Artikel

Kenikmatan Yang Menipu Manusia

Salah satu sifat manusia yang tertulis di Al-Qur’an yakni bahwa manusia suka kufur akan nikmat yang telah Allah berikan kepada mereka. Hal ini tercermin dalam Firman Allah Surat Az-Zukhruf ayat 15 yang berbunyi وَجَعَلُوا لَهُ مِنْ عِبَادِهِ جُزْءًا ۚ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَكَفُورٌ مُبِينٌ Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah). (Q.S Az-Zukhruf :15) Padahal sudah secara nyata mereka mengetahui bahwa nikmat-nikmat yang mereka dapatkan semua berasal dari Allah Azza wa Jalla, namun mereka justru mengingkarinya. Begitu banyak nikmat yang telah Allah berikan kepada setiap hambaNya. Diantara sekian banyak kenikmatan, ada dua kenikmatan yang mampu menipu manusia, sudah sifat manusia mengingkari nikmatnya ditambah nikmat yang menipu tersebut maka lengkaplah sudah. Ada dua buah nikmat yang bisa menipu manusia yakni sehat dan nikmat waktu. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah yang berbunyi نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ ”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas) Ø  Tentang Nikmat Sehat Saat apakah seseorang merasakan bahwa sehat itu sebuah kenikmatan yang tak terkira? Jawabannya saat orang tersebut merasakan sakit. Ketika orang sedang dalam kondisi sehat, mereka cenderung akan abai terhadap kebutuhan dari tubuh mereka. Menjalankan aktifitas sesuka hati, tidak menjalankan pola hidup sehat, serta tidak memanfaatkan sehatnya itu untuk optimal dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nikmat sehat memiliki nilai yang berharga bahkan seolah-olah dunia dikumpulkan untuknya. Dalam hadisnya Rasulullah bersabda مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ آمِنًا فِي سِرْبِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا Barangsiapa di antara kamu masuk pada waktu pagi dalam keadaan sehat badannya, aman pada keluarganya, dia memiliki makanan pokoknya pada hari itu, maka seolah-olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya. [HR Ibnu Majah, no. 4141; dan lain-lain; dihasankan oleh Syaikh Al Albani di dalam Shahih Al Jami’ush Shaghir, no. 5918]. Setiap muslim wajib menjaga tubuhnya agar tetap sehat, bahkan Allah memerintahkan HambaNya untuk selalu berdoa agar terhindar dari berbagai macam penyakit. اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْبَرَصِ, وَالْجُنُوْنِ ,وَالجُزَامِ,وَمِنْ سَيْءِ اْلأَسْقَامِ “Ya Allah, sungguh aku  berlindung kepadaNya dari penyakit belang, gila, lepra, dan dari keburukan segala macam penyakit” (HR Abu Dawud no. 1554, An Nasa’i [VIII/270], Ahmad [III/192], Ibnu Hibban no. 1013 dan lainnya, dari Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu. Lihat Shahih Al-Jami’us Shaghir [no. 1281]). Ø  Tentang Waktu Luang Allah Azza wajalla berfirman: وَٱلۡعَصۡرِ ١  إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ ٢  إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ ٣ “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (QS. Al-Ashr:1-3) Surat ini memang singkat namun makna didalamnya sangat kuat yakni tentang waktu. Bagaimana manusia benar-benar mengalami kerugian karena waktu yang telah berlalu. Tanpa mereka sadari usia yang semakin bertambah, jatah hidup yang berkurang namun belum menyadari bagaimana mereka bisa memanfaatkan waktu tersebut. Dijelaskan pula hanya orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran yang menjadi orang beruntung. Waktu amatlah berharga, ia ibarat pedang bermata dua bisa memberikan kebaikan namun juga bisa mendatangkan keburukan. Seberapapun longgar atau sempit waktu yang kita punya mestinya kita gunakan untuk kebaikan. Bahkan Rasulullah menganjurkan ntuk menyegerakan kebaikan sebelum kedatangan pekara-pekara yang menghalanginya. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah yang berbunyi : Imam Al Hakim meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas, bahwa Nabi n bersabda menasihati seorang laki-laki : اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ , شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ , وَصِحَّتِكَ قَبْلَ سَقْمِكَ , وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ , وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ , وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ Ambillah kesempatan lima (keadaan) sebelum lima (keadaan). (Yaiutu) mudamu sebelum pikunmu, kesehatanmu sebelum sakitmu, cukupmu sebelum fakirmu, longgarmu sebelum sibukmu, kehidupanmu sebelum matimu. [HR Al Hakim di dalam Al Mustadrak; dishahihkan oleh Syaikh Al Albani di dalam Shahih At Targhib wat Targhib 3/311, no. 3355, Penerbit Maktabul Ma’arif, Cet. I, Th. 1421 H / 2000 M].

