Rahasia di Balik Murojaah Hafalan Al-Qur’an

Bina Insan Sahabat Al Qur’an  – Apa yang Anda ketahui tentang murojaah hafalan Al-Qur’an?

Ternyata murojaah atau mengulang-ulang hafalan al-Qur’an secara rutin lebih penting daripada menghafal.
Dan ternyata murojaah secara rutin itu adalah aktifitas menghafal itu sendiri.

Sungguh, al-Qur’an itu lebih cepat hilang dari ingatan seseorang daripada seekor onta yang diikat.

Jangan sampai seseorang mengatakan ‘Aku ini sudah hafal al-Qur’an beberapa juz kok dan alhamdulillah aku sudah tidak butuh murojaah lagi.’

Ingat sabda Rasulullah, hafizh Qur’an pertama di dunia ini:

1. Apabila seorang penghafal / pembaca al-Qur’an itu menegakkan hafalannya di malam dan siang hari, berarti ia telah mengingatnya. Dan sebaliknya, jika ia tidak membacanya maka ia telah melupakannya.

2. Sesungguhnya perumpamaan pembaca al-Qur’an itu seperti pemilik onta yang terikat. Jika ia jaga onta itu berarti ia telah mengikatnya. Dan apabila ia melepaskan tali ikatan itu berarti ia telah merelakan ontanya lari.

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya semua orang yang sudah hafal al-Qur’an sangat yakin bahwa apabila ia tidak memurojaah hafalannya yang sudah dihafal secara rutin, maka pasti hafalannya itu akan hilang.

Sungguh, jika Anda tengah menekuni hafalan dan interaksi dengan Al-Qur’an ini, berarti Anda tengah bersama Al-Qur’an dalam sebuah rihlah (wisata) panjang dari sejak dalam buaian sampai menuju kuburan. Benar, ia adalah sebuah wisata panjang sampai berakhir di ujung penantian hidup ini.

Jangan lupa, sertakan al-Qur’an al-Karim ini dalam perjalanan rihlah Anda. Dan murojaah adalah kendali teraman dalam menempuh perjalanan rihlah.

Perlu kita ketahui bahwa studi penelitian modern memperlihatkan penemuan baru peran besar tentang otak dan proses murojaah.

Berikut kiat-kiat murojaah yang efektif itu:

1. 5 tahapan murojaah:

Banyak di antara kita yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengingat dan mengulang. Diketemukan bahwa setelah sejam sampai dua jam berikutnya, sebagian besar apa yang telah diingatnya itu lupa tak berbekas.

 Mari kita analisa sejenak:

Setelah kita mendengar atau menyaksikan sesuatu, atau menghafal sebuah pelajaran sekolah / kuliah, semuanya itu langsung terlupa dalam kadar 80% dari tema pelajaran selama kurang lebih 1X24 jam.

Sekali lagi, kita telah kehilangan 80% dari apa yang telah kita dengar, kita saksikan atau kita hafal antara 1 jam sampai seharian.

Sebagai contoh misalnya; Setelah hafal satu halaman dari al-Qur’an pada sebuah kelompok menghafal, tidak sampai seharian, kita kesulitan mengulanginya lagi 80% dari hafalan tersebut.

Ketika saya (seorang hafizh Qur’an) mulai menghafal dahulu -kurang lebih 20 tahun yang lalu- saya bisa hafal dengan cara klasik. Katakanlah dulu itu, saya bisa menghafal satu halaman dalam waktu 30 menit saja. Waktu itu saya menghafalkannya di waktu pagi-pagi buta. Tapi ketika siang mulai menyingsing dan saya mencoba untuk melakukan murojaah dalam shalat-shalat sirriyyah, ternyata semua yang kuhafal itu sudah menguap semuanya alias hilang tak membekas.

Aku sendiri tidak tahu apa penyebabnya kecuali setelah saya mempelajari pelajaran tentang otak dan prinsip-prinsip dasar murojaah dan mengingat. Dan ternyata sebabnya sangat sederhana sekali. Apa itu? Yakni; akal manusia akan bekerja aktif sesuai dengan prinsip prioritas. Contohnya: Ketika menghafal, akal akan mengarah semuanya (fokus) pada aktifitas hafalan itu. Dan ketika hafalan itu ditinggal lalu beralih kepada aktifitas lain, maka akal seseorang akan melihat bahwa prioritas utama sekarang bukanlah hafalan lagi. Tapi aktifitas lain yang sedang digeluti itu. Dan aktifitas itu sedang melakukan penyiapan file lain agar bisa beradaptasi dengan kondisi baru. Sementara file hafalan perlahan-lahan ditutup dulu. Kaedah ini harus kita perhatian dengan baik..!

