Artikel

Mengapa Perlu Menghafal Al Qur’an? Inilah Pentingnya Keutamaaan Dalam Menghafal Al Qur’an…

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari).     Al-Qur’an adalah ilmu yang paling mulia , karena itulah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya bagi orang lain, mendapatkan kemuliaan dan kebaikan dari pada belajar ilmu yang lainya. Dari Utsman bin Affan radhiyallah ‘anhu , beliau berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari).       Para ahli Al-Qur’an adalah orang yang paling berhak untuk menjadi imam shalat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “(Yang) mengimami suatu kaum adalah yang paling qari bagi kitab Allah, maka jika mereka sama dalam bacaan maka yang paling ‘alim bagi sunnah (hadits), maka jika mereka dalam As-Sunnah juga sama maka yang paling dulu hijrah, maka jika mereka juga sama dalam hijrah maka yang lebih tua usianya.” (HR. Muslim)      Diriwayatkan juga oleh Imam Al-Bukhari, bahwa yang duduk di majlis Khalifah Umar Shallallahu ‘alaihi wa sallam di mana beliau bermusyawarah dalam memutuskan berbagai persoalan adalah para ahli Qur’an baik dari kalangan tua maupun muda. Hukum menghafal Al Qur’an                                                                                                           Syaikh Ibnu Baz mengatakan, “menghafal Al Qur’an adalah mustahab (sunnah)” (Fatawa Nurun ‘alad Darbi, 89906). Namun yang rajih insya Allah, menghafal Al Qur’an adalah fardhu kifayah, wajib diantara kaum Muslimin ada yang menghafalkan Al Qur’an, jika tidak ada sama sekali maka mereka berdosa (Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah, 17/325). Keutamaan Menghafal Al-Qur-an                                                                                                     1. Derajat manusia di surga tergantung pada hafalan Qur’an Semakin banyak hafalannya, akan semakin tinggi kedudukan yang didapatkan di surga kelak. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: يقال لصاحب القرآن اقرأ وارتقِ، ورتل كما كنت ترتل في الدنيا، فإن منزلك عند آخر آية تقرؤها “akan dikatakan kepada shahibul qur’an (di akhirat) : bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia. karena kedudukanmu tergantung pada ayat terakhir yang engkau baca” (HR. Abu Daud 2240, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud). 2. Penghafal Al Qur’an lebih diutamakan untuk menjadi imam Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: يؤم القوم أقرؤهم لكتاب الله “hendaknya yang mengimami sebuah kaum adalah yang paling aqra’ terhadap kitabullah” (HR. Abu Daud 582, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud) 3. . Penghafal Qur’an adalah Shahibul Qur’an Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani menyatakan, “ketahuilah, makna dari shahibul Qur’an adalah orang yang menghafalkannya di hati. berdasarkan sabda nabi Shallallahu’alaihi Wasallam: يؤم القوم أقرؤهم لكتاب الله “hendaknya yang mengimami sebuah kaum adalah yang paling aqra’ terhadap kitabullah” maksudnya yang paling hafal. Maka derajat surga yang didapatkan seseorang itu tergantung pada banyak hafalan Al Qur’annya di dunia, bukan pada banyak bacaannya, sebagaimana disangka oleh sebagian orang. Maka di sini kita ketahui keutamaan yang besar bagi pada penghafal Al Qur’an. Namun dengan syarat ia menghafalkan Al Qur’an untuk mengharap wajah Allah tabaaraka wa ta’ala, bukan untuk tujuan dunia atau harta” (Silsilah Ash Shahihah, 5/281). 4. Allah mengangkat derajat shahibul Qur’an di dunia Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: إن الله يرفع بهذا الكتاب أقواماً ويضع به آخرين “sesungguhnya Allah mengangkat beberapa kaum dengan Al Qur’an ini dan menghinakan yang lain dengannya” (HR. Muslim 817) 5. Termasuk sebaik-baik manusia Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: خيركم من تعلم القرآن وعلَّمه “sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Al Bukhari 4639). 6. Al Qur’an akan menjadi syafa’at bagi shahibul Qur’an Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: اقرأوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا لأصحابه “bacalah Al Qur’an, karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafa’at bagi shahibul Qur’an” (HR. Muslim  804) Baca Juga  :                                                                                                                                      10 Cara Mudah Menghafal Al-Qur’an Kemuliaan Menghafal Al-Qur’an Menghafal Al-Qur’an Mudah dan Menyenangkan 

Mengapa Perlu Menghafal Al Qur’an? Inilah Pentingnya Keutamaaan Dalam Menghafal Al Qur’an… Read More »