Kenikmatan Yang Menipu Manusia Read More »

Keutamaan Puasa Asyura

Muharram merupakan bulan yang mulia, salah satu bulan yang istimewa dalam Islam. Awal mula penanggalan kalender Hijriyah atau kalender Islam dimulai pada tanggal 1 muharram, hal itu ditandai sebagai tanggal Rasulullah berhijrah ke yastrib (Madinah). Penjelasan keuatamaan bulan Muharram bisa dilihay pada salah satu Hadis riwayat Imam Muslim dan Imam Bukhari. Dalam Hadis itu, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan di antaranya terdapat empat bulan yang dihormati: 3 bulan berturut-turut; DzulQo’dah, Zulhijah, Muharam dan Rajab Mudhar, yang terdapat di antara bulan Jumada Akhirah dan Syaban.” (HR. Bukhari dan Muslim). Diantara keistimewaan bulan Muharram terdapat salah satu amalan utama yang bisa dikerjakan di bulan Muharram. Yakni Puasa Sunnah Asyura. Ada berbagai keutamaan dari Puasa Asyura ini. Antara lain : 1.      Sebaik-baiknya Puasa Setelah Puasa Ramadhan Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ “Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163). Banyak jenis amalan puasa Sunnah dalam Islam, dan diantara sekian puasa Sunnah, puasa asyura merupakan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan. Maka tidak ada alasan buat kita untuk melaksanakan puasa asyura. 2.      Puasa Asyura menghapus dosa satu tahun yang lalu Salah satu keuatamaan dalam melaksanakan puasa asyura yakni dapat menghapus dosa satu tahun yang lalu, selain dosa syirik dan dosa besar lainnya. Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah, Dari Abu Qotadah Al Anshoriy, berkata, وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ “Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162). Melihat keutamaan dari puasa Asyura ini, Bahkan Rasulllah sangat bersemangat dalam melaksanakan puasa Asyura ini. Dari Ibnu Abbas berkata: مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلاَّ هَذَا الْيَوْمَ: يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ Aku tidak pernah melihat Nabi benar-benar perhatian dan menyengaja untuk puasa yang ada keutamaannya daripada puasa pada hari ini, hari ‘Asyura dan puasa bulan Ramadhon. (HR. Bukhari & Muslim). 3.      Niat Puasa Asyura Setiap melakukan suatu amalan semua berdasarkan niat, adapun niat kita dalam melaksanakan puasa yakni sebagai berikut : َوَيْتُ صَوْمَ عَشُرَ سُنَّةَ ِللهِ تَعَالَى Artinya: Saya niat puasa hari Asyura, sunnah karena Allah ta’ala.

Keutamaan Puasa Asyura Read More »

Keutamaan Hari Jumat

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, خير يوم طلعت فيه الشمس يوم الجمعة فيه خلق آدم وفيه تقوم الساعة وفيه ساعة لا يسأل الله عز و جل فيها عبد يصلى خير الا أعطاه الله وقللها وقال بيده هكذا انها قليلة “Hari terbaik saat matahari terbit adalah hari Jumat. Di hari ini, Adam diciptakan; di hari ini pula, kiamat terjadi; di hari Jumat terdapat satu waktu, apabila ada seorang hamba yang shalat, memohon kepada Allah di waktu itu, maka Allah akan memberikan pintanya.” (H.r. Abu Daud Ath-Thayalisi; statusnya hasan lighairihi) Dalam hadist tersebut disebutkan bahwa diantara hari-hari yang ada, hari jumat merupakan hari terbaik. Ada berbagai macam keutamaan di hari jumat dibandingkan dengan hari-hari yang lainnya, antara lain : 1.      Hari Raya Umat Islam Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, إِنَّ يَوْمَ الْجُمْعَة يَوْمُ عِيدٍ ، فَلَا تَجْعَلُوا يَوْم عِيدكُمْ يَوْم صِيَامكُمْ , إِلَّا أَنْ تَصُومُوا قَبْله أَوْ بَعْده “Sesungguhnya, hari Jumat adalah hari raya. Karena itu, janganlah kalian jadikan hari raya kalian ini sebagai hari untuk berpuasa, kecuali jika kalian berpuasa sebelum atau sesudah hari Jumat.” (H.r. Ahmad dan Hakim; dinilai sahih oleh Syu’aib Al-Arnauth). 2.      Terdapat waktu mustajab untuk berdoa Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, إن في الجمعة ساعة لا يوافقها مسلم وهو في صلاة يسأل الله خيرا الا آتاه إياه قال وقللها “Sesungguhnya, di hari Jumat, ada satu waktu; tidaklah seorang muslim yang shalat, dia memohon kebaikan kepada Allah, dan bertepatan dengan waktu tersebut, kecuali Allah pasti akan mengabulkannya.” (H.R. Ahmad) 3.      Hari Penghapusan dosa Salman Al Farisi berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang mandi pada hari Jumat, bersuci sesuai kemampuan, merapikan rambutnya, mengoleskan parfum, lalu berangkat ke masjid, dan masuk masjid tanpa melangkahi diantara dua orang untuk dilewatinya, kemudian shalat sesuai tuntunan dan diam tatkala imam berkhutbah, niscaya diampuni dosa-dosanya di antara dua Jumat,” (HR. Bukhari). 4.      Wafat pada hari jumat tanda Khusnul Khotimah Dari Abdullah bin Amr radhiallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ما من مسلم يموت يوم الجمعة أو ليلة الجمعة الا وقاه الله فتنة القبر “Tidaklah seorang muslim yang meninggal di hari Jumat atau malam Jumat, kecuali Allah akan lindungi dirinya dari fitnah (ujian) alam kubur.” (H.r. Ahmad; dinilai sahih oleh Ahmad Syakir serta Al-Albani) 5.      Sedekah pada hari jumat lebih utama dibandingkan hari yang lain Sedekah pada hari Jumat lebih utama dibanding sedekah pada hari-hari lainnya. Ibnu Qayyim berkata: “Sedekah pada hari itu dibandingkan dengan sedekah pada enam hari lainnya laksana sedekah pada bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya.” Hadits dari Ka’ab menjelaskan: “Dan sedekah pada hari itu lebih mulia dibanding hari-hari selainnya,” (Mauquf Shahih).

