Artikel

Hafalan Al Qur’an Anak-Anak Palestina Bisa Menjadi Penyemangat

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Pendamping dan pengajar ketiga anak Palestina, Muhammad Al Qoduro (24) mengatakan, anak-anak di Gaza mempunyai keyakinan terhadap masa depan. Meski sebagian dari mereka kehilangan keluarga. “Mereka sangat kuat, saya pun terkejut dengan kemampuan mereka menghafal Alquran,” tuturnya. Al Qudro menambahkan dalam mengajarkan Alquran pada anak-anak adalah dengan cara mengulang.  “Misalanya ada murid hafal 10 juz, Ia harus menghafal cepat dan mengulanginya lebih lambat,” katanya. Selain itu menurut Al Qubra, ketiga anak Palestina tersebut mempunyai pengalaman untuk membantu orang terluka, “Menolong tetangga rumahnya yang terkena bom. Karena senjata tidak bisa mereka gunakan mereka ingin menjadi ulama yang mujahid,” tambahnya. Ia berharap anak-anak Indonesia lebih mempunyai semangat untuk menghafal Alquran, “Semoga Allah SWT membantu menciptakan generasi penghafat qur’an di Indonesia,” tuturnya. Sementara acara Sarasehan Palestina Terkini dengan tema “Luka Al Aqsha Luka Umat Islam Sedunia” di selenggarakan oleh Adara Relief Internasional bekerjasama dengan PPPQ di Gedung Indosat.

Hafalan Al Qur’an Anak-Anak Palestina Bisa Menjadi Penyemangat Read More »

Tips Mudah Menghafal Al Qur’an

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Al-Qur’an, sumber dari segala sumber hukum umat Islam. Panduan langsung dari Allah SWT untuk kita agar selamat di dunia dan di akhirat. Allah SWT menjanjikan pahala besar bagi yang membacanya, memahaminya, dan melaksanakannya. Adalah impian setiap muslim untuk bisa menghafalkan Al-Qur’an. Secara umum, berikut adalah beberapa tips untuk dapat menghafal Al-Qur’an dari seorang hafiz juara lomba menghafal qur’an di tingkat nasional maupun internasional, Mudhawi Ma’arif (semoga Allah merahmati beliau): Untuk memudahkan kita dalam menghafal, ada syarat-syarat yang harus kita pegang kuat-kuat, yaitu: Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Berniat mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menjadi hamba-hamba pilihan-Nya yang menjaga Al-Qur’an Istiqomah (teguh hati). Menguasai bacaan al-qur’an dengan benar, baik tajwid maupun makharij setiap huruf. Adanya seorang pembimbing dari ustad/ustadzah (al-hafidz/al-hafidzah). Minimal sudah pernah khatam Al-Qur’an 20 kali (dengan membaca setiap ayat 5 kali). Konsisten menggunakan satu jenis mushaf al-qur’an (al-qur’an pojok). Konsisten menggunakan pensil/bolpen/stabilo sebagai pembantu. Memahami ayat yang akan dihafal Ada tiga tahap utama yang harus dilakukan seorang penghafal Al-Qur’an, yaitu: Persiapan (isti’dad)Kewajiban utama penghafal al-qur’an adalah harus menghafalkan setiap harinya minimal satu halaman dengan tepat dan benar dengan memilih waktu yang tepat untuk menghafal. Contohnya:Sebelum tidur malam, lakukan persiapan terlebih dahulu dengan membaca dan menghafal satu halaman secara cepat (jangan langsung dihafal secara mendalam).Setelah bangun tidur hafalkan satu halaman tersebut dengan hafalan yang mendalam dengan tenang lagi konsentrasi.Ulangi terus hafalan tersebut (satu halaman) sampai benar-benar hafal diluar kepala Pengesahan (tashih/setor)Setelah melakukan persiapan secara matang dengan selalu mengingat-ingat suatu halaman tertentu, berikutnya tashihkan (setorkan) hafalan kita kepada ustad/ustadzah. Setiap kesalahan yang telah ditunjukkan oleh ustad, lakukan hal-hal berikut:Berikan tanda kesalahan dengan mencatatnya (dibawah atau diatas huruf yang lupa)Ulangi setoran sampai dianggap benar oleh ustad.Bersabarlah untuk tidak menambah materi dan hafalan baru kecuali materi dan hafalan lama benar-benar sudah dikuasai dan disahkan. Pengulangan (muroja’ah/penjagaan)Setelah setor, jangan meninggalkan tempat (majelis) untuk pulang sebelum hafalan yang telah disetorkan diulangi lagi beberapa kali terlebih dahulu (sesuai dengan anjuran ustad/ustadzah) sampai ustad benar-benar mengijinkan kita untuk pulang. Memang luar biasa perjuangan seorang penghafal Al-Qur’an. Wajarlah jika Allah menjanjikan pahala besar bagi siapapun yang sanggup menghafalkan Al-Qur’an. Semoga tips di atas bisa membantu kita untuk menghafalkan kitab suci kita tercinta. Wallahu’alam bisshawab.