Al-Qur’an Cerminan Akhlak

Al-Qur’an Cerminan Akhlak | Bina Insan Sahabat Al-Qur’an Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Kemuliaan akhlak didapat dengan merenungi Kitabullah dan senantiasa berhubungan dengannya. Dan barangsiapa yang mengkaji sunnah-sunnah Nabi, yaitu perjalanan hidup Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan hadits-haditsnya, akan mendapatkan dan memahami kemuliaan akhlak dan keagungannya. Allah berfirman dalam Surat Al-Furqan ayat 63-68. Al-Qur’an Sebagai Cerminan Akhlak           “Dan hamba-hamba yang baik dari Rabb Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang yang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka. Dan orang-orang yang berkata : ‘Ya Rabb kami, jauhkan adzab jahannam dari kami, sesungguhnya adzabnya itu adalah kebinasaan yang kekal’. Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. Dan apabila orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) ditengah-tengah antara yang demikian. Dan orang-orang yang tidak menyembah Ilah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian ini, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya)”. (Al-Furqan : 63-68).           Maksudnya, barangsiapa menyekutukan Allah atau membunuh jiwa dengan tanpa alasan, atau melakukan perzinaan, maka akibat perbuatannya itu dia akan mendapatkan dosa, yaitu siksaan yang besar. Lalu Allah menjelaskannya dengan ayat-ayat berikut ini : “(Yakni) akan dilipat gandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu, dalam keadaan terhina”. (Al-Furqan : 69). Mereka berada dalam siksaan, kecuali : “Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shalih ; maka mereka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang yang bertaubat dan mengerjakan amal shalih, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya”. (Al-Furqan : 70-71). Ini semua cerminan dari akhlak Ahlul Iman laki-laki dan wanita. Kemudian Allah melanjutkan firman-Nya : “Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu”. (Al-Furqan : 72). “Laa yasyhadun” (tidak memberikan persaksian) maksudnya yaitu “la yahdhurun” (tidak melakukan). Adapun yang dimaksud dengan “Az-Zuur” (palsu, dusta) yaitu kebathilan dan kemungkaran dari berbagai bentuk kemaksiatan dan kekafiran. Ahlul Iman adalah mereka mereka yang tidak memberikan persaksian palsu, bahkan mereka adalah orang yang mengingkari serta memeranginya. Firman Allah “Artinya : Dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya”. (Al-Furqan : 72). Lebih dari itu, Ahlul Iman akan menolak perbuatan yang tidak mendatangkan faedah, sebagaimana firman Allah berikut : “Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata : ‘Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu…” (Al-Qashash : 55). “Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Rabb mereka, mereka tidaklah mengahadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta”. (Al-Furqan : 73). Al-Qur’an Sebagai Cerminan Akhlak          Bahkan mereka mengahadapinya dengan khusyuk serta menerima sepenuhnya terhadap Allah dan sekaligus mengagungkan-Nya. Inilah sifat mukminin dan mukminat apabila diingatkan dengan ayat-ayat Allah mereka nampak khusyuk dan lembut hatinya serta mengagungkan Rabbnya bahkan menangis lantaran rasa takut kepada-Nya. Mereka melakukan itu karena mengharap pahala dari-Nya dan takut akan siksa-Nya. Allah berfirman : “Dan orang-orang yang berkata : ‘Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa”. (Al-Furqan : 74).         Ini semua merupakan sifat-sifat mukminin dan mukminat, mereka adalah Ibadurrahman (Hamba-hamba Allah) yang hakiki lagi sempurna.           Qurratul ‘Ain (penyejuk mata) adalah, manakala engkau melihat anak-anakmu, baik laki-laki atau perempuan semuanya melaksanakan amal shalih. Kata-kata “al-walad” secara umum mencakup laki-laki dan wanita. Anak laki-laki sering dipanggil dengan sebutan ibnu, sedang perempuan dipanggil dengan bintu.          Demikian pula kata-kata “dzurriyah” yang mencakup laki-laki dan juga perempuan. Hal ini sebagai mana tersebut dalam hadist : “Apabila anak Adam (manusia) meninggal, terputus amalnya kecuali tiga perkara ; shadaqah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan atau anak shalih yang mendo’akannya”.         Anak atau al-walad, termasuk di dalamnya adalah anak laki-laki atau perempuan, hal ini sebagaimana penjelasan di depan. Allah mempertegas hal ini dalam firman-Nya : “Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami)….” (Al-Furqan : 74).           Yakni, dzurriyah (generasi) yang menyejukkan pandangan mata. Hal itu disebabkan karena kondisi anak keturunan yang taat kepada Allah dan istiqamah di atas syari’at-Nya. Demikianlah kondisi kehidupan suami istri, seorang suami misalnya, apabila melihat istrinya taat kepada Allah, maka pastilah sejuk matanya (senang hatinya). Demikian pula istri, apabila melihat suaminya taat kepada Allah tentulah senang hatinya. Ini terjadi manakala istri adalah sosok wanita mukminah. Suami yang shalih adalah penyejuk mata bagi istrinya, demikian pula istri shalihah adalah penyejuk mata bagi suaminya yang mukmin. Generasi yang baik (dzuriyatan thayyibah) adalah penyejuk mata bagi ayahnya, ibunya dan seluruh kerabat mukminin dan mukminat. Allah berfirman : “Dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa”. (Al-Furqan : 74).         Imam bagi orang-orang yang bertaqwa, yakni ; imam dalam kebaikan yang mampu membimbing manusia. Kemudian Allah menegaskan balasan yang bakal diperoleh mereka, yaitu : “Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam jannah)”. (Al-Furqan : 75). Ghurfah adalah jannah. Disebut ghurfah karena ketinggiannya, sebab ia berada di tempat yang sangat tinggi, yaitu di atas langit dan di bawah ‘Arsy. Jannah itu berada di tempat yang sangat tinggi, oleh karena itu Allah berfirman : “Mereka itulah orang-orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam jannah)”. (Al-Furqan : 75).            Ghurfah (balasan yang tinggi) yakni, al-jannah. Hal ini diperoleh karena kesabaran mereka (bimaa shabaruu). Maksudnya adalah kesabaran dalam mentaati Allah, kesabaran menahan yang diharamkan Allah dan kesabaran atas musibah yang menimpa. Ketika mereka menerima dengan sabar, maka Allah membalasi mereka dengan al-jannah yang tinggi dan agung. Manakala mereka sabar menunaikan kewjibannya terhadap Allah, sabar terhadap yang diharamkan Allah, sabar menerima musibah yang memedihkan, misalnya ; sakit, kemiskinan

Al-Qur’an Cerminan Akhlak Read More »

Cara Cerdas Memanfaatkan Waktu Luang

Bina Insan Sahabat Al Qur’an  –  Kalau kita perhatikan, ternyata banyak sekali waktu luang dalam kehidupan kita sehari-hari. Terutama kegiatan olah pikiran. Misalnya ketika kita berjalan dalam satu tempat ke tempat yang lain, ketika sedang naik kendaraan, saat mengikut rapat, saat mendaki gunung, saat berkumpul bersama teman, dan kegiatan lainnya. Secara fisik memang kita dalam sebuah kesibukan, tapi secara pikiran, kadang tak ada aktifitas yang berarti sehingga berakhir dengan melamun, menghayal, dan memikirkan banyak hal yang kurang manfaat. Bila kekosongan ini kita gunakan untuk mengulangi hafalan atau memikirkan kembali ayat-ayat yang baru saja kita hafal, merenungkan kembali makna-makna ayat, mentadabburi kandungan Al-Qur’an, insya Allah akan sangat bermanfaat. Salah satu cara tadabbur terbaik adalah mengaitkan setiap kejadian yang kita lihat, kita dengar dan kita alami, dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Ketika mendapatkan hadiah dari teman-teman, kita mencoba mengingat-ingat manakah ayat Al-Qur’an yang sesuai dengan kondisi kita saat ini. Ketika mengalami musibah, kita berfikir manakah ayat Al-Qur’an yang paling sesuai dengan kondisi kita saat ini. Atau memikirkan satu atau dua ayat secara mendalam dalam sehari penuh. Insya Allah banyak manfaat yang bisa kita dapatkan. Bila hal ini terus berlanjut sampai kita tidur, maka akan memberi dampak yang sangat baik bagi pikiran. Sebab walaupun tidur, otak kita tidak berhenti bekerja. Mengulangi hafalan atau memikirkan kandungan ayat ayat sebelum tidur insya Allah akan menguatkan hafalan ini, dan menjadikan informasi dan hasil pikiran itu dapat terendapkan dengan baik dalam pikiran. Sumber

Cara Cerdas Memanfaatkan Waktu Luang Read More »