Keutamaan Hari Jumat Read More »

Allah Yang Maha Penyayang

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ  Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (Q.S Al-Baqarah : 163) Banyak sekali ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan betapa Allah sangat mencintai hamba-hambaNya. Bahkan saat hambaNya melakukan sebuah perbuatan dosa kemudian die mendekati Allah dan memohon ampunan dari segala dosa yang sudah dilakukan, Allah akan selalu mengampuninya. Bandingkan dengan kita, saat saudara atau teman kita melakukan sebuah kesalahan kepada kita kemudian meminta maaf, belum tentukita memaafkan teman kita tersebut bukan? Tapi Allah tidak seperti itu kawan, Dia selalu menyayangi para hambaNya yang bertaubat. Sesuai dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Surat An-Nisa Ayat 110  وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا  Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S An-Nisa :110) Selain mengampuni dosa yang sudah diperbuat, banyak bentuk kasih sayang Allah kepada jita sebagai hambaNya. Antara lain : 1.      Memberikan Kehidupan Bentuk rasa sayang Allah kepada manusia yakni memberikan kehidupan dalam bentuk sebaik-baiknya. Sebagai mana firman Allah dalam surat At-Tin ayat 4 لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (Q.S At-Tin :4) Bahkan penciptaan manusia awalnya mendapat keraguan dari para malaikat, namun Allah lebih mengetahui dibandingkan para malaikatnya. Dalam surat Al-Baqarah ayat 30 Allah berfirman  وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. — Surat Al-Baqarah Ayat 30 2.      Menjamin Rezeki Manusia seringkali khawatir bagaimana rezeki yang akan dia dapatkan, namun Allah sudah menjamin rezeki mereka sebagai bentuk sayang Allah kepada para hambaNya. Dalam Suat Al-Isra’ ayat 70 Allah berfirman : ۞ وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Q.S Al-Isra’:70) 3.      Memberikan kenikmatan dunia Manusia acapkali terlalu fokus terhadap nikmat-nikmat yang telah Allah berikan sampai lupa bahwa Allahlah yang memberikan semua kenikmatan yang tak terhingga tersebut. Dalam Surat An-Nahl Ayat 18 Allah berfirman  وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 4.      Mengabulkan Doa Setiap doa yang kita panjatkan Insyaallah Allah akan senantiasa mengabulkannya, sesuai dengan Firman Allah Surat Ghafir ayat 60 yang berbunyi وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. (Q.S Ghafir:60) 5.      Pintu taubat terbuka lebar Allah Azza wa Jalla Yang Maha Penyayang lagi Yang Maha Penerima Taubat selalu membuka pintu taubat kepada para hambaNya yang sudah melakukan berbagai macam kesalahan dan dosa sesuai dengan Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Surat At-Taubah ayat 104:  أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang?. (Q.S At-Taubah:104)

Allah Yang Maha Penyayang Read More »