Tips Mudah Menghafal Al Qur’an Read More »

Langkah Cepat Menghafal Al Qur’an untuk Semua Usia

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Beberapa metode yang menawarkan cara mudah cepat menghafal Al Quran banyak kita temui, namun jarang sekali yang memanfaatkan kemajuan teknologi mobile. Sementara Anda pasti menginginkan cara cepat menghafal Alquran dengan cara yang paling efektif dan mudah untuk Anda terapkan. Hafizh Quran Memorization Tools hadir menawarkan solusi bagaimana cara yang paling tepat belajar menghafal Al Quran dengan metode paling pas untuk diterapkan oleh semua umur, baik anak-anak maupun dewasa. Masyarakat muslim saat ini makin menyadari betapa pentingnya menghafal Al Quran. Mereka menginginkan bagaimana cara cepat menghafal Alquran dengan mudah dan murah. Umumnya mereka belajar sendiri kemudian menyetor hafalan mereka ke Ustadz. Cara seperti inilah yang saat ini mungkin Anda terapkan baik di pengajian-pengajian atau di lembaga pendidikan. Beberapa sekolah saat ini juga menjadikan syarat menghafal Al Quran untuk sebuah nilai standar kelulusan ataupun untuk mendapatkan beasiswa. Kebijakan sekolah menerapkan hal tersebut mungkin salah satunya dikarenakan fakta yang menunjukkan bahwa ada korelasi positif yang menunjukkan bahwa menghafal Al Quran bisa meningkatkan kecedasan dan motivasi belajar siswa. Ini juga diperkuat dengan pendapat Dr. Abdullah Subaih, profesor psikologi di Universitas Imam Muhammad bin Su’ud al-Islamiyah di Riyadh yang mengatakan bahwa hafalan al-Qur’an tersebut dapat membantu untuk konsentrasi dan merupakan syarat mendapatkan ilmu. Sehingga dengan menghafal Al Quran maka prestasi siswa di sekolah akan meningkat. Selama dua tahun terakhir Mizan Apps Publisher mengembangkan berbagai aplikasi dan games edukasi yang membantu umat Islam untuk mempelajari islam lebih mudah dan menyenangkan. Setelah melalui riset dan pengembangan yang panjang, tahun ini kami meluncurkan HAFIZH Quran Memorization Tools. Hafizh Quran Memorization Tools adalah software/aplikasi yang dikonsep untuk membantu dalam menghafal Al Quran dengan cepat, mudah, murah dan kuat hafalannya. Pengguna Hafizh tidak terbatas untuk anak-anak, remaja atau orang dewasa, karena sudah dilengkapi dengan paket-paket menghadal sesuai umur mereka. Hafizh Quran Memorization Tools terbagi dalam 3 produk, yakni:     Hafizh Personal     Hafizh Lab     Hafizh Home

Langkah Cepat Menghafal Al Qur’an untuk Semua Usia Read More »