Kemuliaan Menghafal Al-Qur’an

Bina Insan Sahabat Al Qur’an  –  Oh Duhai, betapa bahagianya penghafal Al-Qur’an itu. Kitab yang mulia itu kini berada di dadanya dan selalu bersamanya kapan dan dimana saja. Kalamullah sangat indah itu kini tersimpan dengan rapi di hati dan akal pikiran.  Alangkah bahagianya ia, karena senantiasa bersama Allah kapan dan dimana saja. Al-Qur’an akan menjadi penolongnya di dunia, dan memberikan syafaat untuknya ketika di akhirat. Hidupnya penuh keberkahan dan kemudahana demi kemudahan. Al-Qur’an menjadi bekal yang terbaik untuknya dalam menjalani kehidupan. Ia menjadi sumber ilmu yang tanpa kering melahirkan hikmah dan kebijaksanaan. Menghafal Al-Qur’an dapat menyehatkan jasmani, membantu daya ingat dan meningkatkan kecerdasan. Al-Qur’an dapat menambah keimnanan dan memberikan kemudahan dalam setiap urusan. Penghafal Al-Qur’an akan memiliki pikiran yang jernih, ketenangan dan stabilitas psikologis, mendapatkan kepercayaan dan penghormatan dari orang lain Diantara milyaran manusia yang ada di dunia, ia dipilih Allah untuk menjadi keluarga-Nya. Di hari kiamat ia akan dipakaikan mahkota dari cahaya yang terang benderang laksana matahari. Kedua orangtuanya dipakaikan jubah kemuliaan yang tak dapat ditukar dengan dunia dan seluruh isinya. Ia pun dapat memberikan syafaat bagi keluarganya. Sahabatku, maukah engkau ikut denganku meraih keutamaan-keutamaan ini? Jauh sebelumnya, Rasulullah Muhammad yang tercinta sudah mengajak kita untuk bersama meraih kemuliaan Al-Qur’an ini. Beliau menerangkan kemuliaan menghafal Al-Qur’an rangkaian firman Allah dan hadits-hadits beliau. Ketika Rasulullah sendiri yang mengajakmu untuk menghafal Al-Qur’an, kenapa engkau tidak mau mulai berusaha untuk menghafal? Berikut ini adalah sebagian makna-makna ayat dan hadits tentang keutamaan Al-Qur’an… “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (Fâthir:29-30) “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran (Al-Qamar:17) “Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.” (Al-Ankabuut:49) “Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya” (H.r. Bukhari) “Tidak boleh seseorang berkeinginan nikmat orang lain kecuali dalam dua perkara, menginginkan seseorang yang diajarkan oleh Allah kepadanya Al Qur’an kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang, sehingga tetangganya mendengar bacaannya, kemudian ia berkata, ’Andaikan aku diberi sebagaimana si fulan diberi, sehingga aku dapat berbuat sebagaimana si fulan berbuat” (H.r. Bukhari) “Adalah nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda, “Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al Qur’an, ketika ditunjuk kepada salah satunya, maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahat.” (Hr. Bukhari) Dari Abi Umamah ra. ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah olehmu Al Qur’an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa’at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya).”” (H.R. Muslim) “Orang yang mahir membaca Al-Qur’an bersama para malaikat utusan yang mulia dan taat. Adapun orang yang membaca Al-Qur’an dengan tergagap-gagap, dan itu terasa berat untuknya, maka ia mendapat dua pahala” (H.r. Muslim) “Barangsiapa yang membaca Al-Qur’an kemudian menghafalnya, maka Allah akan memasukannya ke dalam surga dan ia diberi hak untuk memberi syafa’at bagi sepuluh orang anggota keluarganya, yang semuanya sudah ditetapkan masuk neraka” (Hr. Muslim) “Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya.” (HR. Muslim) “Penghafal Quran akan datang pada hari kiamat dan AlQuran berkata: “Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia. Kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan). AlQuran kembali meminta: Wahai Tuhanku, ridhailaih dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga). Dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan.” (H.r. Tirmidzi) “Barangsiapa yang membaca (hafal) Al Qur’an, maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabian, hanya saja tidak diwahyukan kepadanya.” (H.r. Hakim) Dari Abu Hurairah ia berkata, “Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi yang paling muda usianya, beliau bertanya, “Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab,”Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan surat Al Baqarah.” Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lagi. Shahabi menjawab, “Benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi.” (HR. At-Tirmudzi dan An-Nasa’i) “Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya.” (HR. Ahmad) “Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah menghormati orang tua yang muslim, penghafal Al Qur’an yang tidak melampaui batas (di dalam mengamalkan dan memahaminya) dan tidak menjauhinya (enggan membaca dan mengamalkannya) dan enguasa yang adil.” (HR. Abu Daud) Dari Abdillah bin Amr bin ’Ash dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Akan dikatakan kepada shahib Al Qur’an, “Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al Qur’an di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca.” (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi) “Barangsiapa yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkan kandungannya, maka di hari kiamat nanti kedua orang tuanya akan dipakaikan mahkota yang cahaya lebih indah daripada matahari yang menyinari rumah-rumah di dunia. Maka bagaimana lagi karunia mereka bagi yang mengamalkannya” (Hr. Abu Dawud) “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an maka baginya satu hasanah, dan hasanah itu akan dilipatgandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif itu satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi) Ayo sahabatku mari kita bersama-sama menghafal kalam ilahi dan kitab suci dan sempurna ini. Sumber

Kemuliaan Menghafal Al-Qur’an Read More »

