamat, ALLAH akan mempertanyakan waktu yang Anda gunakan. Ketika itu, Anda akan menyesali setiap waktu yang tidak Anda gunakan untuk mengingat ALLAH, atau tidak membaca KitabNYA, atau tidak melakukan sesuatu untuk agama Islam. Lepaskan Rasa Takut dan Gangguan Kejiwaan Sebagian peneliti menegaskan, setiap ayat Al Quran memiliki kekuatan yang unik untuk menyembuhkan. Beberapa eksperimen membuktikan, orang yang hafal Al Quran lebih jarang tertimpa penyakit, terutama penyakit kejiwaan daripada orang yang tidak menghafalkan Al Quran, Anda merasa mulai baru dilahirkan. Bersediakan Anda memulai projek ini yang dapat mengubah kehidupan Anda? Fasa – Fasa Menghafal Al Quran dengan Mudah Mulai dari surah yang Anda sukai dan Anda yakini mudah bagi Anda hafal.Dengankan surat yang Anda hafal sebanyak sepuluh atau duapuluh kali.Buka Al Quran untuk melihat surah yang Anda hafal. Anda pasti merasa familiar dan lebih mudah menghafal surah itu karena surah itu sudah terekam di dalam sel-sel otak Anda setelah sering mendengar surah itu.Surah yang akan Anda hafalkan diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok.Mulai dengan menbaca kelompok ayat pertama, diulang hingga hafal. Kemudian baca berulang kelompok ayat yang kedua hingga hafal. Setelah itu gabungkan kelompok ayat pertama dan kedua dalam bacaan Anda hingga benar-benar Anda hafal. Tundukkan Kesulitan Kesulitan terbesar dalam menghafal Al Quran adalah karena Al Quran memiliki gaya bahasa unik yang berbeza sama sekali dengan bahasa manusia. Karena itu otak mendapatkan kesulitan untuk serasi dengan gaya bahasa yang baru itu. Namun demikian, begitu Anda mendengarkan Al Quran dan merenungkan setiap ayat yang Anda dengarkan, disertai upaya memahami arti dan maksud ayat-ayat tersebut, kemudian Anda mendengarkan berulang, Anda akan mendapatkan otak Anda berinteraksi dengan Al Quran dan Anda menjadi mudah untuk menghafal Al Quran. Menghafal Secara Konsisten Rasulullah Sallallahu’alayhiwasalam bersabda, “Setiap perbuatan pasti disertai niat …” Sementara perbuatan yang paling disukai oleh ALLAH adalah perbuatan yang dilakukan secara konsisten meskipun hanya sedikit. Upayakan setiap hari Anda menghafal beberapa ayat Al Quran, dan jangan sampai Anda tidak menghafal meskipun hanya satu hari karena alas an apa pun. Niat Anda menghafal Al Quran harus semata-mata untuk mengharapakan ridha ALLAH, untuk mendekatkan diri denganNYA, dan untuk mengenal ALLAH. Orang yang ingin mengenal ALLAH hendaknya membaca Kitab ALLAH Subhanahuwata’ala.Memprogram Otak untuk Menghafal Al Quran Para ilmuan menegaskan, setiap suara yang didengar seseorang secara berulang dapat mengubah system kerja sel-sel otak. Mendengarkan Al Quran berarti Anda mempersiapkan program sel-sel otak Anda agar sesuai dengan Al Quran bersama seluruh ajaran dan hukum-hukum