Sebab Tertolaknya Sebuah Doa

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ”Doa adalah ibadah.” (HR. Tirmidzi no. 2969. Dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani) Doa merupakan salah satu ibadah. Doa sendiri merupakan bukti bahwa kita sebagai umatNya merupakan makhluk yang lemah, yang senantiasa mengharapkan pertolongan dari Allah SWT. Dengan memasarhakan sepenuhnya atas segala kehendak dari sang Khaliq, doa juga merupakan senjata umat Islam untuk mengharap RidhoNya. Allah senantiasa mengabulkan segala doa yang dipanjatkan oleh para hambaNya. Sesuai dengan Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 186 yang berbunyi وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Q.S. Al-Baqarah:186) Namun, meskipun Allah menjamin akan mengabulkan segala doa yang kita panjatkan. Ada beberapa hal yang membuat doa kita tidak diijabahi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala 1.      Sebab Haram masuk kedalam tubuh/pakaian yang dipakai Ketika ada sesuatu yang haram masuk kedalam tubuh kita atau melekat di tubuh kita maka itu akan membuat doa kita menjadi tertolak. Sesuai hadist Rasulullah sebagai berikut أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لا يُقبَلَ إِلا طَيِّباً وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ اْلمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ اْلمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ { يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحاً إِنِّي بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ } وَقَالَ { يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكمْ } ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاء يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِاْلحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ ؟ “Wahai manusia, sesungguhnya Allah ta’ala adalah Maha Baik, tidak menerima kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada para Rasul. Allah ta’ala berfirman : “Hai Rasul-Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih” (QS. Al-Mu’minuun : 51). Dan Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu” (QS. Al-Baqarah : 172). Kemudian Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menceritakan seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu lalu menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berkata,”Ya Rabb..ya Rabb…”, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya dari yang haram, dicukupi dari yang haram, maka bagaimana mungkin dikabulkan doanya?” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1015]. 2.      Tergesa-gesa dan tidak khusuk saat berdoa Dalam melakukan ibadah apapun khusuk menjadi sebuah keharusan, ia beribadah dengan sangat fokus yang hanya mengharap Ridho Allah, yang diingatnya hanya Allah bukan hal yang lain. Allah sendiri tidak akan mengabulkan doa hambaNya yang tidak khusuk saat berdoa. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : ادْعُوْا اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِاْلإِجَابَةِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ لا يَسْتَجِيْبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاهٍ “Berdoalah kepada Allah dan kamu yakin akan dikabulkan. Ketahuilah bahwa Allah tidak akan mengabulkan doa orang yang hatinya lalai dan tidak khusyu’ “ [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no. 3479 dan Al-Hakim no. 1817; hasan lighairihi]. Tidak khusuk saja Allah tidak mengijabah doanya apalagi tergesa-gesa? Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : يُسْتَجَابُ لأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُوْلُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِيْ “Dikabulkan doa seseorang dari kalian selama ia tidak buru-buru,(dimana) ia berkata : ”Aku sudah berdoa namun belum dikabulkan doaku” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 5981 dan Muslim no. 2735]. 3.      Gemar bermaksiat Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa doa yang bermanfaat untuk orang tua adalah do’a anak sholeh sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu Alaihi wasalam : Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu menuturkan bahwa , Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ Apabila manusia meninggal dunia, maka terputus amalnya kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya. [HR. Muslim: 3084] Maka tentunya kesholehan seseorang itu mempengaruhi terkabulnya doa’ sebagaimana kemaksiatannya akan menghalangi doa’nya Seorang penyair berkata : “Bagaimana mungkin kita mengharap terkabulnya doa, sedangkan kita sudah menutup jalannya dengan dosa dan maksiat”. 4.      Berdoa yang isinya perbuatan dosa Dari Jabir -radhiallahu anhu- dia berkata: Saya mendengar Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda: مَا مِنْ أَحَدٍ يَدْعُو بِدُعَاءٍ إِلَّا آتَاهُ اللَّهُ مَا سَأَلَ أَوْ كَفَّ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهُ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ “Tidaklah seseorang berdoa dengan sebuah doa melainkan Allah memberikan kepadanya apa yang dia minta atau menolak keburukan darinya yang semisalnya, selama dia tidak berdoa untuk perbuatan dosa atau pemutusan hubungan kekerabatan.” (HR. At-Tirmizi no. 3573 dan dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 5637) 5.      Syirik kepada Allah Syirik dalam berdoa adalah kesalahan yang paling fatal. Karena ia meminta kepada selain Allah, Rabb yang tiada sekutu baginya. Jelas ini tidak saja menjadi sebab tertolaknya sebuah doa, lebih dari itu ia termasuk perbuatan syirik. وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ “Janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman: 13)

Sebab Tertolaknya Sebuah Doa Read More »