Mekanisme Menjaga Hafalan Al-Quran Dari Kelupaan

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Lupa, mungkin sering dianggap hal biasa, bahkan lebih sering diabaikan, untuk selanjutnya dilupakan.  Mungkin kita ingat, betapa lupa pernah menjadi kebiasaan yang menyebabkan kita tak mampu menguasai pelajaran di sekolah, lupa hafalan atau lupa mencatat keluar masuk kas dagangan yang pengaruhnya sering bikin jengkel, kecewa atau bahkan penyesalan panjang. Maka, lupa itu bukan masalah kecil. Itulah sebabnya mengapa Allah swt memberikan peringatan dalam Al-Quran agar tidak lengah sehingga berlanjut kerugian demi kerugian. Sebagaimana firman Allah swt dalam QS Al-Ashr: 1-3. وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3) “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” Selanjutnya, jika masalah lupa kita kaitkan dengan belajar atau menghafal. Maka lupa adalah lawan dari belajar. Menurut Al-Jurjani lupa adalah suasana tidak ingat yang bukan dalam keadaan mengantuk atau tidur. Banyak sebab yang menghantarkan seseorang pada kondisi lupa yang secara garis besar bisa dikelompkkan dalam dua hal. Pertama; Sewaktu-waktu lupa (fading) dan ini merupakan sebab yang paling jelas. Lupa datang secara bertahap karena pengaruh dari jaringan sel-sel yang semangatnya layu karena tidak diperbaharui. Sebagian orang menyebut keadaan seperti ini sebagai kembali pada keadaan yang alami; sesuatu yang tidak diperbarui akan menjadi layu secara bertahap sampai pada batas tidak bisa mengingat sama sekali. Kedua; Ingatannya terhalang. Sebab yang menonjol di antaranya:     Masuknya hafalan lain yang serupa, sehingga melepaskan berbagai hal yang sudah dihafal sebelumnya.    Benturan yang dapat mengubah berbagai proses hafalan menjadi hilang.    Perasaan tertentu yang terkistral dalam jiwa seperti rasa takut. Banyak ulama menyatakan bahwa mengabaikan dan melupakan Al-Quran setelah menghafalnya merupakan suatu dosa besar. Hal itu berdasarkan kepada sebuah hadits dari Abu Daud dan At-Tirmidzi sebagai berikut: عُرِضَتْ عَلَيَّ ذُنُوبُ أُمَّتِي فَلَمْ أَرَ ذَنْبًا أَعْظَمَ مِنْ سُورَةٍ مِنْ الْقُرْآنِ أَوْ آيَةٍ أُوتِيَهَا رَجُلٌ ثُمَّ نَسِيَهَا “Diperlihatkan kepadaku dosa-dosa umatku dan aku tak meihat adanya dosa-dosa lain yang lebih besar daripada dosa seorang yang telah menghafal Al-Quran kemudian dia melupakannya”. Ada juga riwayat dari Abu Aliyah yang diriwyatkan secara Mauquf yang mengatakan bahwa kami menganggap dosa besar jika seseorang belajar Al-Quran kemudian tertidur sampai dia lupa. Ibnu Katsir dalam menafsirkan firman Allah swt QS Thaha: 124-126 وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (124) قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (125) قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى (126) “Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: ‘Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat? Allah berfirman: ‘Demikianlah telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu pula pada hari ini kamu pun dilupakan”. Beliau mengatakan bahwa yang dimaksud dengan melupakan adalah mereka yang dalam kehidupan di dunia ini sama sekali tidak mengamalkan firman Allah swt, sedangkan orang-orang yang tidak hafal tapi ia tetap memahami makna dan melaksanakan segala ketentuannya tidak terancam oleh ayat ini, kendatipun ia terancam dari segi lain. Dikuatkan juga dalam Tafsir As-Sya’rawi bahwa makna an-nisyan disini adalah at-tarku atau enggan dan meningalkan dari membaca dan mentadabburi Al-Quran. Karenanya, tidaklah semua yang lupa mendapatkan ancaman dari Allah swt, sebab kelupaan karena uzur, usia tua atau penyakit yang melumpuhkan fungsi ingatannya merupakan beberapa sebab yang dapat ditolerisasi, asalkan ia tetap mengamalkan segala perintah yang terkandung dalam Al-Quran. Dan sekarang kita masuk pada pembahasan inti artikel ini tentang mekanisme guna menjaga hafalan Al-Quran dari lupa, karena sudah umum diketahui oleh para penghafal Al-Quran bahwa menghafal lebih mudah dari menjaga hafalan itu sendiri. Pertama,Mengulang-ulang Dan Menderasnya Secara Teratur Rasulullah saw selalu mengarahkan pandangan pada penghafal Al-Quran, seperti dalam sabda beliau dalam hadits Ibnu Umar: “Sesungguhnya permisalan ahlu quran adalan sebagaimana tukang pemelihara unta, yang selalu mengikat untanya, jika ia tetap menginginkan unta itu, ia akan memegangnya, akan tetapi jika ia membebaskan unta itu, nicaya ia akan pergi dari pengembalaannya”.(HR Bukhari Muslim dari Abu Musa Al-Asyari) Dari hadits di atas, ada tiga hal penting yang perlu disimak.     Pembawa Al-Quran diserupakan dengan tukang memelihara atau gembala unta.    Al-Quran dengan unta.    Hafalan dengan tali yang mengikat antara benda yang diikatkan dengan yang mengikatnya. Ibnu Hajar berkata: Keledai disebut secara khusus karena ia merupakan binatang yang paling kencang larinya, dan mengejarnya setelah lari kencang tidak mudah. selanjutnya beliau mengatakan bahwa dalam hadits-hadits ini ada satu pesan agar kita memelihara (mengingat) Al-Quran dengan terus mempelajarinya dan mengulang-ulang membacanya. Oleh karena itu, selayaknya waktu mempelajari dan mengulanginya dibagi dengan apik, baik malam maupun siang hari. Rasulullah saw bersabda: “Apabila Ahlu Quran bangun di malam maupun siang hari dengan membacanya niscaya ia akan mengingatnya. Tetapi jika tidak dibacanya niscaya ia aan melupakannya”. Di dunia wanita, aspek lupa lebih banyak menyentuh pada Al-Quran sebab mereka selalu meninggalkan shalat saat mereka haidh dan dilarang menyentuh Al-Quran serta membacanya dalam masa-masa itu. Para ulama menegaskan bahwa wanita dalam keadaan junib dan haidh boleh membaca Al-Quran dan mengulanginya dalam hati. Dalam kondisi seperti ini, penulis berpendapat bahwa penggunaan sarana-sarana audio visual tak dapat dielakkan. Seperti Mp3 player atau lab komputer di pesantren yang membuat penghafal Al-Quran bisa membacanya setiap siang maupun malam hari baik ketika shalat atau di luar shalat. Sarana seperti Mp3 yang sekarang sudah semakin murah dan bermacam-macam sempat saya wajibkan kepada para santri untuk memilikinya, dengan dukungan motivasi imani dan taufik dari Allah swt, akan semakin mempermudah jalan menghafal Al-Quran. Kedua, Membiasakan Hafalan Terkadang lupa mencapai puncak yang sulit untuk diulangi menghafalnya, karena itu harus ada pembiasaan mengulangi menghafal dan membiasakan hal-hal yang telah dilupakan tersebut. Ilmu pendidikan modern pun menemukan bahwa materi yang dilupakan setelah dihafal menuntut peluangan waktu relatif lebih singkat dibanding dengan waktu yang diperlukan untuk menghafal materi yang sama sekali belum pernah dipelajari sebelumnya. Dan kalau dikaitkan langsung dengan Al-Quran, pernyataan di atas akan sangat terbukti kebenarannya, karena Al-Quran punya pengaruh psikologis dan firman balaghi yang sangat mendalam dalam hati sanubari, sedap strukturnya, mengandung I’jaz atau mukjizat

