Sikap kita terhadap syaitan dan tipu dayanya. Syaitan adalah salah satu makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT, yang pada dasarnya diciptakan untuk mengabdi kepada Allah SWT, sebagaimana juga manusia yang diciptakan untuk beribadah kepada-Nya. Sebagaimana firman-Nya: “Tidaklah Aku jadikan jin dan manusia kecuali supaya mengabdi kepadaku” (QS 51:56).
Berbeda dengan manusia, syaitan atau iblis, keduanya berasal dari golongan jin disebutkan dalam firman Allah: Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “seujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis, dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu?. Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim (QS 18:50).
Dalam Al-qur’an, dikemukakan mengenai sikap-sikap manusia terhadap syaitan. Untuk itu, sudah seharusnya kita menjadikan sifat yang tepat dengan syaitan agar tercipta keselarasan dalam kehidupan, dan dalam kaitannya beribadah kepada Allah Ta’ala.
Adapun sikap-sikap yang ditunjukkan manusia terhadap syaitan, antara lain :
1. Menjadikan Syaitan Sebagai Kawan
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia diciptakan untuk hidup dalam lingkuungan social yang saling berinteraksi, membutuhkan satu sama lain dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Dalam konteks ini, manusia tidak bisa hidup sendiri, ia membutuhkan sosok teman yang bisa menghibur, menyemangati, menyayangi, dan bahkan memberikan nasihat serta megajak dalam kebaikan. Untuk itu, dalam prosesnya kita dituntut hendaknya berkawanlah dengan orang-orang yang benar dan mau berbuat kebaikan dan ibadah, agar kita senantiasa mendapatkan perlindungan di setiap langkah dan aktivitas. Allah berfirman yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (QS 9:119).
Karena itu, sangat disayangkan jika kita sebagai manusia salah memilih kawan, dengan memilih syaitan maupun manusia yang berwatak syaitan sebagai teman kita dalam melangkah. Mudharatlah yang terjadi, dan jika kita tidak bisa membentengi maka keburukanlah yang terus membayangi. Allah Swt berfirman : Diantara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap syaitan yang sangat jahat, yang telah ditetapkan terhadap syaitan itu, bahwa barangsiapa yang berkawan dengan dia, tentu dia akan menyesatkannya dan membawanya ke azab neraka (QS 22:4)
2. Menjadikan Syaitan Sebagai Saudara
Dalam kehidupan di dunia ini, ada sikap manusia-manusia yang menjadikan syaitan sebagai saudara. Dengan meniru segala bentuk sifat-sfat yang dimiliki oleh syaitan, yang satu di antaranya adalah sifat menghambur-hamburkan harta yang dimiliki sebagai bentuk pemborosan. Dalam islam, orang yang senang menghambur-hamburkan hartanya untuk kegiatan pemborosan dan tidak mendatangkan manfaat, maka ia dinamakan mubadzir, yang dalam hal ini Allah Ta’ala sangat membenci sifat-sfat manusia yang seperti itu. Padahal, masih banyak di luar sana, orang-orang yang membutuhkan hartamu untuk disedekahkan, dizakatkan sebagai bentuk taat dan taqwa serta rasa syukur kita kepada Sang Pemberi Rezeki, Allah Ta’ala. Allah Swt berfirman: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya (QS 17:26-27).
3. Menjadikan Syaitan Sebagai Pemimpin dan Pelindung
Dalam kehidupan di dunia ini, manusia membutuhkan pemimpin dalam mengarahkan. Untuk itu, ketelitian dan pemahaman yang baik dalam memilih dan menjadikan seseorang sebagai pemimpin harus dimiliki seluruh manusia. Jangan sampai kita sebagai manusia, memilih syaitan atau bahkan manusia lain yang berwatak syaitan sebagai pemimpin kita. Tentulah keburukan dan hal negative akan berdampak nantinya. Allah Swt berfirman: Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orangn yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya menjadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah (QS 16:100).
Berbicara mengenai itu, Syaitan memang memiliki kemampuan untuk memperdaya manusia, namun yang bisa diperdaya oleh syaitan hanyalah orang-orang yang lemah imannya, yang menjadikannya sebagai pemimpin.
Dalam firman Allah Swt yang artinya: Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman) . Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya (QS 2:257).
Untuk itu, sudah jelas dipahami bahwa kita sebagi manusia yang beriman, mintalah perlindungan hanya kepada-Nya, Allah Ta’ala. Jangan kita minta kepada yang lain, yang menjadikan kita musyrik dan bahkan kafir nantinya.
4. Menjadikan Syaitan Sebagai Musuh
Dalam kehidupan bermasyarakat yang beribadah, maka inilah sikap yang paling baik yang harus ditunjukkan diri terhadap syaitan, yaitu menjadikannya sebagai musuh nang nyata bagi kita. Kita harus memerangi dan mewaspadai tipu-daya yang selalu coba dilakukan oleh syaitan guna menjerumuskan manusia kedalam kemaksiatan, dan lubang kemungkaran. Allah Swt berfirman: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu (QS 2:208)
Perintah untuk memusuhi syaitan tidak hany ditujukkan kepada umat islam, melainkan kepada seluruh umat manusia di dunia, dengan bertindak sesuai aturan dan tidak menghalalkan segala cara dalam memenuhi kebutuhan dan mencapai kemakmuran. Allah Swt berfirman: Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu (QS 2:168).
Selain itu, dalam hidup ini manusia seluruhnya juga dituntut untuk senantiasa menjaga kedamaian dalam bermasyarakat. Allah Swt berfirman: Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan diantara mereka. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagi manusia (QS 17:53).
Dari seluruh sikap-sikap yang dipaparkan di atas, marilah kita kembali mengintropeksi diri sudah seperti apa diri kita dalam bersikap terhadap syaitan. Sikap yang paling baik, akan memberikan perjalanan yang paling baik dalam hidup ini. Kita haruslah menjadikan syaitan sebagai musuh yang nyata bagi kita, dengan mewaspadai 24 jam setiap hari atas gangguan dan tipu daya yang coba dilancarka syaitan guna merusak moral dan pikiran manusia dalam taqwanya kepada Allah Ta’ala.