Semangat Tahun Baru Hijriyah

Segala puji bagi Allah pemilik segala Kenikmatan dan Anugerah, Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita nanti syafaatnya di yaumul akhir nanti. Alhamdulillah kita masih diberikan kenikmatan dari Allah SWT berjumpa kembali di tahun yang baru tahun Hijriyah. Artinya kita masih diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk berubah menjadi pribadi muslim yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk menjadi pribadi muslim yang lebih baik, cuma kita sendiri yang bisa melakukannya. Dalam hal ini, Allah SWT berfirman: ]إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ[ “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka” (TQS. Ar-Ra’d [13]: 11). Dalam ayat tersebut secara gamblang Allah menjelaskan bahwa Dia tidak dapat merubah suatu kaum, melainkan kaum itu sendiri yang mengubah dalam diri mereka. Termasuk diri kita sendiri, diri kitalah yang harus berusaha untuk melakukannya tentu saja perubahan disini yakni perubahan kearah yang lebih baik. Spirit tahun baru hijriyah ini baiknya digunakan sebagai momentum untuk membuat resolusi membuat diri kita menjadi pribadi muslim yang baik. Dan memang melakukan perubahan terhadiap diri kita bukan sesuatu yang mudah.Namun, Allah akan selal melindungi hambaNya. Dalam sebuag hadist Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengutamakan kecintaan Allah atas kecintaan manusia maka Allah akan melindunginya dari beban gangguan manusia.” (HR Ad-Dailami) Dengan semangat tahun baru Hijriyah, ada beberapa hal yang dapat menguatkan semangat dan langkah kita untuk berubah: Pertama, Memohon Hidayah atau petunjuk dari Allah Subhanahu wa Ta’ala Dalam surat Maryam ayat 76 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman وَيَزِيدُ اللَّهُ الَّذِينَ اهْتَدَوْا هُدًى ۗ وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ مَرَدًّا “Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya.” (Q.S Maryam :76) Hidayah atau petunjuk dari Allah SWT merupakan anugerah yang tak terhingga, tidak setiap orang selalu mendapatkan Hidayah dari Allah SWT. Maka sebagai hambaNya yang sedang berusaha menjadi baik, hendaknyalah selalu berdoa meminta hidayah dari Allah SWT. Bahkan Rasulullah sendiri tidak dapat memberi hidayah kepada pamannya. اِنَّكَ لَا تَهْدِيْ مَنْ اَحْبَبْتَ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ Artinya: Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.(Q.S Al-Qasas :56). Yang Kedua Istiqomah Acapkali kita semangat pada saat awal-awal yang kemudian malah semakin loyo di langkah kemudian. Maka sebagai seorang Muslim ketika kita bertekad untuk berubah menjadi lebih baik lagi, kita mesti istiqomah dalam menjalankannya. Dalam surat Hud ayat 112 Allah berfirman : فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ “Maka istiqamahlah kamu (Muhammad) di jalan yang benar, sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan juga kepada orang yang bertaubat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Hud: 112) Dalam ayat lain Allah juga berfirman إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ * نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ * نُزُلًا مِنْ غَفُورٍ رَحِيمٍ “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka tetap istiqamah, maka para malaikat akan turun kepada mereka (seraya berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati, dan bergembiralah kamu dengan balasan surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (30) Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat. Di dalam surga itu kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan apa yang kamu minta. (31) Sebagai penghormatan (bagimu) dari Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (32).” (Q.S Fusshilat: 30-32). Dengan semangat tahun baru hijriyah ini semoga kita menjadi pribadi Muslim yang baik dan taat kepada segala perintah dan menjauhi segala larangan dari Allah SWT.

Semangat Tahun Baru Hijriyah Read More »