yang dikandung Al Quran. Agar perubahan system kerja sel-sel otak menghasilkan perubahan yang positif, kita harus mendengarkan Al Quran dengan benar-benar khusyuk. Hal itu sebagaimana diperintahkan oleh ALLAH Subhanahuwata’ala dalam firmanNYA,“Dan apabila dibacakan Al Quran maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat” {Al A’raf: 204} Mendengarkan Lantunan Al Quran Ketika Tidur Para ilmuan menegaskan, pada saat seseorang tidur, otak tetap energik: memperbaiki data-data yang dikumpulkan selama seharian, lalu menyusun dan memasang data-data itu di lokasi-lokasi tertentu. Karena itu, setiap saat kita dapat mengambil faedah dari tidurnya dan mendegarkan lantunan Al Quran. Hal ini dapat membantu kita untuk memantapkan hafalan ayat-ayat Al Quran, ALLAH berfirman,“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran) NYA ialah tidurmu pada waktu alam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karuniaNYA. Sungguh, pada yang Demikian itu benar benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan” {Ar Rȗm: 23} Puasa Permudah Hafalan Al Quran Ketika Anda berpuasa, upayakan untuk menyibukkan waktu Anda menghafal surah Al Quran yang sebelunya Anda dengarkan berulang. Puasa dapat meningkatkan kekuatan rasponsif Anda sehingga Anda dapat menghafal Al Quran dengan mudah. Hal ini menunjukkan bahwa bulan Ramadhan merupakan waktu yang paling tepat untuk memulai menghafal Al Quran. Al Quran Sebagai ubat Hati Ternyata, Al Quran merupakan obat bagi penyakit-penyakit fisik dan kejiwaan. Al Quran mengandungi ubat untuk setiap penyakit. Ketika Anda tertimpa rasa cemas dan gundah , Al Quran dapat menghilangkan kegundahan Anda. Ketika Anda tertimpa penyakit, Al Quran dapat (digunakan untuk) menyembuhkanmu. Atas izin ALLAH. Membaca surah Al Falaq, An Naas, dan ayat Kursi dapat (bermanfaat) melindungi Anda dari Segala macam gangguan.Jika membaca surah Al Fatihah dapat menyembuhkan orang yang sakit, dengan izin ALLAH, tentu orang-orang yang hafal seluruh ayat-ayat Al Quran akan lebih luar biasa dalam menyembuhkan penyakit. ALLAH Subhanahuwata’ala berfirman,“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat ALLAH. Ingatlah, hanya dengan mengingat ALLAH hati menjadi tenteram” {Ar Rȗm: 28} Satu Huruf Al Quran Mengandung Sepuluh Pahala Rasululloh Sholallohu’alayhiwasalam menegaskan, barang siapa yang membaca satu hufuf Al Quran, ia mendapatkan ganjaran satu pahala, dan satu pahala dilipatgandakan menjadi sepuluh kali. Mari kita renungkan bersama, berapa pahala yang akan Anda dapatkan ketika Anda membaca Al Quran secara keseluruhan, atau sebanyak 30 juz, dan Anda membanya secara berulang setiap bulan misalnya. Jika Jumlah huruf (dalam Al Quran) tersebut dikalikan sepuluh pahala atau kebaikan. Setiap kebaikan lebih baik daripada dunia. Janin Terpengaruh oleh