Mekanisme Menjaga Hafalan Al-Quran Dari Kelupaan Read More »

Rahasia Hafalan Al Quran sering Hilang?!

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Sebagian orang mengeluh kalau sudah hafal Al Quran, cepat hilangnya, terutama kalau tidak dimurajaah ( diulang-ulang) hafalannya.Ternyata rahasianya adalah AGAR SEORANG MUSLIM TIDAK PERNAH LEPAS DARI AL QURAN SELAMA HIDUPNYA!!MAKA TERUSLAH MENAMBAH HAFALAN DAN TERUSLAH DIMURAJAAH DAN DIBACA SAMPAI AJAL MENJEMPUT KITA. عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أنه قَالَ : ” تَعَاهَدُوا الْقُرْآنَ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَهُو أَشَدُّ تَفَلُّتًا مِنَ الإِبِلِ مِنْ عَقْلِهَا ” . Artinya: “Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jagalah selalu (hafalan) Al Quran, demi Yang jiwa Muhammad yang berada di Tangan-Nya, sungguh ia ( hafalan Al Quran) lebih cepat kabur dari onta dari tali tambatnya.” HR. Bukhari dan Muslim.

Rahasia Hafalan Al Quran sering Hilang?! Read More »

Menghafal dan Mengulang Hafalan Al Qur’an

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Sahabatku yang di muliakan Allah. Mari kita semua sharing di sini pengalaman menghafal Al Quran, baik yg pernah di lakukan diri sendiri atau mujarrab dari orang lain. Mudahan menambah wawasan bagi yg hafizd, dan dapat membantu mereka yg lagi menghafal.Baiklah al faqeer memulai sharing. Salah satu cara menghafal yg sangat mudah, dan menghasilkan hafalan kokoh dan kuat, yaitu : Misal saudara ingin menghafal setengah halaman, maka sebelum tidur bacalah (di baca bukan di hafal) ayat ayat yang ingin di hafal tadi 10 x dgn konsentrasi, setelah itu langsung tidur jangan fikir yg lain, atau baca2 yang, wirid tidur di baca sebelumnya. Dan pertama bangun langsung di baca ayat2 tadi 10 kali juga.. Dgn izin Allah, ayat2 tersebut akan melakat di hati saudara, kuat hafal, ini Mujarrab. Adapuan waktu yang tepat untuk menghafal atau mengulang Al Quran, tidak khilaf antara para hafizd yaitu sesudah solat subuh, waktu itu barakah, kita mudah fokus dgn yg kita baca…pada hadis ALLAHUMMA BARIK LIUMMATI FI BUKURIHA Mengulang hafalan / muraja’ah: Ada seorang pelajar mengulangi hafalannya surah Muhammad dgn membaca surah tersebut 70 (tujuh puluh) kali berturut turut… Bagaimana tidak hafal kalau sebanyak ini…! Banyak para huffaz yg mengulangi hafalannya sambil berjalan, tanpa perasaan dia tiba di tempat yg dia tuju, dan seakan akan dia tdak melihat sesuatu di jalannya dn seperti tdak melihat wajah2 manusia. Ini persis org yg menghadapi suatu masalah yang sangat besar yang menakan hati dan perasaannya. Kata seorang syekh, menghatamkan Al Quran dalam solat sunnah, mujarrab untuk kuatnya hafal Al Quran (bagi yg sudah khatam). Di kalangan orang Bukhari, seorang hafiz tdak di akui hafiz terkecuali apabila mampu mengkhatamkan Al Quran dalam solat sunnahnya dalam jangka 6 hari di bulan Ramadhan. Wafaqanillah wa iyyakum lil khairat.