Amalan-Amalan Di Bulan Muharram

1 Muharram akan jatuh pada hari ahad tanggal 1 September 2019 besok. Bulan Muharram merupakan salah satu bulan yang istimewa dalam Islam, bahkan bulan ini mendapatkan julukan Syahrullah (Bulan Allah). Hal ini dikarenakan pada bulan Muharram banyak amalan-amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan, bahkan di bulan ini diharamkan untuk berperang. Sesuai Firman Allah Ta’ala dalam Surat At-Taubah Ayat 36  : إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ Artinya : “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (Q.S At-Taubah:36). Sebagaimana bulan-bulan istimewa lainnya, didalam bulan Muharram juga terdapat amalan-amalan yang bisa dilakukan demi mengharapkan Ridho dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Amalan tersebut antara lain. Puasa Asyura (Puasa Sunnah tanggal 10 Muharram) Puasa Asyura merupakan salah satu puasa Sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan oleh setiap umat Islam. Bahkan Rasulllah sangat bersemangat dalam melaksanakan puasa Asyura ini. Dari Ibnu Abbas berkata: مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلاَّ هَذَا الْيَوْمَ: يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ Aku tidak pernah melihat Nabi benar-benar perhatian dan menyengaja untuk puasa yang ada keutamaannya daripada puasa pada hari ini, hari ‘Asyura dan puasa bulan Ramadhon. (HR. Bukhari & Muslim). Pada hari itu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam menjalankan puasa Sunnah Asyura. Keutamaan dari melaksanakan puasa ini adalah mampu menghapus dosa satu tahun yang lalu, kecuali dosa besar dan syirik. Sesuai dengan sabda Rasulullah صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ “Puasa ‘Asyura aku memohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim) Puasa Tasu’a Rasulullah SAW menganjurkan kepada yang melaksanakan puasa ‘Asyura, untuk melengkapi dengan puasa Tasu’a sehari sebelumnya. Puasa pada tanggal 9 Muharram ini disyariatkan untuk menyelisihi syariat puasa Yahudi dan Nasrani. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan puasa Asyura dan beliau perintahkan para sahabat untuk melakukan puasa di hari itu, ada beberapa sahabat yang melaporkan: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى “Wahai Rasulullah, sesungguhnya tanggal 10 Muharram itu, hari yang diagungkan orang Yahudi dan Nasrani.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ “Jika datang tahun depan, insyaaAllah kita akan puasa tanggal 9 (Muharram).” Ibnu Abbas melanjutkan, “Namun belum sampai menjumpai Muharam tahun depan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah wafat.” (HR. Muslim 1916). Menyantuni Anak Yatim Pada tanggal 10 Muharram tidak hanya disebut sebagai hari Asyura saja, namun bisa disebut juga sebagai lebaran anak yatim. Dari Sahl ibnu Sa’ad, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, أَنَا وَكاَفِلُ الْيَتِيْمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا” وَقَالَ بِإِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى “Kedudukanku dan orang yang menanggung anak yatim di surga bagaikan ini.”   [Beliau merapatkan jari telunjuk dan jari tengahnya]. (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 135, shahih) Lihat As Silsilah Ash Shahihah (800): [Bukhari: Kitab Al Adab, 24-Bab Fadhlu Man Ya’ulu Yatiman] Terdapat sebuah hadis dalam kitab Tanbihul Ghafilin: من مسح يده على رأس يتيم يوم عاشوراء رفع الله تعالى بكل شعرة درجة “Siapa yang mengusapkan tangannya pada kepala anak yatim, di hari Asyuro’ (tanggal 10 Muharram), maka Allah akan mengangkat derajatnya, dengan setiap helai rambut yang diusap satu derajat.” Demikian amalan-amalan yang dianjurkan dikerjakan dalam bulan Muharram ini. Besar harapan kita bisa melaksanakan demi mengharapkan Ridho dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Amalan-Amalan Di Bulan Muharram Read More »

Tips Menghafal Al-Qur’an