Metode dan Manfaat Menghafal Al Qur’an Read More »

Menjaga Semangat Menghafal Al quran

Bina Insan Sahabat AL Qur’an – Teman-teman pastinya senang juga kan ya kalau semangat hafalan tetap terjaga sehingga rutinitas hafalan menggapai kualitas yang memadai. hafalan ibarat seekorf unta yang lehernya diikiat, begitupula dengan hafalan kita, kalau kita tidak mampu menjaga, memegang hafalan itu maka sepreti untu yang mudah lepas dari ikatanya. Maka dari itu dibutuhkan keistiqomahan untuk slalu menjaga dengacara yang mudah dan menyenangnkan,silahkan anda carfi cara yang sesuai dengan hati dan jiwa anda, slah satunya adalah memalui artikel dibawah ini. Ada beberapa yang harus kita perhatikan agar semangat menghafal kita tetap terjaga (berdasar pengalaman pribadi) : 1. Tuliskan target hafal al quran Misalkan kita ingin hafal al quran selama lima tahun, empat tahun, atau berapa tahun sesuai target kita, maka diusahakan jangan hanya berangan-angan saja. Tuliskan, dan tempatkan di tempat kita bisa melihatnya setiap hari. Tulisan itu akan selalu membekas di dalam mata dan hati kita. Buat diri kita merasa malu jika tidak hafalan karena tiap hari membaca tulisan itu. Contoh tulisan target : MISI BESARKU : HAFAL AL QURAN LIMA TAHUN MULAI DARI SEKARANG! TAHUN 2017 HARUS SUDAH HAFAL!!! 2. Membuat jadwal menghafal Karena sudah punya target, maka harus ada usaha nyata untuk menghafal. Misalkan lima tahun kita target hafal. jumlah ayat = 6666 ayat lima tahun =365 hari X 5 =1825 hari maka hafalan per harinya minimal = 6666 ayat : 1825 = 3,65= 4 ayat Nah, jika target lima tahun hafal, maka minimal per hari harus hafal 4 ayat. Per minggu minimal 28 ayat. untuk jadwalnya, kita bisa pilih, misalkan sebelum subuh selama satu jam, atau sehabis shalat maghrib selama setengah jam…tergantung waktu kita…yang penting kita mengalokasikannya setiap hari. 3. Bergabung pada komunitas tahfidzul quran Bergabung dengan komunitas tahfidz sangat diperlukan lho. Tak harus yang formal. Contoh kecil saja kita bisa mengajak teman-teman kita yang punya visi sama untuk membuat lingkaran tahfidz lalu mengundang seorang hafidz atau hafidzoh sebagai pembimbingnya. Ini dilakukan sebagai wadah setoran hafalan kita, agar tetap terjaga. Dan, dengan berkumpul dengan orang yang memiliki semangat menghafal al quran, insya Allah ini menjaga semangat kita dalam menghafal. Malu juga kan ya kalau teman-teman kita sekomunitas nambah hafalan tapi kita tidak? 4. Tidak banyak bergurau yang tidak penting 5. Banyak berdoa Mudah-mudahan Allah memberkahi setiap langkah kita dalam menghafal al quran. Mudah-mudahan Allah menjadikan kita bagian dari keluarga-Nya. Sumber