Waktu Yang Paling Baik Untuk Menghafal

Bina Insan Sahabat Al Qur’an  –  Asal kita cinta dan bersahabat dengan Al-Qur’an, maka sesungguhnya menghafal Al-Qur’an jauh lebih mudah dari apa yang kita bayangkan. Sebab Allah sendiri yang sudah berulang kali menjamin dan memberikan tawaran dalam Surah Al-Qamar, “Sungguh telah kami mudahkan Al-Qur’an, maka adakah yang mau menghafalnya?” Sudah sepantasnya kita menikmati indahnya saat-saat membaca Al-Qur’an. Yaitu saat kita membaca Al-Qur’an dengan penuh ketenangan tanpa disambil dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Kita bisa memilih kapan waktu kita untuk membaca dan menghafal. Bisa Ba’da Shubuh, Ba’da Asar, Ba’da Isya atau waktu lain yang memang kita khususkan bersama Al-Qur’an. Di saat itu, tidak obrolan yang menyelingi, tidak laptop dan tv yang menemani. Benar-benar waktu yang khusus untuk bercerita dan berbicara dengan Allah Swt. melalui kitab-Nya.Demikian pula agar waktu kita menjadi efektif, penting untuk memilih tempat yang nyaman dan tenang. Tempat yang baik, lingkungan menghafal, adalah faktor yang sangat penting dalam proses menghafal Al-Qur’an. Berikan waktu khusus dan tempat yang nyaman untuk Al Qur’an, maka Al-Qur’an pun akan datang kepada kita dan menghiasi hati kita dengan keindahan. Waktu paling bagus untuk menghafal adalah di malam hari, terutama di waktu sahur. Diantara nasehat-nasehat para ulama terkait waktu-waktu untuk menghafal ini:Al-Khatib Al-Baghdadi pernah berkata, “Ketahuilah, bahwasanya hafalan itu memilki waktu-waktu yang selayaknya diperhatikan oleh seseorang yang ingin menghafal. Waktu yang paling baik adalah di waktu sahur (akhir malam), kemudian berikutnya pertengahan siang, kemudian pada awal pagi bukan petang hari. Menghafal di waktu malam lebih baik daripada menghafal di waktu siang. Memilih belajar di malam hari tidak lain karena tenangnya hati. Sesungguhnya ketenangan hati akan mempercepat hafalan” Ismail bin Abi Uwais pernah berkata, “Jika engkau ingin menghafal sesuatu, maka tidurlah. Kemudian bangunlah pada waktu sahur, nyalakan pelita, dan perhatikanlah apa yang ingin engkau hafal itu, maka engkau takkan lupa sesudahnya, insya Allah”Waktu khusus dan tempat yang nyaman juga maksudnya adalah waktu saat kita bisa fokus untuk menghafal Al-Qur’an. Mungkin ketika sedang di dalam mobil menuju kantor, terutama ketika ada sopir atau saat-saat macet. Kadang kita saat bekerja di dapur, atau menimba air, saat itu juga kita berusaha menghafal atau murojaah hafalan yang ada. Saya pribadi merasakan betapa pentingnya kita menyediakan waktu untuk menghafal. Tanpa meluangkan waktu untuk menghafal, maka keinginan hafal Al-Qur’an hanya akan menjadi angan-angan. Keinginan itu selamanya tak akan pernah terwujud. Kita harus memberikan waktu kepada Al-Qur’an, minimal 30 menit setiap hari untuk menghafal. Kita pasti akan punya waktu luang bila kita mau meluangkan waktu, dan selamanya tak akan pernah punya waktu untuk itu bila kita memang sengaja tidak menyediakannya. Ketika masih mahasiswa di Al-Azhar dulu, saya sempat ikut terlibat dalam banyak organisasi. Baik organisasi kajian, angkatan, sosial, perpustakaan, maupun organisasi kekeluargaan. Tidak sekedar terlibat, tapi juga ikut aktif dalam kepengurusan, mengadakan diskusi dan seminar, menyelenggarakan berbagai event, dan sering mengadakan rapat dan pertemuan. Di samping itu saya juga aktif mengikuti kuliah dan talaqqi di Mesji Azhar.Tapi saya sudah berjanji kepada diri sendiri untuk meluangkan waktu setoran hafalan Al-Qur’an setiap Ba’da Ashar di salah satu Kuttab (tempat menghafal Al-Qur’an) yang ada di Kawasan Hay ‘Asyir Nasr City. Untuk menghafal, saya sediakan waktu setiap Ba’da Maghrib atau Ba’da Subuh. Jumlah setoran biasanya satu halaman atau satu lembar. Alhamdulillah dengan adanya pemaksaan diri seperti ini, saya bisa menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dalam waktu satu tahun. Dari pengalaman saya membina santri penghafal Al-Qur’an di PPTQ Ibnu Abbas, saya merasakan betapa pengkondisian waktu dan lingkungan untuk menghafal Al-Qur’an adalah metode paling penting dan utama dari sekian metode menghafal Al-Qur’an. Setelah memberikan motivasi untuk menghafal Al-Qur’an kepada para santri, maka tugas rutin seorang muhaffiz (pembina tahfiz Al-Qur’an) adalah mengkondisikan suasana, menciptakan lingkungan menghafal Al-Qur’an. Pada tiga waktu tahfiz yang rutin: Ba’da Subuh, Ba’da Asar dan Ba’da Isya, tidak boleh ada santri yang bermain-main atau bercanda. Semua harus konsentrasi membaca dan menghafal Al-Qur’an. Usaha keras dari bagian piket kesantrian dan muhaffiz untuk menertibkan santri alhamdulillah berbuah indah. Al-Qur’an sungguh mudah untuk dihafal jika kita memberikan fokus dan perhatian terhadapnya. Asal fokus dan tekun, insya Allah semua pasti bisa menghafal. Sumber

Waktu Yang Paling Baik Untuk Menghafal Read More »

Mulailah Dengan Surah-Surah Pilihan

Bina Insan Sahabat Al Qur’an  –  Bila sebelumnya Anda sudah pernah menghafal surah atau juz tertentu, maka sebaiknya Anda surah dan juz tersebut terlebih dahulu. Insya Allah proses murojaah akan lebih cepat dan menambah semangat kita untuk melanjutkan kepada hafalan ayat-ayat berikutnya. Misalnya sebelumnya Anda sudah pernah menghafal juz 30, Surah Yasin, Surah Al-Waqi’ah dan Surah Al-Mulk. Maka saran saya bila Anda ingin mulai intensif menghafal, murojaahlah terlebih dahulu surah-surah itu supaya proses menghafal bisa lebih cepat. Secara psikologis, hal ini akan mendorong kita untuk terus maju ke depan. Sebab semangat menghafal Anda yang telah menguasai seperlima Al-Qur’an, tidak sama dengan semangat di kala Anda telah menghafal setengah dari Al-Qur’an. Tidak sama juga dengan semangat orang yang tidak mempunyai hafalan Al-Qur’an sama sekali. *** Ketika ingin menghafal, jangan ditunda lagi. Segeralah mulai untuk menghafal kitab suci ini. Kita bisa memulai dengan menghafal surah-surah khusus yang mempunyai keistimewaan tersendiri atau anjuran khusus dari Rasulullah Saw. untuk membacanya. Ketika kita hafal surah-surah ini, insya Allah akan lebih memudahkan kita untuk membacanya kapan dan dimana saja tanpa melihat mushaf. Surah-surah pilihan tersebut sangat banyak, antara lain: – Surah Al-Kahfi Rasulullah bersabda, yang artinya “Barangsiapa yang membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jumat, maka cahaya akan dipancarkan dari bawah kakinya hingga ke puncak langit, yang akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan dosanya akan diampuni diantara dua Jumat.” (HR. Hakim dan Baihaqi dari Abu Sa’id Al-Khudri) – Surah Al-Mulk Rasulullah bersabda, yang artinya “Ada satu surah yang mempunyai tiga puluh ayat di dalam Al-Qur’an, ia akan memberikan syafaat kepada seseorang (yang membacanya) hingga dosanya diampuni, yaitu Surah Tabarakalladzi bi yadihil mulk (Surah Al-Mulk)” (HR. At-Tirmidzi dan Abu Dawud) -Surah As-Sajdah dan Surah Al-Insan Abu Hurairah berkata, “Nabi Muhammad Saw. membaca Surah Alif Lam Mim. Tanzilul Kitâb (Surah As-Sajdah) dan surah Hal Atâ ‘alal Insân hinun minaddahri (Surah Al-Insan) pada Shalat Shubuh di hari Jumat” (HR. Bukhari dan Muslim) -Surah Al-Jumu’ah dan Surah Al-Munafiqun Abdullah bin Abbas berkata, “Rasulullah Saw. membaca Surah Al-Jumu’ah dan Surah Al-Munafiqun pada Shalat Jumat” (HR. Muslim) – Surah Yaasiin Dari Abdullah bin Abbas, Rasullah bersabda, “Aku berharap surah ini (yaitu Surah Yasin) ada di hati setiap umatku” (HR. Al-Bazzaar) Sumber

Mulailah Dengan Surah-Surah Pilihan Read More »

Satu Hari Satu Ayat, Cukup..!

