Motivasi Al Quran: Hafal Al-Quran Berkah Doa Orangtua

Motivasi Al Quran: Hafal Al-Quran Berkah Doa Orangtua
Bina Insan Sahabat Al Qur’an – Begini kisahnya; di keluarga kami ada 11 bersaudara, 2 laki-laki, sisannya perempuan. Waktu kumpul-kumpul bersama keluarga, Ummi bilang, pingin banget ada salah satu dari anaknya  hafal Al-Qur’an. Waktu itu saya masih kelas 3 MTS.

Tahun 1999, Allah uji saya dengan penyakit tipus 3 bulan lamanya. Waktu itu saya mondok di Pesantren Darus-Salam, Ciamis Jawa-Barat, tingkat MAK (Madrasah Aliyah Keagamaan). Awalnya sempat frustasi, sampai-sampai ada saudara yang membawakan obat cacing tanah untuk diminum. Sempat dirawat satu minggu di RSU  Ciamis, namun akhirnya saya dan keluarga memutuskan pulang  untuk dirawat di rumah, agar tidak merepotkan pihak pesantren.

Di sinilah, awal skenario Allah dimulai. Ketika hanya bisa berbaring dan istirahat, Allah ingatkan saya untuk banyak membaca Al-Qur’an dan mentadabburinya, merenungi alam ini, memikirkan siapa penciptanya. Siapa yang menciptakan matahari, bulan, bintang….

Kaki dan tangan saya begitu ringan membuka mushaf Al-Quran, membaca berikut terjemahannya. Di sela-sela itu saya juga sempat menulis biografi para ulama.

Waktu, hari dan jam terus berlalu. Setelah satu bulan setengah perasaan itu semakin kuat mendorong untuk menghfal al-Qur’an. Mulai dari juz 1, juz 2 dan 3. Allah gerakkan hati dan pikiran saya untuk ke masjid. Serasa hari-hari hanya untuk Al-Qur’an. Tiada waktu yang kosong terbuang kecuali selalu bersama Al-Qur’an.

Sholat sunah juga menjadi rutinitas, baik dhuha, qiyaamullail, qobliyah-ba’diyah. Begitu ringan hati dan pikiran untuk melakukan sholat sambil muroja’ah Al-Qur’an. Sambil sholat dan ngaji, kadang hati ini sering diingatkan untuk tadabbur/merenungi ayat-ayat yang dibaca. Hati begitu dekat dan semakin dekat, jiwa begitu rindu dan semakin rindu. Aduhai, jika Engkau izinkan masa-masa itu kembali lagi…

Teringat akan pesan dalam Al-Qur’an, “Sungguh, orang yang selalu baca Al-Qur’an, menegakkan sholat, dan bersedeqah. Dia sedang berbisnis dengan Allah yang tidak akan pernah merugi. Malah Allah sempurnakan rizkinya dan tambahkan karunianya. Sungguh Allah Maha Pengampun lagi Maha bersyukur”. (QS. Faathir 29-30).

Sembuh dari penyakit tipus, saya balik ke pondok sudah hafal 3 juz. Semangat saya bertambah dan semakin menggebu-gebu untuk menghafal  juz yang tersisa. Akhirnya, ketika wisuda paripurna, saya dapat menyelesaikan 10 juz. Alhamdulillaah.

Demikian pula ketika masuk bangku perkuliahan,  semakin terdorong menuju Al-Qur’an.  Saya bersyukur, tahun 2000-2002, media-media elektronik, telpon dan HP tidak seperti sekarang yang serba canggih dan serba ada. Allah menjaga saya dari kesibukan dunia mahasiswa yang mayoritas diwarnai pemikiran liberal, pluralis, dan lain-lain, tapi malah disibukkan dengan Al-Qur’an.