Menjaga Semangat Menghafal Al quran Read More »

Kisah anak bergelar doktor & Penghafal Al-Qur’an

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Seorang anak Iran bernama Sayyid Muhammad Husein Tabataba’i, yang mulai belajar Al Quran pada usia 2 tahun, dan berhasil hafal 30 juz dalam usia 5 tahun! Pada usia sebelia itu dia tidak hanya mampu menghafal seluruh isi Al Quran, tapi juga mampu menerjemahkan arti setiap ayat ke dalam bahasa ibunya (Persia), memahami makna ayat-ayat tersebut, dan bisa menggunakan ayat-ayat itu dalam percakapan sehari-hari. Bahkan dia mampu mengetahui dengan pasti di halaman berapa letak suatu ayat, dan di baris ke berapa, di kiri atau di sebelah kanan halaman Al Quran. Dia mampu secara berurutan menyebutkan ayat-ayat pertama dari setiap halaman Al Quran, atau menyebutkan ayat-ayat dalam satu halaman secara terbalik, mulai dari ayat terakhir ke ayat pertama (hal 18). Yang lebih mengagumkan lagi, di usia 7 tahun Husein berhasil meraih gelar doktor honoris causaHijaz College Islamic University, Inggris dari , pada Februari 1998. Menurut Mahdi, Husein memiliki kemampuan di atas rata-rata, dan setiap anak bisa saja dididik untuk memiliki kemampuan seperti Husein. Namun, tentu saja, prakondisi dan kondisinya haruslah lengkap. Misalnya, sejak sebelum masa kehamilan, kedua orang tua Husein sudah mulai menghafal Al Quran. Selama masa kehamilan dan menyusui, ibunda Husein juga teratur membacakan ayat-ayat suci untuk putranya. Dan sejak kecil Husein sudah dibesarkan dalam lingkungan yang cinta Al Quran. Metode ataupun pendidikan yang digunakan sang ayah Husein dapat pula diterapkan pada putra-putri kita, Yuuk kita simak… Husein sejak kecil selalu diajak ibunya untuk menghadiri kelas-kelas Al Quran. Meskipun di kelas-kelas itu Husein hanya duduk mendengarkan, namun ternyata dia menyerap isi pelajaran. Pada usia 2 tahun 4 bulan, Husein sudah menghafal juz ke-30 (juz amma) secara otodidak, hasil dari rutinitasnya dalam mengikuti aktivitas ibunya yang menjadi penghafal dan pengajar Al Quran, serta aktivitas kakak-kakaknya dalam mengulang-ulang hafalan mereka. Melihat bakat istimewa Husein, ayahnya, Sayyid Muhammad Mahdi Tabataba’i, pun secara serius mengajarkan hafalan Al Quran juz ke-29. Setelah Husein berhasil menghafal juz ke-29, dia mulai diajari hafalan juz pertama oleh ayahnya. Awalnya, sang ayah menggunakan metode biasa, yakni membacakan ayat-ayat yang harus dihafal, biasanya setengah halaman dalam sehari dan setiap pekan. Namun ayahnya menyadari bahwa metode seperti itu memiliki dua persoalan. Pertama, ketidakmampuan Husein membaca Al Quran membuatnya sangat tergantung kepada ayahnya dalam mengulang-ulang ayat-ayat yang sudah dihafal Untuk menyelesaikan persoalan pertama, Husein mulai diajari membaca Al Quran , agar dia bisa mengecek sendiri hafalannya. Untuk menyelesaikan persoalan kedua, ayah Husein menciptakan metode sendiri untuk mengajarkan makna ayat-ayat Al Quran, yaitu dengan menggunakan isyarat tangan. Misalnya, kata Allah, tangan menunjuk ke atas, kata yuhibbu (mencintai) , tangan seperti memeluk sesuatu, dan kata sulh (berdamai), dua tangan saling berpegangan. Ayah Husein biasanya akan menceritakan makna suatu ayat secara keseluruhan dengan bahasa sederhana kepada Husein. Kemudian dia akan mengucapkan ayat itu sambil melakukan gerakan-gerakan tangan yang mengisyaratkan makna ayat. Metode ini sedemikian berpengaruhnya pada kemajuan Husein dalam menguasai ayat-ayat Al Quran sehingga dengan mudah dia mampu menerjemahkan ayat-ayat itu ke dalam bahasa Persia dan mampu menggunakan ayat-ayat itu dalam percakapan sehari-hari. Ayahanda Husein juga berpesan, bila orang tua menginginkan anaknya jadi pencinta Al Quran dan penghafal Al Quran, langkah pertama yang harus dilakukan adalah orang tua terlebih dahulu juga mencintai Al Quran dan rajin membacanya di rumah. Sumber