Menghafal dan Mengulang Hafalan Al Qur’an Read More »

Manfaat Mengahafal Al Quran

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Berbagai kajian kontemporer membuktikan bahwa hafalan Al-Qur’an dapat menjaga seseorang dari berbagai penyakit, meningkatkan daya tahan tubuh, serta meningkatkan kreatifitas dan relaksasi. Amal terbaik yang bisa dikerjakan seseorang adalah membaca Al-Qur’an, mengamalkan kandungannya, menerapkan perintah Allah, dan menjauhi larangan Allah. Selama pengalaman interaksi dengan Al-Qur’an dalam kurun waktu lebih dari dua puluh tahun, saya menemukan sebuah kepastian bahwa Al-Qur’an memiliki pengaruh yang besar terhadap kepribadian manusia. Ketika Anda membaca sebuah bukti tentang Neuro Linguistic Programming, atau tentang seni manajemen waktu, atau seni bergaul, maka penulisnya akan mengatakan: membaca buku ini dapat mengubah hidup Anda. Artinya, kitab apapun yang dibaca seseorang itu akan memengaruhi perilaku dan kepribadiannya, karena kepribadian meurpakan hasil dari wawasan dan pengalaman seser, serta apa yang dibaca, dilihat dan didengarnya. Sudah barang tentu buku-buku karangan manusia ini pengaruhnya terbatas. Tetapi, ketika berbicara tentang Kitab Allah yang menciptakan manusia, dimana Dia lebih mengetahui apa yang ada dalam diri manusia dan apa yang menjadikannya lebi hbaik, maka sudah barang tentu kita menemukan dalam kitab ini informasi-informasi yang dibutuhkan manusia dalam kehidupannya di dunia dan akhirat. Karena Al-Qur’an adalah cahaya, obat dan petunjuk. Di dalam kita temukan masa lalu dan masa mendatang. Allah berfirman, “Yang tidak datang kepadanya (Al Qur’an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (QS Fushshilat [41]: 42). Dapat saya tegaskan bahwa setiap ayat yang Anda baca, renungkan dan hafal itu dapat menciptakan perubahan dalam hidup Anda! Bagaimana dengan orang yang membaca dan menghafal seluruh Al-Qur’an? Tidak diragukan bahwa bacaan Al-Qur’an, perenungan, dan penyimakan dengan khusyuk itu dapat merekonstruksi kepribadian seseorang, karena Al-Qur’an mengandung berbagai prinsip dan dasar-dasar yang solid bagi caracter building. Saya akan menyampaikan pengalaman sederhana tentang sejauh mana pengaruh Al-Qur’an terhadap kepribadian seseorang, bahkan satu ayat saja! Saya pernah membaca firman Allah: “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS Al-Baqarah [2]: 216) Dalam hati saya berkata, ayat ini pasti mengandung sebuah hukum pasti yang memberi kebahagiaan bagi orang yang mengimplemensikannya dalam hidup. Sebelum membaca ayat ini, saya sedang merasa sedih karena mengalami suatu musibah, atau merasakan ketakutan terhadap masa depan, karena saya sedang mencemaskan suatu hal. Setelah merenungkan ayat ini dalam waktu yang cukup lama, saya menyadari bahwa Allah telah menadirkan segala sesuatu, dan Dia tidak akan memilihkan untukku selain yang terbaik bagiku, karena Dia mengetahui masa depan, sedangkan saya tidak. Demikianlah, akhirnya saya memandang segala sesuatu dengan optimis, meskipun secara lahir menyedihkan. Saya selalu mengharapkan terjadinya hal baik, meskipun menurut perhitungan tidak demikian. Allah telah menetapkan setiap hal yang akan terjadi padaku sejak usiaku 42 hari dalam kandungan. Lalu, untuk apa aku bersedih. Selama Allah mendengar dan mengatur alam semesta ini, untuk apa takut dan cemas? Karena Allah yang menakdirkan dan memilihkannya untukku, maka itu pasti baik, bermanfaat, dan memberi kebahagiaan. Demikianlah, kepribadian saya berubah dari akarnya menjadi pribadi yang optimis dan bahagia, dan terbebas dari banyak masalah yang mungkin saja terjadi seandainya Allah tidak memberiku kesempatan untuk merenungkan ayat ini, memahami, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kesimpulannya, berpegang teguh pada Al-Qur’an dan menjaga tilawahna itu dapat berpengaruh positif terhadap kepribadian seseorang, meninggalkan sistem kekebalan dalam dirinya, melindunginya dari berbagai penyakit psikologis, membantunya untuk sukses dan mengambil keputusan-keputusan yang sulit. Jadi, Al-Qur’an adalah jalan Anda untuk menjadi kreatif, memimpin, bahagia dan sukses!