Menghafalkan Al-Qur’an merupakan salah satu amal utama dalam Islam. menghafalkan Al-Qur-an juga merupakan salah satu ciri orang berilmu, sesuai Firman Allah Ta’ala dalam surat Al-Ankabut ayat 49 بَلْ هُوَ آَيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ بِآَيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ “Bahkan, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata, yang ada di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu.”(QS. al-Ankabut: 49). Salah satu kemuliaan orang-orang penghafal Al-Qur’an akan mendapatkan mahkota kemuliaan kelak di akhirat nanti. Dengan segala keutamaan, banyak kaum muslimin yang berbondong-bondong ingin menghafalkan Al-Qur’an. Baik secara mandiri maupun ke pondok-pondok khusus penghafal Al-Qur’an. Namun, menghafal Al-Qur’an ternyata tidak semudah apa yang orang bayangkan. Dari perbedaan tiap orang dalam menyerap hafalan, ada yang cepat ada yang lama sampai faktor teknis lainnya. Oleh karena itu kami akan memberikan tips khusus bagaimana menghafal Al-Qur’an itu. Berikut tips yang bisa kamu lakukan saat akan menghafalkan Al-Qur’an : 1.       Niat Karena Allah Segala amalan yang kita lakukan harus karena Allah, termasuk dengan Menghafal Al-Qur’an ini. Hal pertama yang kamu lakukan adalah meluruskan niat menghafalkan Al-Qur’an hanya untuk mengharap Ridho Allah Ta’ala. Dari Umar bin Khathab, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيِهِ “Sesungguhnya segala amalan itu tidak lain tergantung pada niat; dan sesungguhnya tiap-tiap orang tidak lain (akan memperoleh balasan dari) apa yang diniatkannya. Barangsiapa hijrahnya menuju (keridhaan) Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya itu ke arah (keridhaan) Allah dan rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya karena (harta atau kemegahan) dunia yang dia harapkan, atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu ke arah yang ditujunya.” (HR. Bukhari & Muslim). 2.       Waktu terbaik untuk menghafal Setiap orang memiliki kemampuan menghafal yang berbeda ada yang cepat adapula yang lama. Namun Rasulullah sudah memberikan contoh bahwa waktu terbaik untuk menghafalkan Al-Qur’an adalah malam hari. Sesuai dengan Hadist Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الأَعْلَى ، أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ عِيَاضٍ ، عَنْ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ ، عَنْ نَافِعٍ ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : ” إِذَا قَامَ صَاحِبُ الْقُرْآنِ فَقَرَأَهُ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ ذَكَرَهُ وَإِنْ لَمْ يَقُمْ بِهِ نَسِيَهُ “ “Yunus bin Abdil A’la menuturkan kepadaku, Anas bin ‘Iyadh mengabarkan kepadaku, dari Musa bin ‘Uqbah, dari Nafi’ dari Ibnu Umar radhiallahu’anhu, dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, beliau bersabda:‘Jika seseorang shahibul Qur’an membaca Al Qur’an di malam hari dan di siang hari ia akan mengingatnya. Jika ia tidak melakukan demikian, ia pasti akan melupakannya‘” (HR. Bukhari & Muslim). 3.       Membaca berulang-ulang Ketika kita membaca sesuatu berulang-ulang maka dititik tertentu kita akan mengingat apa yang kita baca. Begitu juga saat kita akan menghafalkan Al-Qur’an, cara yang paling mudah dengan membaca ayat tersebut berulang-ulang. Berapa kalinya kita mengulang bacaan tentu sampai hafal tiap orang bisa jadi berbeda, namun lakukan minimal 20 kali pengulangan. 4.       Mendengarkan murotal surat yang mau kita hafalkan Kamu bisa mendengarkan murotal sebagai salah satu cara untuk menghafalkan Al-Qur’an. Carilah yang memiliki kualitas suara yang baik dan jernih serta bacaanny jelas sehingga memudahkan kamu untuk menghafalkan Al-Qur’an. Dengarkan berulang-ulang surat yang mau kita hafalkan. 5.       Menghafal dengan bertingkat Jangan memberatkan otak anda dengan langsung menghafal semua jadi satu, tapi cobalah bertahap dalam menghafalkan. Mulai dari 4 ayat pertama, dilanjut 8 ayat selanjutnya, kemudian 16 ayat lagi dan seterusnya. Sehingga hal ini bisa melatih otak anda untuk makin berkembang dalam menghafal surat-surat dalam Al-Qur’an. 6.       Tulis Ayat yang mau dihafalkan Menulis bisa mengikat ilmu, dengan menulis maka membuat apa yang kita dapatkan menjadi permanen. Begitu juga saat anda menghafalkan Al-Qur’an. Usahakan setiap kali anda menghafal, ayatnya ditulis, untuk mengikat hafalan kamu. 7.       Jauhi maksiat Maksiat merupakan penghalang yang nyata dalam menghafal Al-Qur’an. Godaan-godaan yang setan lakukan membuat kita lupa mengingat Allah. Dalam surat Al-Mujadilah ayat 19 Allah Ta’ala Berfirman اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ ۚ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi. (QS. Al-Mujadilah :19) Oleh karena itu jauhilah maksiat agar Allah memudahkan kamu dalam menghafal Al-Qur’an. Semoga tips-tips diatas bisa bermanfaat dan mampu membuat kita menjadi penghafal Al-Qur’an. Aamiin.