Bina Insan Sahabat Al Qur’an  – Maukah Anda meluangkan waktu menghafal satu hari satu ayat? Insya Allah ini sangat mudah. “Wadh-Dhuha..” itu satu ayat. Ulang-ulangi ayat itu sepanjang hari. Sembari menunggu bis, di sela-sela rapat, kita bisa mengulangi ayat yang sangat pendek ini. “Wallaili idza sajaa” itu ayat hafalan hari berikutnya. Ulang-ulangi sampai lancar, kemudian dibaca dari ayat yang sebelumnya, atau surah sebelumnya. Dan begitu seterusnya hingga surah Adh-Dhuha selesai. Atau kalau ingin menghafal Surah Al-Waqi’ah, kita bisa segera mulai hari ini: “Idzaa waqa’atil waaqi’ah” ayat pertama  ini diulang-ulang sampai hafal. Besoknya ayat yang kedua. Hari berikutnya ayat yang ketiga. Dan seterusnya sampai Surah Al-Waqi’ah selesai dihafal. Dalam Al-Qur’an jumlah suratnya 114, dan jumlah ayatnya 6236. Kalau kontinyu, Anda yang mulai menghafal satu hari satu ayat Insya Allah dapat menyelesaikan hafalan Al-Qur’an 30 Juz dalam kurun waktu 17 tahun. Tepatnya 17 tahun, 7 bulan, 16 hari. Kelamaan? Ya Memang. Tapi itu tidak akan terasa kalau kita sudah mulai. Sementara bila kita tidak mau memulai, maka sampai kapan pun tidak akan pernah selesai. Jika menghafal dua ayat saja perhari, maka dia akan berhasil menyelesaikan hafalan Al-Qur’an selama 8 tahun, 9 bulan, 18 hari. Jika setiap hari kita menghafal tiga ayat saja, maka insya Allah kita akan berhasil menghafalkan Al-Qur’an dalam waktu 5 tahun, 10 bulan. Keinginan demi keinginan hanya akan berhenti sebagai angan-angan. Keinginan itu hanya akan menjadi nyata bila kita berusaha mewujudkannya dalam program dan amalan. Kalau kita istiqamah insya Allah akan ada kemudahan demi kemudahan yang akan diberikan oleh Allah dalam proses menghafal ini. Satu hari satu ayat adalah standar minimal. Kalau kita mau lebih, tentu jauh lebih baik.  Sebagai sebuah investasi, hafalan Al-Qur’an akan menghasilkan income keberkahan hidup yang sangat besar. Dan itu sudah dibuktikan oleh banyak orang. Keuntungan dunia mengalir dengan deras, sementara di akhirat menjadi deposito kebaikan yang membanggakan. Imam Al-Khatib Al-Baghdadi pernah berpesan, “Ketahuilah bahwa hati itu adalah salah satu dari anggota badan yang terkadang mampu menahan banyak perkara, namun kadang lemah untuk menahannya. Sebagaimana badan, sebagian orang yang mampu menahan beban 200 rithl (1 rithl = 2564 gram), sedangkan sebagian yang lain tidak mampu menahan beban walaupun hanya 20 rithl saja. Ada yang mempu berjalan 1 farsakh (8 km) dalam sehari tanpa membuat lemah, ada yang tidak kuat walaupun hanya beberapa mil. Begitu pula ada orang yang mampu menghafal 10 lembar dalam sejam, ada yang tak mampu menghafal setengah lembar pun meski berhari-hari. Apabila orang yang kemampuan hafalannya hanya setengah halaman tersebut ingin menghafal 10 lembar karena ingin meniru orang lain, maka kejenuhan bakal menghampiri dan kebosanan bakal menimpa.” Demikian pula bila yang punya kemampuan menghafal 10 lembar hanya menghafal setengah halaman, maka ia menyia-nyiakan kemampuan yang ia milki. Maka setelah semangat yang kuat maka kita perlu memaksimalkan potensi yang kita miliki. Dan kita tidak akan bisa mengetahui kemampuan yang kita miliki sebelum kita coba dan buktikan sendiri. Ayo kita mulai menghafal sejak saat ini…! Sumber

Satu Hari Satu Ayat, Cukup..! Read More »