Kisah anak bergelar doktor & Penghafal Al-Qur’an Read More »

Apa Pahala Menghafal Al Qur’an ?

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Sesungguhnya orang yang menghafal Al-Qur’an dan mengamalkan yang ada di dalamnya, Allah akan memberikan pahala yang besar. Dia akan mendapatkan kemuliaan yang tinggi, hingga akan naik derajatnya di surga sesuai dengan apa yang dibaca dengan tartil dari Kitabullah. Telah diriwayatkan oleh Tirmizi, 2914 dan Abu Daud, 1464 dari Abdullah bin Amr dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda: يقال لصاحب القرآن اقرأ وارتق ورتل كما كنت ترتل في الدنيا فإن منزلتك عند آخر آية تقرأ بها (والحديث صححه الألباني في السلسلة الصحيحة، 5/281 ، برقم 2240) “Dikatakan kepada pemilik Al-Qur’an, bacalah dan mendakilah. Bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca secara tartil di dunia. Karena kedudukanmu di akhir ayat yang engkau baca.” (Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albany dalam As-silsilah As-Shahihah, 5/281 no. 2240) Beliau berkomentar, “Ketahuilah bahwa maksud perkataan ‘Pemilik Al-Qur’an’ adalah orang yang hafal di luar kepada, sesuai dengan sabda Nabi sallallahu’alaihi wa sallam “Yang menjadi imam di suatu kaum adalah yang lebih banyak bacaannya terhadap Kitabullah.” Maksudnya yang paling banyak hafalannya. Maka keutamaan derajat di surga sesuai dengan hafalan di dunia. Bukan sesuai dengan bacaan dan memperbanyak bacaan sebagaimana orang-orang mengiranya. Di dalamnya ada keutamaan yang jelas bagi penghafal Al-Qur’an. Akan tetapi dengan syarat menghafalnya karena Allah semata. Bukan karena dunia, dirham dan dinar. Kalau tidak, maka Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Kebanyakan munafik dari ummatku adalah orang yang ahli membaca (Al-Qur’an).” Dalam hal keutamaan penghafal Al-Qur’an, terdapat riwayat dari Bukhari, no. 497 dari Aisyah dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda: مثل الذي يقرأ القرآن وهو حافظ له مع السفرة الكرام البررة ومثل الذي يقرأ وهو يتعاهده وهو عليه شديد فله أجران “Perumpamaan yang membaca Al-Qur’an sementara dia menghafalkannya bersama para Malaikat. Sedangkan perumpamaan yang membaca Al-Qur’an sementara dia menjaganya dengan sungguh-sungguha maka dia mendapatkan dua pahala.” Orang yang hafal Al-Qur’an mudah baginya untuk qiyamul lail, sehingga ia dapat memberikan syafaat di hari kiamat. Berdasarkan sabda Nabi sallallahu’alaihi wa sallam: الصيام والقرآن يشفعان للعبد يوم القيامة يقول الصيام أي رب إني منعته الطعام والشهوات بالنهار فشفعني فيه يقول القرآن رب منعته النوم بالليل فشفعني فيه فيشفعان (رواه أحمد والطبراني والحاكم ، وصححه الألباني في صحيح الجامع برقم : 3882) “Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat bagi seorang hamba pada hari kiamat. Puasa berkata, ‘Wahai Tuhanku sesungguhnya aku menghalanginya dari makan dan syahwat pada siang hari, maka berikanlah syafaat kepadaku untuknya. Lalu Al-Qur’an berkata, ‘Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah menghalanginya dari tidur waktu malam hari, maka berikanlah syafaat kepadaku untuknya. Maka keduanya dapat memberikan syafaat.” (HR. Ahmad, Ath-Thabrani dan Hakim. Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih Al-Jami, no. 3882) Wallahu’lam Catatan; Terdapat hadits lemah terkait tentang keutamaan menghafal Al-Quran yaitu, “Penghafal Al-Qur’an ketika dia mengamalkan dan menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram, maka dia dapat memberikan syafaat sepuluh dari anggota keluarganya pada hari kiamat, dimana semuanya telah diharuskan masuk neraka.” (HR. Baihaqi dalam kitab Syu’abul Iman dari Jabir. Dilemahkan oleh Al-Albani dalam Kitab Dhaif Al-Jami). Sumber