Tiap hari saya bawa mushaf kantong. Sebelum kuliah biasannya sering saya dengarkan tilawah Al-Qur’an dengan walkman yang besar. Kadang sambil jalan, di motor, dan angkutan umum. Dulu, saya masih mengalami kuliah di gedung-gedung lama, dosen biasanya jarang masuk. Saat itulah saya manfaatkan bersama Al-Qur’an. Di sudut-sudut  ruang kuliah, di taman-taman kampus, dan pastinya di dalam Masjid Fathullah UIN Jakarta. Allah ingatkan saya tentang suatu ayat, “Sesiapa orang yg bersungguh-sungguh di jalan kami, akan kami tunjukkan jalan-jalan kemudahan baginya.”

Akhir tahun 2002, alhamdulillah saya sudah khatam 30 Juz. Saya setorkan hafalan tersebut kepada Ust. Ali Nurdin, Syeikh Kamal, Syeikh Ibrahim, Ust. H. Muhammad Ali, Ust. H. Musthofa, dan Ust. Khoiruddin. Benar-benar pengalaman yang begitu berkesan dan tak terlupakan, pengalaman yang begitu bersejarah, apalagi ketika menghatamkan 30 juz di hadapan Syeikh Kamal, serasa hidup begitu damai, tenang, tiada kekhawatiran apalagi masalah.

Selepas kuliah, semua hajat-hajat hidup serasa begitu mudah. Pekerjaan, istri, rumah, kendaraan, gaji, anak-anak, sampai urusan dapur dan keseharian,  semuannya ada di depan mata, seolah-olah seperti diantarkan tanpa dicari. Sampai ketika usia saat ini pun, saat saya sering keliling keluar kota, Palembang, Palangkaraya, Medan, Pekanbaru dan lain-lain. Semua demi dakwah bil Qur’an.

Akhirnya, saya  teringat, apakah ini sebab-musabbab do’a dari orang tua? Ya benar. Ini karena do’a beliau. Semua ini karena do’a beliau.

Hati, perasaan, dan tangisan ini tidak bisa terbendung, saat bulan February tahun 2013 lalu, Allah panggil Ummi, setelah berjuang dengn penyakit paru-parunya selama 2 tahun. Inna lillahi wa inna ilaihi roji’uun.
Saya sendiri tidak sempat bertemu ketika itu, karena sedang berdakwah di Pekanbaru. Allah begitu sayang dan cinta kepada Ummi, sampai saat wafatnya, terpancar cahaya dan rautan wajah yang tersenyum. Do’a dan amal-amal terbaik selalu saya munajatkan pahalanya buat beliau.

Semoga kisah inspiratif ini bisa menjadi pelajaran buat saya dan keluarga. Begitu pun siapa saja yang terketuk hati dan pikirannya untuk berjuang bersama menjadi Ahli Al-Qur’an. Mohon maaf lahir dan batin. sumber

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel

Kiat Mudah Menghafal Al-Qur’an

Menghafal Al-Qur’an merupakan salah satu ibadah yang kelak akan menolong seorang muslim saat dihari akhir nanti. Selain itu, menghafal Al-Qur’an juga merupakan salah satu ciri orang yang berilmu. Dalam surat Al-Ankabut ayat 49 Allah berfirman: بَلْ هُوَ آَيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ بِآَيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ “Bahkan, Al Quran itu adalah ayat-ayat […]

Read More
Artikel

Syarat Diterimanya Syahadat

Syahadatain memiliki makna beritikad dan berikrar bahwasanya tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengakui secara lahir batin bahwa Nabi Muhammad adalah hamba Allah dan RasulNya yang diutus kepada manusia sevara keseluruhan, sehingga sebagai seorang muuslim memiliki konsekuensi untk mengamalkan, mentaati perintahNya serta menjauhi laranganNya dan tidak mempersekutukan Allah. Dalam Surat […]

Read More
Artikel

Menundukan Pandangan

Mata merupakan jendela dunia. Mata sendiri merupakan anugerah yang Allah berikan kepada setiap manusia. Dengan mata kita bisa menikmati indahnya alam semesta ciptaan Allah. Selain itu ia menjadi pintu apakah untuk melihat hal positif ataupun negatif. Apabila digunakan hal baik akan mendapatkan Ridho dari Allah sedangkan bila negative maka adzab Allah sungguh pedih. Dalam Al-Quran […]

Read More