Pelecut Semangat Untuk Menghafal

Bina Insan Sahabat Al Qur’an  –   Menghafal Al-Qur’an memerlukan waktu yang lama. Rasa malas, jenuh, dan bosan itu datang di tengah perjalanan. Penting bagi kita untuk tetap bertahan dengan target dan jadwal yang sudah kita buat sebelumnya. Kita harus memaksa diri untuk terus menghafal karena kalau tidak maka cita-cita menghafal Al-Qur’an tidak akan pernah terwujud. Nah, bagaimanakah caranya agar semangat kita untuk menghafal dapat tetap terjaga dan tidak mudah luntur. Bagaimana pula kita mengelola kejenuhan, sehingga menjadi pendongkrak agar kita melompat lebih tinggi dan berlari lebih cepat dalam menghafal? Insya Allah di bagian akhir buku ini, Anda bisa membaca kisah dan pengalaman para hafizh dan hafizhah dalam mengelola kejenuhan yang mereka hadapi. Kali ini saya ingin membagi beberapa tips praktis dari Ir. Amjad Qasim tentang bagaimana menjaga semangat menghafal Al-Qur’an. Pertama:,Ingat-ingatlah Kematian yang Pasti Datang Sesungguhnya ingat mati itu membuat hidup lebih hidup. Selagi masih hidup, maka kita berjuang untuk melakukan yang terbaik, menabung sebanyak-banyak, mendepositokan waktu yang kita punya untuk kebahagiaan kita juga. Tentunya kita ingin punya investasi di akhirat sebagai tempat kembali kita yang kekal abadi. Investasi terbaik itu adalah hafalan Al-Qur’an. Sudah banyak sekali terbukti, ternyata ingat mati itu dapat menjadi pendongkrak semangat yang loyo. Dahulu Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengumpulkan ahli fiqih setiap malam. Di dalam pertemuan itu mereka saling mengingatkan tentang kematian, hari kiamat, dan akhirat. Setelah itu mereka pun menangis. Perkumpulan itu ternyata memberikan pengaruh besar dalam meningkatkan produktifitas amal. Ingatlah mati agar kita semangat menghafal kitab suci yang mulia ini. Kedua, Mengingat Akhiat Dalam sebuah hadits Rasulullah  Saw.menyatakan, yang artinya: ”Barangsiapa yang akhirat menjadi tujuannya, maka Allah akan menjadikan hatinya selalu merasa puas dengan apa yang diperolehnya. Dan Allah akan mengumpulkan segala urusannya yang tercerai berai, dan dunia datang kepadanya dalam keadaan tunduk. Adapun orang yang menjadikan dunia menjadi tujuannya, maka Allah akan menjadikan kebutuhannya tidak pernah tercukupi, Allah cerai-beraikan segala urusannya, sedang ia tidak akan mendapatkan keduniaan melainkan apa yang telah ditakdirkan baginya.” (HR. At-Tirmidzi) Ketika tujuan awal dan akhir kita adalah keridhaan Allah dan surga-Nya, maka insya Allah Allah yang membimbing kita dan memberikan kesungguhan dalam menghafal. Ketiga, Berdoa Doa adalah sunnah para nabi dan penyebab datangnya berbagai kebaikan. Rasulullah Saw. bersabda,  أَعْجَزُ النَّاسِ مَنَ عَجُزَ عَنِ الدُّعَاءِ “Manusia yang paling lemah adalah orang yang lemah dalam berdoa” (HR. Ibnu Hibban). Maka, perbanyaklah doa kepada Allah agar Dia berkenan memelihara kesungguhan kita; menjadikan kita tidak menyingkap dari tujuan kita selama-lamanya, dan meneguhkan langkah kaki kita.Keempat, Berusaha Keras Memusatkan Perhatian Pada Hal-hal yang Penting dan Prioritas Al-Hasan Al-Bashri pernah berkata, “Apabila engkau tidak menyibukkan dirimu dengan kebenaran, maka engkau akan disibukkan oleh kebatilan.” Semakin kita menganggap penting sebuah pekerjaan, maka akan semakin antusias dan semangat kita melakukannya. Sebaliknya bila kita menganggap sebuah pekerjaan tak penting, dan kita tidak memerlukannya, dan pada waktu yang sama kita diminta melakukan hal itu, maka segalanya akan berjalan dengan berat hati. Maka sibukkanlah diri dengan menghafal Al-Qur’an. Fokuskanlah diri untuk menghafal Al-Qur’an. Ini sungguh kegiatan yang sangat penting bagi kita dunia dan akhirat. Insya Allah kesungguhan Anda akan meningkat, dan sekali-kali tidak akan berhenti, sampai Anda menghafalnya dengan sempurna. Kelima, Berpindah Dari Lingkungan yang Tidak Kondusif Ir. Amjad Qasim memberikan pengumpaan yang menarik. Apabila permata jatuh di tempat yang bernajis, maka diperlukan begitu banyak air untuk membersihkannya. Jika kita menyiram air di atasnya saat permata itu masih berada di tempat najis, maka tentu akan memerlukan banyak air dengan hasil yang kurang. Namun jika kita mengeluarkannya terlebih dahulu dari tempat najis itu, maka kita pun dapat membersihkannya dengan mudah. Maka jauhkanlah dari segala hal yang dapat melemahkan tekad. Apabila diri ini telah disibukkan oleh sesuatu hingga melupakan Al-Qur’an, maka sedikit demi sedikit kita akan melenceng dari tujuan, sampai akhirnya kita vakum sama sekali Keenam, Berteman dengan Orang yang Memiliki Kesungguhan Tinggi Cari-carilah teman penuh berkah yang membuat kita bersemangat melakukan kebaikan. Bertemanlah dengan para hafizh Al-Qur’an dan mereka yang memiliki kecintaan yang besar terhadap Al-Qur’an. Rasulullah Saw. bersabda,  إنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيْحَ لِلْخَيْرِ مَغَالِيْقَ للِشَّرِّKetujuh, Mintalah Nasehat Kepada Orang-orang Shaleh Sesungguhnya kata-kata itu dapat menjadi penyejuk jiwa dan pembangkit semangat. Mintalah kepada para guru maupun orang tua kita untuk memberikan nasehat saat kita sedang tidak bersemangat. Semoga dari kata-kata mereka Allah menyegarkan kembali hati-hati kita untuk menghafal dan mempelajari kitab-Nya. Kedelapan, Niatkan Menghafal Al-Qur’an Sebagai Bakti Kepada Kedua Orang Tua Orang tua yang memilki anak yang hafal Al-Qur’an, kelak di hari kiamat ia akan mendapatkan baju kebesaran dan mahkota kehormatan dari Allah Swt. Sebagai anak, kita tentunya akan sangat bahagia dan bangga apabila dapat mempersembahkan kemuliaan itu kepada kedua orang tua kita karena kita termasuk penghafal Al-Qur’an. Sepenuh jasa-jasa mereka tak akan pernah mampu kita balas. Dengan menghafal Al-Qur’an, kita berharap semoga Allah memuliakan kedua orang tua kita di dunia dan akhirat dan menyayangi mereka sebagaimana mereka telah menyayangi kita di waktu kecil. Sumber

Pelecut Semangat Untuk Menghafal Read More »