Apa Pahala Menghafal Al Qur’an ? Read More »

Keutamaan Menghafal Al Qur’an

Bina Insan Sahabat AL Qur’an –  Diantara keutamaan-keutamaan dari mengahafal Al-Qur’an itu adalah sebagai berikut:1.      Orang yang hafal Al-Qur’an itu termasuk ke dalam golongan orang-orang yang berilmu. Sebagaimana firman Allah SWT. Dalam surat Al-Ankabut ayat 48-49:وَمَا كُنتَ تَتْلُو مِن قَبْلِهِ مِن كِتَابٍ وَلَا تَخُطُّهُ بِيَمِينِكَ ۖ إِذًا لَّارْتَابَ الْمُبْطِلُونَ ﴿٤٨﴾ بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ ۚ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ (العنكبوت:٤٩)Artinya:”Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Qur’an) sesuatu Kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; andai kata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari (mu). (48) Sebenarnya, Al Qur’an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu . Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim”. ( 49)2.      Hafal Al-Qur’an menjadi sumber keselamatan dunia dan akhirat. Hadits Nabi menjelaskan:عن أبي الدرداء رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : (( مَنْ حَفَظَ عَشْرَ آَيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُوْرَةِ الكَهْفِ عُصِمَ مِنْ الدَّجَّالِ )) . في رواية : ((من آخر سورة الكهف)Artinya:”Dari Abu Darda RA. sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda:”Barangsiapa yang hafal 10 ayat awal dari surat Al-Kahfi niscaya dia akan dijaga dari  fitnah Dajjal”. Dalam riwayat lain: ( 10 akhir surat Al-Kahfi).Ayat diatas, menjelaskan bahwa orang yang hafal 10 awal atau akhir dari surat Al-Kahfi akan diselamatkan dari fitnah yang terbesar di dunia yaitu fitnah Dajjal. Maka jelas orang yang menghafal Al-Qur’an akan selalu dijaga dan diselamatkan oleh Allah dari segala kejelekan-kejelakan manusia, Apalagi kalau sampai hafal Al-Qur’an 30 juz.Orang hafal Al-Qur’an akan selamat dari api neraka. Sebagaimana hadits Nabi:لَوْ جَعَلَ القُرْآَنَ فِي إِهَابٍ ثُمَّ أُلْقِيَ فِي النَّارِ مَا احْتَرَقَ) رواه أحمد . ويقول أبو أمامة : ( اِقْرَأُوْا القرآن وَلَا تَغَرَّنَكُمْ هَذِهِ المَصَاحِفُ المُعَلَّقَةُ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُعَذِّبُ قَلْبًا وعى القرآن.Artinya:”Seandainya Al-Qur’an ini dibuat dari kulit kemudian dilemparkan (kulit tersebut) ke dalam api neraka niscaya tidak akan terbakar”.(H.R.Ahmad) dan Abu Umamah berkata:”Bacalah Al-Qur’an dan sungguh mushaf-mushaf Al-Qur’an yang menggantung pada hatimu tidak akan menipumu, karena Allah tidak akan menyiksa hati yang tersimpan di dalamnya ayat Al-Qur’an”.3.      Orang yang hafal Al-Qur’an itu berada di barisan paling depan/paling dahulu di dunia dan akhirat. Sebagaimana hadits Nabi SAW. yang berbunyi:عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ( إِنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الكِتَابِ أَقْوَامًا ، وَيَضَعُ بِهِ آَخَرِيْنَ.)Artinya:”Dari Umar bin Khattab R A., sesungguhnya Nabi SAW. bersabda:”Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu kaum dengan Al-Qur’an ini, dan merendahkan yang lainnya”.4.      Orang yang hafal Al-Qur’an itu memperoleh derajat tinggi di syurga. Sesuai hadits Nabi SAW.:عن عبدالله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما ، قال : قال رسول الله : (( يُقَالُ لِصَاحِبِ القُرْآَنِ اِقْرَأ وَاَرَقُّ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا ، فَإِنْ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آَخِرَ آَيَةٍ تَقْرَؤُهَا ((.Artinya:”Dari Abdullah bin ‘Amru bin Ash RA. berkata:”Rasulullah SAW. bersabda:”Dikatakan kepada orang yang hafal Al-Qur’an, bacalah Al-Qur’an! lembutkanlah!, dan bacalah dengan tartil, sebagaimna kamu melakukannya ketika di dunia, karena kedudukanmu (di akhirat) di akhir ayat yang kamu baca”.Dalam hadits lain dijelaskan:المَاهِرُ بِالقُرْآَنِ مَعَ السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ القرآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ ، وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌ ، لَهُ أَجْرَانِ.Artinya:”Orang yang pandai membaca Al-Qur’an bersama para malaikat yang mulia (di syurga) dan orang yang membaca Al-Qur’an dan terbata-bata ketika membacanya, dan mengalami kesulitan maka baginya dua pahala”.5.      