Menghafal Itu Lebih Mudah daripada Menjaganya
Telah diceritakan oleh Yahya ibnu Yahya, katanya : Saya belajar (membaca) kepada Malik dari Nafi’ dari Abdullah bin Umar, Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda :
“Perumpamaan orang yang hafal Al-Qur’an ialah bagaikan unta yang diikat lehernya, apabile mengikatnya kuat dan tepat, maka terpeliharalah dan manakala tidak kuat, maka ia akan lepas dal lari.” (HR. Bukhari, Muslim dan An-Nasa’i)
Anjuran Nabi Untuk Memeliharanya
Dari Abu Musa Al-Asy’ari, dari Nabi saw. beliah bersabda :
“Bersungguh-sungguhlah kamu wahai Ahlul-Qur’an (dalam memelliharanya). Demi Dzat yang diriku da kekuasaan-Nya, sesungguhnya Al-Qur’an itu lebih liar daripada unta yang diikatnya.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad dan Al-Humaidi)
Ancaman Terhadap Orang yang Melupakannya
Diriwayatkan dari Nabi saw. dari hadis Sa’ad bin Ubadah, Sesungguhnya Nabi saw. bersabda :
“Barang siapa yang (hafal) Al-Qur’an kemudian melupakannya, maka Allah akan mempertemukannya di hari kiamat nanti dalam keadaan ajdzam (tidak memiliki hujjah).” (HR. Abu Daud, Ahmad, dan Ad-Darami)
Dari Anas bin Malik ia berkata : Rasulullah saw. bersabda :
“Ditampakkan kepadaku pahala-pahala amal umatku sampai-sampai pahala orang yang mengeluarkan kotoran dari masjid. Dan ditampakan kepadaku dosa-dosa umatku namun aku tidak melihat dosa yang lebih besar dari dosa orang yang menghafal Al-Qur’an kemudian ia tidak memeliharanya.” (HR. At-Tirmidzi)
Memperhatikan dari hadits-hadits diatas maka orang yang menghafal Al-Qur’an perlu menciptakan mekanisme untuk memelihara hafalannya sepanjang hayatnya, karena predikat Hamilul Qur’an itu akan disandangnya sampai akhir hayatnya. Hal ini akan bisa dilakukannya dengan menjadikannya sebagai rutinitas sehari-hari. Dengan cara seperti ini maka usaha untuk memeliharanya tidak lagi akan dirasakannya sebagai suatu beban tetapi sebaliknya, akan menjadi suatu kebutuhan
Wallaahua’lam