Menghafal Al-Qur’an itu mudah dan menyenangkan

Bina Insan Sahabat Al Qur’an  –  10 TIPS DALAM MENGHAFAL AL QUR’AN     Ikhlash adalah kunci utama Menghafal Al Qur’an adalah ibadah yang sangat agung maka ia harus senantiasa dibarengi dengan niat yang ikhlash, oleh karena itu jadikanlah tujuan utama anda dalam menghafal al qur’an adalah mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata’ala, dan jangan sampai motifasi anda adalah dunia seperti ingin digelari “hafidz”,atau mau menjadi orang yang terkenal atau ingin mendapatkan hadiah dalam perlombaan dan sebagainya. Karena sesungguhnya Allah ‘azza wajalla tidak akan menerima amalan seorang hamba kecuali dia ikhlash karenaNya     Sabar dan istiqomah Menghafal al qur’an merupakan salah satu diantara amalan yang membutuhkan kesabaran yang ekstra, karena aktifitas murojo’ah tidak hanya setahun atau dua tahun tapi ia merupakan profesi seumur hidup seorang mukmin, dan tentunya ditengah perjalanan pasti akan muncul berbagai macam ujian dan tantangan seperti kesulitan menyambung ayat-ayat yang mutasyabihat, atau menyambung setiap halaman, kesulitan dalam muroja’ah antara menambah hafalan baru atau mengulang hafalan yang lama, atau kesulitan dalam mengatur waktu khususnya bagi antum yang menggabungkan antara menghafal dan kuliah atau aktifitas lainnya. Belum lagi kendala-kendala lain seperti masalah ekonomi masalah keluarga dan masalah-masalah pribadi lainnya. Oleh karena itu seorang hafidz harus menyiapkan dirinya secara fisik dan mental, dan yang tidak kalah pentingnya adalah memperbanyak doa kepada Allah ‘azza wajalla agar senantiasa diberikan taufiq untuk istiqomah didalam melaksanakan Ibadah yang mulia ini.     Menjauhkan diri dari dosa dan maksiat Hati yang kotor yang tertutupi oleh noda dosa dan maksiat yang senantiasa memperturutkan syahwatnya tidak akan bisa menjadi tempat bagi cahaya Al Qur’an. Maka ketahuilah bahwa maksiat dapat melemahkan ,bahkan menghilangkan hafalan seseorang, disebutkan dari Abdullah bin Mubarak bahwasanya beliau berkata : “ tidaklah seseorang itu menpelajari al qur’an kemudian ia melupakannya  kecuali disebabkan oleh dosa yang diperbuatnya, karena sesungguhnya Allah ‘azza wajalla berfirman “dan musibah apapun yang menimpa kalian maka itu adalah akibat dari ulah tangan-tangan kalian” dan sesungguhnya melupakan hafalan al qur’an termasuk musibah yang paling besar.” Dan lihatlah bagaimana Imam Syafi’I seorang imam besar yang terkenal dengan kecepatan hafalannya  mengeluhkan hafalannya kepada gurunya Waki’ maka beliau segera memberikan wasiat untuk segera meninggalkan maksiat dan menjaga hatinya dari segala hal-hal yang bisa menjauhkan hatinya dari Allah ‘azza wajalla. Oleh karena itu barang siapa yang mermujahadah(bersungguh-sungguh) menjauhkan dirinya dari maksiat maka Allah subhanahu wata’ala akan membukakan hatinya, akan membimbingnya untuk mentaadabburi ayat-ayatNya,dan Dia akan memudahkan baginya untuk menghafal dan mempelajari ayat-ayatNya. Allah subhanahu wata’ala berfirman “ dan orang-orang yang bersungguh-sungguh dijalan Kami niscaya kami akan menunjukkan jalan kami ” (al Ankabut:69). Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan perkataan Imam Ibnu Abi Hatim ketika mengomentari makna dari ayat ini : “ orang-orang yang mengamalkan yang diketahuinya (ilmunya) akan Allah berikan petunjuk menuju (ilmu) yang dia belum ketahui”.     Memanfaatkan masa-masa muda Sebuah pepatah berbunyi : “belajar diwaktu kecil bagai mengukir diatas batu, dan belajar diwaktu besar bagai mengukir diatas air.“ akan tetapi bukan berarti bagi anda yang sudah melewati masa-masa remaja harus berkecil hati dan merasa tidak bisa lagi menghafal, karena apabila anda memiliki tekad yang kuat dibarengi dengan keikhlasan  niscaya anda pun bisa menghafal Al Qur’an dengan mudah karena Allah ‘azza wajalla telah menjamin dalam firmanNya “ dan sungguh telah kami mudahkan Al Qur’an itu untuk dihafalkan,maka adakah orang-orang yang mau menghafalkan.”  Dan perlu kita ketahui bahwasanya seseorang apabila telah berada diusia tua maka penglihatannya akan melemah, dan tidak kuat lagi untuk membaca Al Qur’an dengan melihat mushaf, pada saat itulah dia akan merasakan bahwa hafalan al qur’an adalah sebuah harta yang tidak ternilai harganya yang dia lantunkan dan bertahajjud dengannya dimalam hari, tentunya bagi orang yang tidak memiliki hafalan akan menjadi orang yang sangat menyesal dihari tua karena tidak bisa membaca al qur’an lagi..!!     Memanfaatkan waktu-waktu yang kosong dan sat-saat semangat Pembaca yang budiman janganlah anda mengahafal diwaktu anda lagi malas atau kecapaian atau disaat pikiran anda kalut karena hal tersebut akan menyebabkan anda kurang konsentrasi ketika menghafal, akan tetapi pilihlah waktu yang tepat disaat anda lagi bersemangat dan disaat pikiran anda sudah tenang, misalnya pada saat setelah sholat shubuh, ini merupakan waktu yang sangat strategis untuk menghafal.     Memilih tempat yang kondusif Pilihlah tempat yang jauh dari keramaian dan kebisingan karena hal tersebut akan mengganggu konsentrasi anda, jangan anda menghafal disaat anak-anak anda berada disekeliling anda, atau anda berada dikantor diantara rekan-rekan kerja anda atau dipasar dan sebagainya, dan sebaik-baik tempat untuk menghafal adalah rumah-rumah Allah selain itu pahala andapun akan berlipat ganda.      Memiliki tekad yang kuat Tekad yang kuat merupakan salah satu modal utama untuk memudahkan perjalanan anda dalam mengahafalkan kitab Allah, jadikanlah syurga dan pahala yang dijanjikan oleh Allah sebagai pembakar semangat anda. Jangan biarkan syetan dan bala tentaranya membuat semangat anda kendor dan ciut sehingga anda menjadi futur dan berhenti menghafal al qur’an. Imam Ibnu Rajab mengatakan “ barang siapa bertekad jujur (kuat), syetan akan pesimis dengannya, dan kapan seorang hamba bersikap ragu-ragu, syetan akan tamak terhadapnya dan menjadikannya selalu menunda-nunda dan berangan-berangan…”     Mengaktifkan pancaindra Kemampuan hafalan setiap orang berbeda-beda dan bertingkat-tingkat akan tetapi dengan mengikutsertakan beberapa pancaindra kita, akan membantu memudahkan hafalan dan menguatkannya. Oleh karena itu hendaknya kita berusaha mengikutsertakan beberapa pancaindra pada saat menghafal, Pancaindra yang kami maksud disini adalah ;penglihatan , pendengaran, dan ucapan. Awalilah hafalan anda dengan membaca secara jahar(keras) halaman yang anda ingin hafalkan sambil melihat mushaf, seraya menfokuskan pandangan anda pada halaman tersebut dan membacanya berulang-ulang sampai bayangannya menempel didalam ingatan anda, dan pada saat yang bersamaan pendengaran anda juga ikut mendengarkan dan menikmati bacaan anda, apalagi kalau anda membacanya dengan nada tartil kesayangan anda. Adapun orang yang menghafal dengan sekedar melihat tanpa bersuara, atau dengan mendengarkan kaset tanpa melihat mushaf atau hanya dengan suara pelan, maka semua cara tersebut tidaklah efektif. Secara umum manusia terbagi kedalam dua golongan: ada orang yang lebih mudah menghafal dengan pendengaran dibandingkan dengan cara melihat, ada juga yang lebih mudah dengan melihat, makanya ketika dia membaca buku lebih menempel dari pada sekedar mendengarkannya. Apabila anda termasuk pada golongan yang kedua maka perbanyaklah membaca ayat-ayat yang akan anda hafalkan sebelum anda memulai hafalan sambil menfokuskan penglihatan

Menghafal Al-Qur’an itu mudah dan menyenangkan Read More »