Manfaat Mengahafal Al Quran Read More »

Maroko, Negara dengan Cara Menghafal Alquran Terbaik di Dunia

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Membaca secara berulang-ulang atau mengartikan arti kata demi kata  terlebih dahulu dari Alquran dan membaca apa yang telah di hafalnya dengan  di dengarkan oleh seorang guru yang sudah sangat kuat hafalannya adalah metode  menghafal Alquran yang berlaku di Indonesia dari dulu dan mungkin sudah mengakar secara historis. Lain halnya dengan metode Alquran yang telah berkembang di negara Maroko, salah satu negara yang masih menggunakan system kerajaan yang terletak di benua Afrika. Penulis mulai mengingat-ingat apa yang pernah di lihatnya dalam sebuah film yang berdurasi kurang lebih 30 menit tentang cara menghafal Alquran  terbaik di dunia adalah di negara Maroko, ternyata ketika penulis membandingkan dengan system atau metode menghafal di Indonesia, metode dengan cara menulis itu lebih memberikan yang lebih pada diri santri. Metode menghafal di Maroko. Dalam prakteknya  kita kenal sebuah alat  dengan  nama lauh atau dalam bahasa Indonesianya  adalah papan,  dengan ukuran yang tidak terlalu besar berkisar 50 cm dengan berbentuk persegi panjang dengan di hiasi garis-garis yang di buat secara permanen, untuk memudahkan dalam menulis ayat-ayat Alquran. Santri-santri hufadz atau santri penghafal Alquran yang mayoritas merupakan penduduk  sekitar masjid setiap harinya harus menulis  semua  ayat Alquran yang akan di hafalnya. Penulisan ini dilakukan di atas papan yang telah di siapkan dengan   menggunakan pensil yang terbuat dari bambu atau sejenisnya yang di desain dengan tinta khusus. Dari sekian banyak santri, ada yang menulisnya hingga 5 ayat bahkan sampai 50 ayat semua itu tergantung kadar kemampuannya. Setelah papan telah penuh dengan ayat Alquran yang akan di hafal, maka selanjutnya ketelitian  sang guru dalam membetulkan tulisan santri inilah yang akan menentukan kebenaran hafalan santri. Setelah semua tulisan di  periksa, sang santri pun mulai membaca secara  di ulang-ulang dengan badan yang di hadapkan ke papan. Langkah terakhir yang berlaku secara umum di seluruh pesantren di Indonesia adalah santri mulai melafadzkan hafalannya di depan sang kiai untuk di tes kebenaran hafalannya. Keistimewaan menghafal dengan cara menulis di atas papan. Keisitimewaan menghafal dengan cara menulis di atas papan santri akan lebih  teliti ketika di suruh  menuliskan ayat-ayat Alquran yang telah di hafalnya karena telah terbiasa menyalin dari mushaf ke  dalam papan.  Menurut Ust. Ali salah satu staf pengajar di Darul Quran Kenitra mengatakan bahwa alah satu keistimewaan yang lain adalah konsentrasi seorang santri akan tertuju hanya pada satu papan yang ada di depanya, lain halnya ketika dengan menggunakan mushaf, konsentrasi itu akan terbagi dengan halaman lain yang di lihatnya. Kelebihan lain yang dapat penulis amati adalah kesabaran yang terus di latih pada jiwa santri ketika menuliskan ayat demi ayat dari Alquran, yang sejatinya mereka mampu untuk menghafal secara langsung tanpa menulis terlebih dahulu. Penulis berharap metode seperti ini bisa mulai di terapkan di seluruh pesantren tahfidz yang ada di Indonesia. *Penulis adalah mahasiswa STAINU Jakarta yang sedang mengikuti program kelas internasional di universsitas Ibn. Thofail, Kenitra, Maroko.

Maroko, Negara dengan Cara Menghafal Alquran Terbaik di Dunia Read More »

Hafalan Al Qur’an Yang Lebih Utama !