Al-Qur’an akan memberikan syafaat di hari kiamat bagi orang yang membaca, menghafal dan mengamalkannya. Sebagaimana hadits Nabi:اِقْرَأُوْا القُرْآَنَ فَإِنَّهُ يَأْتِيْ يَوْمَ القِيَامَةِ شّفِيْعاً لِأَصْحَابِهِ.Artinya:”Bacalah Al-Qur’an karena dia akan menjadi syafat (penolong) di hari kiamat bagi orang yang membacanya”.6.      Orang yang hafal Al-Qur’an akan diletakkan diatas kepalanya mahkota kehormatan, dan kedua orang tuanya dipakaikan pakaian yang tidak ada di dunia. Dalam hadits dijelaskan: … وَإِنَّ القُرْآَنَ يَلْقَى صَاحِبَهُ يَوْمَ القيامةِ – حِيْنَ يَنْشَقُّ عَنْهُ قَبْرَهُ – كَالرَّجُلِ الشَّاحِبِ ، فَيَقُوْلُ لَهُ : هَلْ تَعْرِفُنِي ؟ فيقول : مَا أَعْرِفُكَ . فيقول له : هَلْ تَعْرِفُنِي ؟ فيقول : مَا أَعْرِفُكَ . فيقول : أَنَا صَاحِبُكَ القُرْآَنُ ، الَّذِي أَظْمَأْتُكَ فِي الهَوَاجِرِ ، وَأَسْهَرْتُ لَيْلَكَ . وَإِنَّ كُلَّ تَاجِرٍ مِنْ وَرَاءِ تِجَارَتِهِ ، وَإِنَّكَ اليَوْمَ مِنْ وَرَاءِ كُلِّ تِجَارّةٍ . فَيُعْطِى المُلْكَ بِيَمِيْنِهِ ، واَلخُلْدَ بِشِمَالِهِ ، وَيُوْضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الوِقَارِ، وَيُكْسَى وَالِدَاهُ حُلَّتَيْنِ لَا يَقُوْمُ لَهُمَا أَهْلُ الدُّنْيَا ، فيقولان: بمِاَ كَسَيْنَا هَذِهَ ؟ فيقال : بِأَخْذِ وَلِدِكُمَا القُرْآن . ثم يقال له : اِقْرَأْ ، وَاصْعَدْ فِي دَرَجَةِ الجَنَّةِ وَغُرَفِهَا ، فَهُوَ فِي صُعُوْد مَا دَامَ يَقْرَأُ هَذَا كَانَ أَوْ تَرْتِيْلاً((Artinya: … dan sesungguhnya Al-Qur’an akan menemui orang yang membacanya pada hari kiamat – ketika itu kuburannya dicium – seperti orang yang pucat, kemudian Al-Qur’an itu berkata kepadanya: “Apakah kamu mengenaliku?” Dia menjawab:” Aku tidak mengenalimu”. Kemudian bertanya lagi kepadanya:” Apakah kamu mengenaliku?”. Dia menejawab lagi:”Aku tidak mengenalimu”. Lalu Al-Qur’an itu berkata:”Aku temanmu, Al-Qur’an, yang membuatmu haus pada siang hari, dan membuatmu tidak tidur malam, dan sesungguhnya setiap pedagang di belakang dagangannya, dan hari ini kamu  berada di belakang setiap dagangan, di berikan kerajaan di sebelah kanannya, kehidupan kekal di sebelah kirinya, diletakkan diatas kepalanya mahkota kehormatan, dan dipakaikan kedua orang tuanya pakaian yang tidak ada di dunia. Kemudian kedua orang tuanya berkata:”Kenapa kami memakai pakaian ini?” dikatakan kepada keduanya:” Karena anakmu yang selalu mengambil Al-Qur’an untuk dibaca, dan dikatakan kepadanya:”Bacalah! Dan naiklah sampai kedudukan yang tinggi di syurga, yaitu berada diatas selama kamu membacanya dengan tartil”.7.      Orang yang hafal Al-Qur’an menikah tanpa maskawin (maskawinnya Al-Qur’an). sebagaimana hadits Nabi yang berbunyi:عَنْ سَهْلِ بْنِ سِعْدٍ السَّاعِدِي  قَالَ : جَاءَتْ امْرَأَةٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ فَقَالَتْ: يَا رَسُوْلَ اللهِ جِئْتُ أَهَبُ لَكَ نَفْسِيْ. فَنَظَرَ إِلَيْهَا رَسُوْلُ اللهِ صلىَ الله عليه وسلَم فَصَعَدَ النَّظْرَ فِيْهَا وَصَوَّبَهُ ثُمَّ طَأْطَأَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم رَأْسَهُ فَلَمَّا رَأَتِ المَرْأَةُ أَنَّهُ لَمْ يَقْضِ فِيْهَا شَيْئًا جَلَسَتْ . فَقَامَ رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِهِ فَقَالَ يَا رسولَ اللهِ إِنْ لَمْ يَكُنْ لَكَ بِهَا حَاجَةٌ فَزَوِّجْنِيْهَا . قَالَ : فَهَلْ عِنْدَكَ مِنْ شَيْءٍ ؟ فَقَالَ : لَا وَاللهِ يَا رَسُوْلَ اللهِ . فَقَالَ اِذْهَبْ إِلَى أَهْلِكَ فَانْظُرْ هَلْ تَجِدُ شَيْئًا ؟ فَذَهَبَ ثُمَّ رَجَعَ فَقَالَ لاَ وَاللهِ مَا وَجَدْتُ شَيْئًا . فَقَاَل رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اُنْظُرْ وَلَوْ خَاتَماً مِنْ حَدِيْدٍ . فَذَهَبَ ثُمَّ رَجَعَ فَقَالَ

Keutamaan Menghafal Al Qur’an Read More »