Merayakan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 74 pada besok tanggal 17 Agustus 2019, Semarak kemerdekaan terasa dari sabang sampai merauke. Bahkan semarak menyambut kemerdekaan ini sudah mulai terasa sejak agustus datang menyapa. Umbul-umbul Bendera Merah Putih, baliho, spanduk dan berbagai macam ucapan selamat Hari Ulang Tahun Indonesia ke 74 ada dimana-mana. Semarak ini menunjukan betapa bahagia rakyat Indonesia dalam menyambut hari kemerdekaan. Berbagai macam acara pun diadakan guna merayakan kemerdekaan ini.
Namun, dibalik semaraknya tersebut. Benarkah bangsa ini sudah merdeka seutuhnya? Apa sih esensi dari kemerdekaan itu sendiri? Lalu sebagai bagian dari rakyat Indonesia, apa yang sudah kita lakukan/kontribusi apa yang sudah kita berikan untuk Indonesia itu sendiri? Atau malah kita hanya menuntuk hak kita tanpa memberikan kewajiban kita terhadap bangsa ini?
Pada kesempatan kali ini, kami akan sedikit membahas makna kemerdekaan dalam Islam itu seperti apa. Tak dapat kita pungkiri bahwa umat Islam memiliki peran yang vital dalam perjuangannya untuk merebut kemerdekaan Republik Indonesia ini. Bahkan perjuangannya dikomandoi langsung oleh para Ulama pada zamannya. Dengan semangat jihad yang dikobarkan oleh para pejuang Islam bahkan jauh sebelum bangsa Indonesia merdeka. Perjuangan rakyat aceh dengan hikayat perang sabilnya, dijawa dari zaman Sultan Ageng Tirtayasa sampai pangeran Diponegoro yang hendak merdeka melawan penjajah, di makassar dengan sultan Hasanudin yang menjadi komando tertingginya dan semua wilayah-wilayah yang mayoritas Islam di seluruh penjuru Indonesia.
Selanjutnya sumbu perjuangan memerdekakan negeri ini berlanjut dimulainya Serikat Islam, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Persis dan berbagai macam ormas Islam serta Pesantren-pesantren dengan menggerakan para santrinya untuk berjuang dalam kemerdekaan Indonesia. Selain itu ruh perjuangan Jihad membela negara dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia juga dilakukan oleh mayoritas umat Islam.
Makna Kemerdekaan Dalam Islam
Kondisi masyarakat Mekah secara khusus dan jazirah arab serta dunia pada umumnya, manusia dalam kejahilan yang sungguh luar biasa, perbudakan, penindasan, diskriminasi terhadap perempuan dan segala bentuk kesengsaraan merajalela dimana-mana. Lalu Allah utus Nabi Muhammad untuk membawa Risalah Islam agar umat manusia kembali kepada jalan yang benar. Mengeluarkan manusia dari kondisi kegelapan menuju cahaya Islam yang damai.
Makna kemerdekaan pertama dalam Islam yakni meluruskan kembali disorientasi hidup manusia. Disorientasi yang dilakukan oleh masyarakat kafir Quraisy dengan menyembah patung-patung berhala. Kemudian Rasulullah mengajarkan ketauhidan kepada Allah Azza wa Jalla sebagai satu-satunya Tuhan yang harus disembah oleh umat manusia,sedangkan selain itu hanya akan menurunkan harkat martabat sebagai umat manusia. Dalam surat Yusuf ayat 108 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Katakanlah : “Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (Q.S Yusuf : 108).
Gaung akan kebebasan hak-hak asasi manusia baru digaungkan mulai abad ke 17 di revolusi Prancis, padahal sejak zaman Rasulullah SAW diutus dimuka bumi ini, beliau sudah mulai mengkampanyekan pembebasan budak, kesetaraan gender, kesetaraan bangsa-bangsa, serta semua manusia itu sama saja yang membedakan hanyalah ketaqwaannya saja.
Dalam Surat Al-Hujurat Ayat 13 Allah berfirman
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S Al-Hujurat :13).
Terakhir terkait kesenjangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang semakin memburuk. Dalam Islam salah satu kemerdekaan yakni bagaimana masyarakat bisa sejahtera dalam ekonominya. Dalam Surat Al-Hasyr ayat 7 Allah berfirman
مَا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَىٰ رَسُولِهِ مِنْ أَهْلِ الْقُرَىٰ فَلِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الْأَغْنِيَاءِ مِنْكُمْ ۚ وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.” (Q.S Al-Hasyr : 7)
Begitulah Islam mengajarkan kepada umatNya tentang makna sebenarnya kemerdekaan itu. Yakni kemerdekaan yang hakiki, meliputi Penyembahan kepada Allah Yang Maha Esa, kesejahteraan secara ekonomi, tidak adanya penindasan, kedzaliman, kesengsaraan dan sebagainya. Di usia Indonesia yang sudah 74 tahun ini marilah kita mensyukuri nikmat Merdeka yang telah Allah berikan kepada kita dan mengisi kemerdekaan ini dalam bentuk kontribusi yang nyata baik bagi bangsa, negara dan agama.