MENYIBAK TIRAI ‘SULITNYA’ MENGHAFAL AL-QUR’AN

Bina Insan Sahabat Al Qur’an  – ‘Witing Tresno Jalaran Soko Kulino’.Pepatah jawa diatas sudah tak jarang lagi didengar oleh telinga kita. Yang artinya: Cinta itu tumbuh karena terbiasa. Banyak sekali ditemui di medan menghafal Al-Qur’an dimanapun ia berada, mereka menghafal al-Qur’an bukan didasari dari rasa cinta terhadap al-qur’an itu sendiri. Alasan-alasan yang mereka kemukakan pun beragam, mulai dari “Disuruh orang tua kok kak”, atau “Ya kepingin aja sih”, atau mungkin aja ada yang begini “Ya daripada nganggur dirumah, ya ga sih ?”, dan bahkan ada yang lebih parah “Kayaknya jadi hafidzoh itu keren ya ukh … “. Astaghfirullah ……Telinga siapa gerangan yang tidak panas mendengarnya ? Padahal kunci menghafal yang paling berharga itu sendiri  adalah adanya rasa cinta terhadap menghafal Al-Qur’an. Dan rasa cinta itu dimulai dari hati yang ikhlas. Dan jikalaupun suatu saat banyak masalah yang ia temui ditengah-tengah perjuangan, maka itu tidak akan menggoyahkan kecintaannya terhadap Al-Qur’an. Allah berfirman dalam surat Al-Qomar ayat 17,ولقد يسرناالقرآن للذكر فهل من مدكرArtinya : “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? ” Di dunia menghafal Al-Qur’an, sering kali ditemui problem-problem nyata dihadapan akhwat-akhwat. Diantaranya: 1. Susah Konsentrasi Lagi-lagi si Fulanah marah-marah ga jelas. Atau mungkin malah lesu lemah tak berdaya sambil berpangku tangan. Ada juga yang tiba-tiba nongkrong di kantin dari pagi hingga sore. Setelah saya cari informasi tentang apa gerangan penyebabnya, dan ternyata ia sedang ‘ada tamu’.Masalah ini tidak akan dipungkiri lagi bagi setiap akhwat yang sudah balighoh. Lalu bagaimana menyikapinya ?Pada hakikatnya kondisi itu terjadi karena iman kita melemah. Sehingga banyak hal-hal negatif yang mengganggu fikiran kita. Yang menjadikan kita melakukan hal-hal diluar batas kesadaran, atau hal-hal negatif  lain yang ia lakukan dengan spontanitas. Sehingga membuat kita malas untuk menghafal Al-Qur’an dan muroja’ah. Yaa Akhwaati, para Ulama’ sudah banyak sekali memberikan solusi atas masalah ini. Cobalah berfikir positif, perbanyak pula berdzikir dan berusahalah menstabilkan iman semampu kita.Ingatan manusia itu ada dua macam : daya ingat jangka pendek dan daya ingat jangka panjang. Untuk meningkatkan daya konsentrasi kita, dibutuhkan semacam pembelajaran bagi otak kita. Karena sebuah penelitian yang telah mengkaji masalah ini mengatakan bahwa kebanyakan orang hanya menggunakan otak kirinya saja untuk menghafal. Dan jarang menggunakan otak kanannya. Bahkan mereka tidak menyadari akan hal ini. Padahal otak kananlah yang memiliki daya tahan lebih lama dan lebih kuat dalam mengingat apa-apa yang telah kita hafal.Lalu bagaimana solusi agar otak kanan dan otak kiri bisa seimbang ? Allah Ta’ala telah berfirman jauh berabad-abad yang lalu, tertuang dalam surat Shaad ayat 29.كتاب أنزلناه إليك مبرك ليدبروا آياته وليتذكروأولوا الألبابArtinya: “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya, dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran” Ayat diatas menjelaskan bahwa dengan tadabbur itulah cara yang yang sangat tepat untuk menyeimbangkan otak. Otak kanan itu hanya menerima rangsangan hafalan melalui gambar dan cerita. Sedangkan otak kiri hanya menerima rangsangan hafalan melalui tulisan dan angka.Jadi, solusi yang efektif untuk menhasilkan hafalan yang kuat adalah dengan membaca Al-Qur’an berulang-ulang serta fikirkanlah isi kandungan dan makna-makna yang terkandung didalamnya. 2. Salahnya Memilih Waktu. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Ada dua kenikmatan yang kebanyakan manusia terjebak padanya, yaitu nikmat kesehatan dan waktu luang” H.R Bukhori.Makna hadits diatas bukan berarti kita harus 24 jam ‘stand by’ tanpa aktifitas kecuali menghafal AlQur’an, tidak tidur, tidak makan. Akan tetapi menghafal itu sendiri membutuhkan aturan waktu.  Jika kita salah memilih waktu, maka itu bisa dikatakan kesalahan fatal, seperti halnya menghafal ‘dadakan’.Butuh manajemen waktu yang handal agar hafalan Al-Qur’an kita bisa tepat sasaran.a. Ketika bangun malam.    Karena inilah saat-saat dimana otak telah segar kembali setelah beristirahat panjang.b. Di pagi hari setelah sholat shubuh.c. Satu jam sebalum tidur ( untuk muroja’ah )d. Perbanyaklah membacanya saat shalat fardhu maupun sunnah.e. Jangan menghafal disaat perut sangat lapar ataupun kenyang.     Karena tubuh kita sedang bergotong-royong membantu alat pencernaan untuk mencerna makanan kita  dengan baik. Ibnu jamaa’ah mengatakan : “Waktu yang paling baik untuk menghafal itu adalah waktu sahur, yang paling baik untuk meneliti itu dipagi hari, yang paling baik untukmenulis itu disiang hari, dan untuk muthola’ah dan muroja’ah itu adalah malam hari”Dikatakan juga dari Isma’il bin Uwais :”jika engkau ingin menghafal sesuatu, tidurlah (dahulu), dan bangunlah ketika sadar, niscaya akan dapat cahaya ilmu”Putus Asa.Ketika kita merasa putus asa, jangan pernah merasa sendiri dalam melakukan apa yang kita impikan.  Karena dibalik suksesnya seorang penghafal Al-Qur’an itu pastilah banyak orang-orang hebat juga. Yaitu orang tua, sahabat, orang-orang  yang disayanginya dan yang menyayanginya setulus hati.Putus asa juga bukan alasan yang tepat untuk menyerah, karena ia hanya dimiliki oleh orang yang berjiwa pecundang dan bermental krupuk. Allah berfirman dalam surat yusuf ayat 87:   ولا تايئسوا من روح الله إنه لا يايئس من روح الله إلا القوم الكافرونArtinya: ”Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir”Putus asa bermula dari sebuah kefuturan. Da kefuturan bermula dari sikap dan pemikiran negatif yang mengganggu kita. Cobalah meminta nasihat kepada seseorang yang alim dan berkonsultasilah atas masalah yang  sedang menimpa. Dan terakhir, sesungguhnya menghafal Al-Qur’an itu mudah, dan tidak ada kata terlambat bagi mereka yang merasa terlambat dengan alasan karena faktor usia, kesibukan dan yang lainnya. Dalam ushul fiqh disebutkan “Keyakinan itu bisa menghilangkan keraguan”. Artinya, mantapkan diri sepenuh hati untuk menghafal Al-Qur’an hingga 30 juz.Biidznillah, Allah yuwaffiqukum jamii’an… Sumber

MENYIBAK TIRAI ‘SULITNYA’ MENGHAFAL AL-QUR’AN Read More »