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Abu Umar bin Abdil Barr rahimahullah berkata:“Menuntut ilmu itu ada tahapan-tahapannya. Ada marhalah-marhalah dan tingkatan-tingkatannya. Tidak sepantasnya bagi penuntut ilmu untuk melanggar/melampaui urutan-urutan tersebut. Barangsiapa secara sekaligus melanggarnya, berarti telah melanggar jalan yang telah ditempuh oleh as-salafus shalih rahimahumullah. Dan barangsiapa yang melanggar jalan yang mereka tempuh secara sengaja, maka dia telah salah jalan, dan siapa saja yang melanggarnya karena sebab ijtihad maka dia telah tergelincir. Ilmu yang pertama kali dipelajari adalah menghafal Kitabullah Azza wa Jalla serta berusaha memahaminya. Segala hal yang dapat membantu dalam memahaminya juga merupakan suatu kewajiban untuk dipelajari bersamaan dengannya. Saya tidak mengatakan bahwa wajib untuk menghafal keseluruhannya. Namun saya katakan bahwasanya hal itu adalah kewajiban yang mesti bagi orang yang ingin menjadi seorang yang alim, dan bukan termasuk dari bab kewajiban yang diharuskan.” Al-Khathib Al-Baghdadi rahimahullah berkata:“Semestinya seorang penuntut ilmu memulai dengan menghafal Kitabullah Azza wa Jalla, di mana itu merupakan ilmu yang paling mulia dan yang paling utama untuk didahulukan dan dikedepankan.” Al-Hafidz An-Nawawi rahimahullah berkata:“Yang pertama kali dimulai adalah menghafal Al-Qur’an yang mulia, di mana itu adalah ilmu yang terpenting di antara ilmu-ilmu yang ada. Adalah para salaf dahulu tidak mengajarkan ilmu-ilmu hadits dan fiqih kecuali kepada orang yang telah menghafal Al-Qur’an. Apabila telah menghafalnya, hendaklah waspada dari menyibukkan diri dengan ilmu hadits dan fiqih serta selain keduanya dengan kesibukan yang dapat menyebabkan lupa terhadap sesuatu dari Al-Qur’an tersebut, atau waspadalah dari hal-hal yang dapat menyeret pada kelalaian terhadapnya (Al-Qur’an).” (An-Nubadz fi Adabi Thalabil ‘Ilmi hal. 60-64)

Hafalan Al Qur’an Yang Lebih Utama ! Read More »

