Muharram merupakan bulan yang mulia, salah satu bulan yang istimewa dalam Islam. Awal mula penanggalan kalender Hijriyah atau kalender Islam dimulai pada tanggal 1 muharram, hal itu ditandai sebagai tanggal Rasulullah berhijrah ke yastrib (Madinah). Penjelasan keuatamaan bulan Muharram bisa dilihay pada salah satu Hadis riwayat Imam Muslim dan Imam Bukhari. Dalam Hadis itu, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan di antaranya terdapat empat bulan yang dihormati: 3 bulan berturut-turut; DzulQo’dah, Zulhijah, Muharam dan Rajab Mudhar, yang terdapat di antara bulan Jumada Akhirah dan Syaban.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Diantara keistimewaan bulan Muharram terdapat salah satu amalan utama yang bisa dikerjakan di bulan Muharram. Yakni Puasa Sunnah Asyura. Ada berbagai keutamaan dari Puasa Asyura ini. Antara lain :
1. Sebaik-baiknya Puasa Setelah Puasa Ramadhan
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163).
Banyak jenis amalan puasa Sunnah dalam Islam, dan diantara sekian puasa Sunnah, puasa asyura merupakan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan. Maka tidak ada alasan buat kita untuk melaksanakan puasa asyura.
2. Puasa Asyura menghapus dosa satu tahun yang lalu
Salah satu keuatamaan dalam melaksanakan puasa asyura yakni dapat menghapus dosa satu tahun yang lalu, selain dosa syirik dan dosa besar lainnya. Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah, Dari Abu Qotadah Al Anshoriy, berkata,
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).
Melihat keutamaan dari puasa Asyura ini, Bahkan Rasulllah sangat bersemangat dalam melaksanakan puasa Asyura ini. Dari Ibnu Abbas berkata:
مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلاَّ هَذَا الْيَوْمَ: يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ
Aku tidak pernah melihat Nabi benar-benar perhatian dan menyengaja untuk puasa yang ada keutamaannya daripada puasa pada hari ini, hari ‘Asyura dan puasa bulan Ramadhon. (HR. Bukhari & Muslim).
3. Niat Puasa Asyura
Setiap melakukan suatu amalan semua berdasarkan niat, adapun niat kita dalam melaksanakan puasa yakni sebagai berikut :
َوَيْتُ صَوْمَ عَشُرَ سُنَّةَ ِللهِ تَعَالَى
Artinya: Saya niat puasa hari Asyura, sunnah karena Allah ta’ala.