Coba saja anda buktikan, ketika anda sudah sukses dan berhasil memanfaatkan waktu 45 menit saja dengan menghafal satu halaman al-Qur’an atau 5 menit menghafal suatu ayat, maka sejam kemudian anda akan lupa 80% dari apa yang telah anda hafal tadi.
Oleh karena itu saya sarankan, di awal-awal anda jangan dulu menghabiskan waktu yang panjang dalam menghafal satu halaman dari al-Qur’an. Hafalan akan lengket dengan banyak dimurojaah sesering mungkin.

Baik..Sekarang kita kembali pada bagan di atas tentang urgensi muroja’ah.

Ketika kita sudah hafal satu halaman al-Qur’an saja misalnya – atau hafal suatu informasi atau pelajaran sekolah / kuliah- untuk pertama kalinya, maka setidaknya di sana ada 5 cara murojaah yang harus diperhatikan sehingga hafalan menjadi lengket, pindah ke otak kanan dalam jangka waktu yang lama dan  siap untuk dibaca:

1. Lakukan murojaah (pengulangan) pertama sejam setelah hafalan pertama
2. Lakukan murojaah kedua, sehari setelah hafalan kemarin
3. Lakukan murojaah ketiga, tiga pekan setelah hafalan yang pertama
4. Lakukan murojaah keempat, sebulan setelah hafalan pertama dan
5. Lakukan murojaah kelima, 3 bulan setelah hafalan pertama

Nah, setelah 5 kali melakukan lima tahap murojaah di atas, Insya Allah informasi atau hafalan apapun yang lakukan akan berpindah sedikit demi sedikit ke otak kanan untuk jangka waktu yang panjang dan siap untuk dibacakan kembali kapan saja.

Cara ini bersifat umum cocok untuk semua yang anda ingin hafalkan. Makanya ada sebuah doa bagus untuk menghadirkan kembali suatu hafalan kapan saja kita butuh:

اللهم إنى استودعت كما قرآته فاردده لى عند حاجاتى

“Ya Allah, aku titipkan kepada-Mu apa yang telah aku baca. Dan kembalikanlah ia di waktu aku butuh.”

Saya sarankan agar para siswa atau siswi dan mahasiswa atau mahasiswi mengikuti cara-cara ini dalam pelajaran sekolah dan kuliah mereka di mana di situ mereka menghabiskan waktu-waktunya dengan jarak yang berjauhan antara aktifitas murojaah untuk memperkuat informasi / hafalan.

Semoga bermanfaat..Wallahu A’lam 

5 thoughts on “Rahasia di Balik Murojaah Hafalan Al-Qur’an

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel

Menggerakkan Kolaborasi Kemanusiaan: Sinergi untuk Mewujudkan Perubahan

Dalam dunia yang penuh dengan tantangan sosial, lingkungan, dan ekonomi, kerja sama kemanusiaan menjadi kebutuhan yang sangat penting. Transformasi positif di masyarakat hanya dapat tercapai jika berbagai pihak berkolaborasi, menyatukan keahlian, sumber daya, dan dedikasi mereka. Kolaborasi kemanusiaan melibatkan pemerintah, organisasi swadaya masyarakat (LSM), komunitas lokal, akademisi, dan sektor swasta, yang semuanya berbagi tanggung jawab […]

Read More
Artikel

Kolaborasi untuk Kemanusiaan: Menyatukan Hati dan Tangan Demi Kepedulian Sesama

Dalam dunia yang semakin kompleks ini, tantangan sosial dan kemanusiaan memerlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Mulai dari kemiskinan, bencana alam, hingga akses yang terbatas terhadap pendidikan dan layanan kesehatan, setiap masalah kemanusiaan menuntut solusi yang tidak bisa diatasi oleh satu pihak saja. Di sinilah pentingnya kolaborasi kemanusiaan, yang mengajak kita semua untuk bekerja sama, […]

Read More
Artikel

Hunian Sementara yang Berkelanjutan: Mewujudkan Kemanusiaan dalam Pembangunan

Hunian sementara adalah bagian penting dari respons kemanusiaan dalam situasi darurat, baik akibat bencana alam maupun konflik. Namun, seiring meningkatnya kebutuhan, muncul pula tantangan besar dalam menjaga keberlanjutannya. Konsep hunian sementara yang berkelanjutan bertujuan untuk mengatasi masalah jangka pendek sekaligus memberikan manfaat jangka panjang. Dengan integrasi elemen keberlanjutan, hunian sementara bisa menjadi bagian dari pembangunan […]

Read More