Tips Menghafal Al-Qur’an Read More »

adab Bertamu Dalam Islam

Islam mengatur banyak hal, termasuk hubungan antar manusia. Salah satu bentuk hubungan antar manusia yakni berkunjung kerumah orang lain atau biasa disebut bertamu. Bertamu dalam Islam adalah sesuatu yang baik, bahkan memuliakan tamu yang berkunjung merupakan indicator keimanan setiap muslim. Sesuai sabda rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلأخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ “Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari) Meskipun bertamu dianjurkan dalam islam, tentu jangan lupakan adab saat bertamu. Jangan sampai yang niatnya menyambung dan mempererat tali silaturahim karena tidak memperhatikan adab malah membuat ukhuwah kita menjadi renggang karena ketersinggungan tersebut. Berikut adab bertamu dalam islam : 1.       Waktu bertamu Dalam bertamu mestinya memperhatikan waktu kapan untuk bertamu. Rasulullah memiliki kebiasaan untuk bertamu saat pagi dan sore hari. Sesuai dengan hadist Rasulullah yang Dikatakan oleh sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, “Rasulullah tidak pernah mengetuk pintu pada keluarganya pada waktu malam. Beliau biasanya datang kepada mereka pada waktu pagi atau sore.” (HR. Al-Bukhari no. 1706 dan Muslim no. 1928) 2.       Meminta izin bertamu Dalam surat An-Nur ayat 27 Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (27) “Hai orang-orang beriman, jangalah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.” (QS. An-Nur [24] :27) 3.       Jangan mengetuk pintu berlebihan Terkadang saking semangatnya kita bertamu, saat mengetuk pintu kita ketuk pintu dengan keras dan cenderung mengagetkan tuan rumah. Dalam Islam hal tersebut tidak diperbolehkan. Islam menganjurkan saat bertamu hendaknyalah dengan lembut mengetuk pintunya. Sesuai hadist Rasulullah sebagai berikut : “Kami di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetuk pintu dengan kuku-kuku.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod bab Mengetuk Pintu) 4.       Jawab dengan nama jelas ketika ditanya tuan rumah “siapa” Saat bertamu, tuan rumah terkadang belum tau siapa yang dating bertamu. Maka sebaiknya ketika tuan rmah bertanya siapa yang bertamu. Hendaknya dijawab dengan jelas. Sebagaimana Sebagaimana terdapat dalam riwayat dari Jabir radhiallahu’anhu, dia berkata : أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي دَيْنٍ كَانَ عَلَى أَبِي فَدَقَقْتُ الْبَابَ فَقَالَ مَنْ ذَا فَقُلْتُ أَنَا فَقَالَ أَنَا أَنَا كَأَنَّهُ كَرِهَهَا “Aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka aku mengetuk pintu, lalu beliau bertanya, ‘Siapa?’ Maka Aku menjawab, ‘Saya.’ Lalu beliau bertanya, ‘Saya, saya?’ Sepertinya beliau tidak suka.” (HR. Bukhari dan Muslim) 5.       Segera kembali jika urusan sudah selesai Saat bertamu perhatikan juga berapa lamanya disana,  ketika sudah selesai dengan urusannya maka segeralah kembali. Sebagaimana Allah ta’ala dalam firman-Nya: يَاأََيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لاَ تَدْخُـلُوْا بُيُـوْتَ النَّبِي ِّإِلاَّ أَنْ يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَى طَـعَامٍ غَيْرَ نَاظِـرِيْنَ إِنهُ وَلِكنْ إِذَا دُعِيْتُمْ فَادْخُلُوْا فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانْتَشِـرُوْا وَلاَ مُسْتَئْنِسِيْنَ لِحَدِيْثٍ إَنَّ ذلِكُمْ كَانَ يُؤْذِى النَّبِيَّ فَيَسْتَحِي مِنْكُمْ وَاللهُ لاَ يَسْتَحِي مِنَ اْلحَقِّ “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak makanannya! Namun, jika kamu diundang, masuklah! Dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa memperpanjang percakapan! Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi. Lalu, Nabi malu kepadamu untuk menyuruh kamu keluar. Dan Allah tidak malu menerangkan yang benar.” (Qs. Al Azab: 53) 6.       Mendoakan tuan rumah Jangan lupa mendoakan kebaikan bagi tuan rumah saat kita berkunjung kesana. Di antara doa yang diajarkan Rasulullah adalah اَللّهُـمَّ اغْـفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَبَارِكْ لَهُمْ فِيْمَا رَزَقْتَهُمْ “Ya Allah ampuni dosa mereka dan kasihanilah mereka serta berkahilah rezeki mereka.”

adab Bertamu Dalam Islam Read More »

Pentingnya Muhasabah Diri

Apa yang sudah kita lakukan hari ini? Sudahkah kita berbuat baik? Seberapa sering kita melakukan dosa pada hari ini? Atau malah kita lebih sering memikirkan dunia daripada akhiratnya?. Pernahkah temen-temen dalam setiap harinya terlintas pertanyaan tersebut, kalau belum beristghfarlah. Jangan-jangan kita sudah lupa hakikat hidup didunia ini. Seringkali kita mudah menilai seseorang namun begitu sulit ketika kita menilai diri kita sendiri. Efeknya dalam menjalankan segala aktifitas kitapun jadi lupabahwa setiap yang kita lakukan selalu dihisab oleh Allah. Disinilah perlu namanya setiap muslim untuk saling bermuhasabah diri. Ada beberapa hal yang membuat muhasabah diri itu penting. Antara lain 1.     Muhasabah Merupakan Perintah dari Allah SWT. Dalam Surat Al-Hasyr ayat 18 Allah Berfirman يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ  “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q>S Al-Hasyr:18). 2.      Muhasabah Diri merupakan barometer keimanan Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah mengatakan, “Mukmin itu yang rajin menghisab dirinya dan ia mengetahui bahwa ia akan berada di hadapan Allah kelak. Sedangkan orang munafik adalah orang yang lalai terhadap dirinya sendiri (enggan mengoreksi diri, pen.). Semoga Allah merahmati seorang hamba yang terus mengoreksi dirinya sebelum datang malaikat maut menjemputnya.” (Tarikh Baghdad, 4:148. Lihat A’mal Al-Qulub, hlm. 372). 3.     Muhasabah Diri adalah karakter orang yang bertakwa Dalam Surat Al-Hasyr ayat 18-19 Allah Berfirman يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (18) وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (19) “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hasyr: 18-19) 4.     Buah manis daripada Muhasabah adalah taubat  Ketika kita melakukan muhasabah diri, kita akan mengevaluasi dosa-dosa yang sudah kita lakukan. Harapannya kita menyesal dan akhirnya bertabat dari dosa-dosa yang sudah kita lakukan. Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda : النَّدَامَةُ تَوْبَةٌ “Menyesal adalah taubat.” (HR.Ibnu Majah no. 4252, Ahmad no.3568, 4012, 4414 dan 4016. Hadist ini dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahiih al-Jaami’ ash-Shaghir no.6678).

Pentingnya Muhasabah Diri Read More »