Hukum Menangis Ketika Membaca Al-Qur’an

Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Menangis merupakan sesuatu yang biasa terjadi pada setiap orang. Namun menangis dengan sebab mendengar atau membaca ayat Al-Qur’am tentu merupakan peristiwa yang tidak terjadi pada setiap orang. Hanya orang-orang yang beriman yang mampu meresapi makna ayat-ayat Al-Qur’an dan memahami kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala yang bisa menetes air matanya saat membaca atau mendengar bacaan Al-Qur’an. Hal ini menunjukkan pula kelembutan hatinya. Sesungguhnya lunaknya hati dan cucuran air mata di saat membaca Al-Qur’an adalah ciri-ciri kaum salaf radhiyallahu ‘anhum. Keutamaan Menangis Di Saat Membaca Al-Qur’an Menangis di saat berdzikir dan membaca Al-Qur’an adalah sifat dari orang-orang yang arif dan syiar hamba-hamba Allah yang shalih. Sebagaimana Allah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, dan mereka berkata: “Maha Suci Tuhan kami;sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi.” Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” (Al-Isra’: 107-109) Imam Al-Qurthubi berkata tentang firman Allah Azza wa Jalla: “Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” “Dalam hal ini Allah berlebihan dalam mensifati mereka sekaligus pujian buat mereka dan merupakan hal yang wajar bagi setiap muslim yang memiliki ilmu atau sedikit dari ilmu untuk menggapai kedudukan semacam ini, merasa khusyuk, tunduk dan merendah diri ketika mendengar bacaan Al-Qur’an. Lalu beliau berkata bahwa ayat ini sebagai dalil akan bolehnya menangis dalam shalat yang timbul dari perasaan takut kepada Allah atau terhadap perbuatan maksiatnya dalam agama ini. Dan yang demikian itu tidaklah membatalkan atau mengurangi kesempurnaan shalat.” [1] Abdul-’Ala At-Taimi [2] berkata: “Barangsiapa yang memiliki ilmu dan tidak bisa membuatnya menangis maka patut dikatakan ia telah mendapatkan ilmu yang tidak bermanfaat baginya.” Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan tentang sifat dari ahlul ilmu dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, dan mereka berkata: “Maha Suci Tuhan kami;sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi.” Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” (Al-Isra’: 107-109) Sesungguhnya apa yang didapati oleh seseorang dari perasaan gemetar pada hatinya, air mata menetes dan tubuh yang merinding di saat mendengar ayat-ayat Allah atau dzikir yang masyru’ (disyariatkan) maka ini adalah seutama-utama keadaan yang telah disebutkan dalam Al-Kitab dan As-Sunnah. [3] Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya.” (Az-Zumar: 23) Dan Allah berfirman: “Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.” (Maryam: 58) Imam Al-Qurthubi berkata: Di dalam ayat ini terdapat bukti yang kuat bahwa ayat-ayat Allah punya pengaruh terhadap hati. [4] Arti dan Macam-macam Menangis Ar-Raghib berkata: ‘bakaa yabkii’ bukan dengan mad (memanjangkan bacaannya) berarti air mata yang menetes karena perasaan sedih dan meratapi. Ibnul Qoyyim berkata: Menangis itu ada beberapa macam: – Menangis sebagai curahan kasih sayang dan belas kasig. – Menangis yang timbul dari perasaan takut dan khasyyah. – Menangis karena perasaan cinta dan rindu. – Menangis sebagai luapan rasa bahagia dan senang. – Menangis lantaran keluh kesah terhadap perkara yang menyakitkan hati lalu tidak mampu menanggung beban tersebut. – Menangis yang timbul lantaran perasaan sedih. Perbedaan antara tangisan yang timbul lantaran perasaan sedih dengan tangisan yang timbul dari perasaan takut adalah bahwa tangisan yang ditimbulkan oleh perasaan sedih disebabkan oleh kejadian yang sudah lewat, sedangkan tangisan yang ditimbulkan oleh perasaan takut disebabkan oleh kekhawatiran terhadap sesuatu yang akan datang. Sedangkan tangis yang timbul dari luapan rasa bahagia dan tangisan yang timbul dari perasaan sedih, bahwa air mata dari luapan rasa senang terasa dingin dan hati terasa bahagia sedangkan air mata yang timbul dari kesedihan terasa hangat sedang hatipun terasa sedih. – Menangis lantaran lemah dan ketidakberdayaan. – Menangis yang timbul dari sifat nifaq, mata menangis namun hatinya membatu, pelakunya menampakkan kekhusyukan padahal sebenarnya ia adalah manusia yang paling keras hatinya. – Menangis yang disewakan dan diperdagangkan, seperti tangisan orang-orang yang disewa untuk meratapi. – Menangis yang timbul secara kebetulan seperti seseorang melihat manusia menangis karena sebab sesuatu lalu ia turut menangis pula bersama mereka dalam keadaan ia tidak mengerti sebab apa mereka menangis. Akan tetapi ketika ia melihat mereka menangis lalu ia hanyut menangis. Jenis Menangis Pura-pura Tangisan yang dilakukan dengan memberat-beratkan diri maka yang demikian itu dinamakan berpura-pura menangis, hal ini ada dua macam: 1. Berpura-pura menangis yang memiliki nilai terpuji. 2. Berpura-pura menangis yang memiliki nilai tercela. Adapun berpura-pura menangis yang terpuji adalah yang bisamendatangkan kelunakan hati dan perasaan takut kepada Allah serta tidak membawa kepada perbuatan riya’ ataupun sum’ah. Umar radhiyallahu ‘anhu mengatakan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika ia melihat beliau dan Abu Bakar menangis akan keadaan tawanan perang Badr: “Beritakan kepadaku, apa yang membuat engkau menangis wahai Rasulullah? Kalau memang aku mendapati hal itu membuatnya menangis maka aku akan menangis dan jika tidak maka aku akan berpura-pura menangis karena tangisan engkau berdua.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak mengingkari perbuatan tersebut, demikian juga ada sebagian salaf mengatakan: “Menangislah kalian dari rasa takut kepada Allah, kalau kalian tidak bisa menangis maka berpura-puralah kalian menangis!” Adapun bagian kedua yaitu berpura-pura menangis yang tercela: adalah yang diperbuat untuk mendapatkan pujian dari makhluk, maka sering kali kita mendengar dan melihat orang yang berpura-pura menangis untuk tujuan materi belaka atau semata-mata ingin dilihat atau didengar. [5] Petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam Menangis Tangis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam serupa dengan tertawanya, tidak tersedu-sedu dan tidak berteriak-teriak seperti halnya tertawanya beliau tidaklah terbahak-bahak namun kedua matanya berlinang hingga meneteskan air mata, terdengar pada dada beliau desis nafasnya. Terkadang tangisan beliau sebagai bentuk ungkapan kasih sayang terhadap orang yang meninggal atau pula sebagai ungkapan rasa kekhawatiran dan belas kasih terhadap umatnya dan kadang karena rasa takut kepada Allah atau ketika mendengar Al-Qur’an. Yang seperti itu adalah tangisan yang timbul dari rasa rindu, cinta dan pengagungan bercampur rasa takut

Hukum Menangis Ketika Membaca Al-Qur’an Read More »